Ceramah Tentang Menyingkap Makna Musibah

Siapa yang tak pernah mengalami musibah dalam sepanjag hidupnya? Bisa dipastikan setiap orang pernah ditimpa musibah, pernah mengalami masalah dan tidak asing dengan keadaan sulit dalam hidupnya. Namun jika demikian adakah kita tau makna dari setiap musibah atau masalah yang menimpa kita? Ataukah semua musibah itu berlalu begitu saja dan hanya menyisakan rasa sakit? Selengkapnya Ceramah tentang menyingkap makna musibah 

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

 Yang saya hormati teman-teman dan hadirin semua. Marilah kita bersama – sama panjatkan puja, puji, dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam karena atas berkah, rahmat dan hidayahnya kita semua dapat berkumpul di tepat yang Insya Allah mulia ini Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan ke pada junjungan kita – manusia terbaik sepanjang zaman yakni besar Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Semoga kita semua kelak mendapatkan syafaatnya. Aamiin.

Hadirin Rahimakumullah

 Siapa yang tidak pernah mengalami musibah dalam sepanjang hidupnya? Hmm, rasanya tidak ada satupun manusia yang tidak pernah mengalami musibah dalam kehidupannya. Lalu sebenarnya apa makna dibalik musibah yang terjadi?

Saudaraku, dikatakan bahwa apabila suatu musibah menimpa seseorang atau suatu kaum, pastilah musibah itu merupakan salah satu dari empat kemungkinan berikut:

 Yang pertama adalah sebagai ujian atas prestasi iman. Artinya, melalui ujian tersebut manusia akan mengalami peningkatan derajat atau kedudukan di sisi Allah Swt. Diriwayatkan bahwa Sa’d ibn Abi Waqash bertanya,’’ Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya? Rasulullah Saw. pun menjawab:
Orang yang paling berat ujian dan cobaannya adalah para nabi, kemudian yang serupa dengan mereka, kemudian yang setingkat dengan mereka. Seseorang diuji atas kadar agamanya. Kalau agamanya lemah, dia diuji sesuai denga itu. Dan kalau kadar agamanya kukuh, dia pun diuji sesuai dengan itu. Seseorang diuji terus menerus sehingga dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosanya.’’ (HR. Al-Bukhari)

Makna musibah yang kedua adalah sebagai sarana untuk mengukur kebenaran iman. Allah Swt. Berfirman,’’ Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan saja mengatakan:’ kami telah beriman; sedangkan mereka tidak di uji? Dan sesungguhnya, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka. Maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. Al-Ankabut: 2-3).

 Dalam hadits pun dikatakan bahwa Rasulullah Saw. Bersabda:
Allah menguji hambanya dengan menimpakan musibah sebagaimana seseorang menguji kemurnian emas. Ada yang keluar menjadi emas murni, dan itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada yang keluar menjadi emas kurang bermutu, dan itulah orang-orang yang selalu ragu. Dan ada yang kelur menjadi emas hitam, dan itulah orang-orang yang memang ditimpa musibah.’’ (HR. Al-Thabarani)

Makna musibah yang ketiga adalah sebagai penghapus dosa dan kesalahan.

 Rasulullah Saw. Bersabda,’’ Tiada seorang Mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit, atau kesusahan hingga duri yang melukai tubuhnya, kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya.’’ (HR. Al-Bukhari)

Makna musibah yang keempat adalah siksaan atas kemaksiatan dan kekufuran agar menjadi jera. Allah Swt. Berfirman,’’ Telah tampak kerusakan di darat dan di laut akibat ulah tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian akibat perbuatan mereka,
agar mereka kembali ke jalan yang benar (QS. Al-Rum: 41)

Hadirin Rahimakumullah

Dari setiap makna musibah yang telah dipaparkan, kita tahu bahwa tidak ada sedikit pun maksud buruk Allah ketika Ia memberikan ujian dengan menimpakan musibah kepada kita. Tak dapat dipungkiri bahwa sering kali kita berprasangka buruk, mengeluh atau bahkan menyalahkan Tuhan terhadap setiap kejadian yang tidak mengenakan yang terjadi dalam kehidupan kita. Padahal tidak ada tujuan buruk pun dari setiap musibah yang terjadi yang ada hanyalah agar kita menjadi lebih bertakwa dan bergantung kepada-Nya.

Saudaraku, betapa banyak hikmah dan pelajaran yang dapat diambil dari setiap peristiwa kehidupan baik yang menyenangkan ataupun yang menyedihkan. Namun, dalam hemat saya – kesulitan adalah media terbaik manusia untuk belajar. Manusia akan lebih cenderung mudah mengungat Allah dalam keadaan sulit ketimbang keadaan yang berlimpah dengan kemudahan. Bukankah begitu?

 Tak dapat dipungkiri musiabah atau persoalan hidup yang sarat dengan keadaan sulit dapat membuka mata manusia terhadap setiap hikmah dan pelajaran yang sebelumnya tidak tersingkap. Maka beruntunglah orang-orang yang dapat mengambil pelajaran atau hikmah terhadap setiap persoalan hidup dan musibah yang terjadi padanya. Karenanya, ia akan semakin dewasa dengan kebijaksanaan dari setiap masalah atau persoalan yang dilaluinya.

Barang kali demikianlah yang dapat saya sampaikan, sungguh yang menyampaikan tidak lebih baik dari yang mendengarkan. Akhir kata semoga bermanfaat dan mohon maaf terhadap setiap kesalahan dan kekurangan ketika penceramahan ini berlangsung.

Billahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Leave a Comment