Ceramah Tentang Saatnya Menanggalkan Sifat Khianat

Setiap manusia di muka bumi ini dipastikan memiliki amanah baik amanah dari sang Pencipta ataupun amanah yang diberikan oleh manusia. Tapi seberapa banyak manusia mampu menunaikan amanah yang dimilikinya? Seberapa banyak waktu yang diperlukan untuk menunaikan semua amanah itu? Adakah waktu hidup kita cukup? Selengkapnya ceramah tentang saatnya menanggalkan sifat khianat berikut ini, Semoga bermanfaat.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yang saya hormati teman-teman dan hadirin semua. Marilah kita bersama – sama panjatkan puja, puji, dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam karena atas berkah, rahmat dan hidayahnya kita semua dapat berkumpul di tepat yang Insya Allah mulia ini Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan ke pada junjungan kita – manusia terbaik sepanjang zaman yakni besar Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Semoga kita semua kelak mendapatkan syafaatnya. Aamiin.

Hadirin Rahimakumullah

Allah Swt. Berfirman, sesungguhnya kami telah memberikan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung; semuanya enggan memikulnya, karena merasa khawatir kalau mengkhianatinya. Dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu zalim dan bodoh. (QS. Al-Ahzab : 72).

Inilah salah satu firman Allah yang menjelaskan betapa manusia memikul amanah yang tidak ringan hingga langit, bumi dan gunung enggan untuk menerimanya. Yah, amanah apakah itu?
Ia adalah agar manusia bisa menjadi khalifah di muka bumi ini dengan sebenar-benarnya mengabdi kepada-Nya. Manusia diberi amanah mengenai agama, jiwa, raga, anak, istri, harta, usia, kesehatan, jabatan, kedudukan, ilmu dan segala hal yang membersamainya. Semua itu adalah amanah, lalu adakah manusia menjaga amanahnya dengan baik atau malah bersikap khianat?
Allah Swt. Telah mempercayakan tugas kekhalifahan kepada manusia, semua yang dimiliki manusia menuntut manusia untuk dapat menjaga, memelihara dan memanfaatkannya sebaik mungkin.

Pada umumnya khianat terbagi menjadi dua macam yaitu khianat kepada Allah Swt. Dan khianat kepada sesama manusia. Orang-orang yang berkhianat kepada Allah adalah mereka yang tidak menunaikan amanah yang diberikan Allah Swt. Kepadanya. Barang kali amanah ini berupa tugas khilafah, ibadah dan dakwah. Amanah sebagai khalifah di muka bumi ini ditunjukan dengan tanggung jawab manusia untuk mengatur, mengolah, dan mengelola bumi beserta sumber daya yang terkandung di dalamnya demi kemaslahatan bersama.

Amanah untuk melaksanakan ibadah berkaitan dengan kewajiban manusia untuk tunduk patuh dan taat terhadap aturan yang digariskan oleh Allah Swt. Menggunakan segala daya, usaha, dan upaya untuk mencari keridhaan-Nya. Sedangkan amanah untuk melaksanakan dakwah mengisyaratkan bahwa setiap orang yang beriman memiliki kewajiban untuk menyampaikan ajaran islam kepada orang lain yang belum mengetahuinya. Singkatnya dakwah ini berkaitan dengan kewajiban untuk mengajak manusia untuk berbuat kebaikan- amar ma’ruf nahi mungkar, hingga pada akhirnya tercipta yang harmonis.

Saudariku, khianat yang kedua adalah khianat kepada sesama manusia. Maksudnya, pengingkaran atas tititpan orang lain yang dititipkan kepadanya. Titipan ini dapat berupa benda, barang berharga, pesan yang harus disampaikan, janji yang harus ditepati, kepercayaan orang lain atas jabatan dan kedudukan yang wajib dilaksanakan dsb.

Hadirin Rahimakumullah

Hidup manusia penuh dengan amanah, bahkan agaknya kita harus mempertanyakan seberapa banyak amanah yang telah kita tunaikan? Seberapa banyak amanah Allah dan mahluk-Nya yang telah kita tunaikan?
Agaknya waktu hidup yang kita miliki tidak akan cukup untuk menunaikan setiap kewajiban yang kita miliki. Bahkan setelah mengetahui hal ini, tetap saja kita tergoda untuk melakukan hal-hal yang tidak perlu dan kurang berfaedah. Lalu dengan itu adakah kita telah menjadi khianat terhadap segala amanah yang diberikan-Nya dan juga titipan manusia lainnya?

Saudaraku, dikatakan bahwa dalam tingkatan kecil, khianat termasuk dalam perbuatan dosa. Namun dalam tingkatan besar, khianat merupakan pembangkangan atas tugas yang diembannya. Pembangkangan tersebut tak jarang menghancurkan tatanan kehidupan suatu masyarakat. Sering kali rakyat yang tidak berdosa menanggung krisis ekonomi hanya karena perilaku segelintir pejabat yang tidak amanah. Ataupun kerukunan umat beragama dapat berubah menjadi ketegangan yang berujung pada pertikaian jika ada beberapa dari tokoh agama yang berkhianat terhadap kepercayaan dan ilmu yang dimilikinya. Pada akhirnya khianat akan mengantarkan seseorang pada kekufuran. Rasulullah Saw. Menegaskan dalam sabdanya,’’ Tidak ada iman bagi orang yang tidak amanah.

Hadirin Rahimakumullah

Meskipun bukan hal yang mudah menjadi sebenar-benar manusia sesuai dengan tujuan penciptaannya, tapi semoga kita dapat menjadi manusia yang amanah baik kepada Allah Swt. Maupun kepada sesama manusia.

 Barang kali demikianlah yang dapat saya sampaikan, sungguh yang menyampaikan tidak lebih baik dari yang mendengarkan. Akhir kata semoga bermanfaat dan mohon maaf terhadap setiap kesalahan dan kekurangan ketika penceramahan ini berlangsung.

Billahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh