Mimpi biasa disebut dengan bunga tidur, dimana kita mengalami sesuatu hal ketika kita tidur. Terdapat mimpi yang baik dan pula yang buruk. Mimpi iu terkadang terasa nyata, dan membuat menusia menaruh rasa penasaran kepadanya. Apakah mimpi ini sebuah pertanda yang akan terjadi pada kenyataan yang sebenarnya atau hanya angina lalu yang kita abaikan saja? Mari kita bahas hal ini dalam Contoh khutbah jum’at tentang mimpi.
أَمَّا بَعْدُ
أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى
Hadirin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah.
Mimpi yang biasa kita rasakan dalam tidur kita akan membuat kita bertanya-tanya apakah mimpi tersebut adalah pertanda yang akan terjadi di masa depan atau kah hanya sebuah bunga tidur yang tidak mempunyai arti. Terkadang diantara kita berusaha memahami mimpi tersebut dengan bertanya ke penafsir mimpi atau mencari tahu di buku-buku yang berisikan tentang penafsiran mimpi. Tidak semua mimpi dapat ditafsirkan makna yang terkandung didalamnya. Mimpi orang yang bertakwa merupakan perkhabaran yang akan terjadi, kerana Rasulullah tidak bermimpi melainkan mimpi baginda menjadi kenyataan. Sedangkan mimpi orang yang tidak beriman merupakan berita yang disebarkan oleh syaitan.
Dalam suatu riwayat dikisahkan, seorang wanita bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya bermimpi melihat sebahagian tubuh baginda berada di rumahku.” Baginda menjawab, “Sesungguhnya Fatimah akan melahirkan seorang anak lelaki, kemudian engkau yang akan menyusukannya.” Tidak lama kemudian Fatimah melahirkan Hussein dan disusukan oleh wanita tersebut.
Sesungguhnya mimpi itu dapat ditafsirkan, namun tidak semua orang mampu mentafsirkan
kebenarannya. Hati-hati ketika kita menafsirkan mimpi tanpa ilmu agama yang baik, maka kita akan mudah terjerumus kepada hal-hal yang bersifat syirik atau menyekutukan Allah, yang dosanya telah kita tahu bahwa neraka adalah tempat bagi orang-orang yang menyekutukan Allah. Apalagi jika mimpi itu datang dari setan yang menyesatkan kita.
Terdapat dua mimpi yang dibedakan oleh isi dari mimpi itu sendiri.yang pertama mimpi yang dirasakan oleh si pemimpi berupa sesuatu yang baik bagi dirinya, bukan berupa kesedihan, atau hal-hal yang dirasakan menyedihkan, membuat gundah dan gelisah. Mimpi baik cirinya tidak di dahului oleh khayalan atau pikiran sebelum tirdur, mimpi benar-benar datang sendirinya. dan tidak terkait dengan kejadian sebelum si pemimpi tertidur.
“Apabila sesorang dari kamu memihat suatu mimpi yang menyenangkan maka sesungguhnya mimpi itu hanyalah dari Allah swt, maka hendaknya ia memuji Allah swt (bertauhid) atas mimpinya dan hendaknya ia memberitahukannya” (HR. Bukhari)
Kedua, yaitu mimpi yang dirasakan tidak baik oleh si pemimpi, biasanya mimpi yang menyebabkan rasa sedih, takut, khawatir berlebihan, dan membuat gelisah. Adapun Mimpi buruk ini datangnya dari syaitan, sebagai musuh utama manusia, syaitan hendak memberikan gangguan dari berbagai arah, salah satunya dari mimpi.
“Dan apabila ia melihat tidak demikian dari yang tidak menyenangkannya maka sesungguhnya mimpi itu hanyalah dari syaitan, maka hendaklah ia memohon perlindungan (ta’awwudz kepada Allah swt) dari keburukannya dan janganlah menuturkannya kepada seseorang, maka mimpi itu tidak membahayakannya (madharat).” (HR : Bukhari)
الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ