Sabar, istilah satu ini begitu mudah untuk di ucapkan tapi begitu sulit untuk diamalkan? Tapi bagaimana jadinya jika manusia menghilangkan istilah yang satu ini dalam kehidupannya? Apakah manusia dapat hidup dengan baik dan benar? Agaknya kita harus belajar dengan baik bagaimana sabar itu, selengkapnya ceramah yang bertemakan sabar. Semoga bermanfaat !
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Yang saya hormati teman-teman dan hadirin semua. Marilah kita bersama – sama panjatkan puja, puji, dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam karena atas berkah, rahmat dan hidayahnya kita semua dapat berkumpul di tepat yang Insya Allah mulia ini Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan ke pada junjungan kita – manusia terbaik sepanjang zaman yakni besar Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Semoga kita semua kelak mendapatkan syafaatnya. Aamiin.
Hadirin Rahimakumullah
Pada kesempatan kali ini kita akan sedikit berbicara tentang sabar, wah apa itu sabar? Kata yang tidak asing bukan?
Dalam kehidupan sehari-hari kita tentunya sering menjumpai permasalahan hidup yang tampaknya tidak pernah berujung. Bahkan mungkin tanpa masalah kehidupan ini tidak akan pernah berlangsung.
Tentunya kita sering mengalami masalah dengan beragam bentuknya, barang kali kita pernah kehilangan uang, cekcok dengan mertua, anak-anak yang sulit diatur dan sebagainya. Pada intinya kehidupan manusia selalu berada dalam pusaran masalah, tapi jangan pernah merasa tertekan dengan fakta ini karena manusia pun memiliki Tuhan yang Maha Besar yang akan membersamai kita dalam menghalau setiap permasalahan yang menghadang.
Sabar adalah satu cara manusia meminta tolong kepada Allah, sabar berarti menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharapkan ridha Allah. sederhananya sabar digunakan ketika berhadapan dengan situasi yang sulit, dengan sabar kita tidak akan mudah marah dan menghakimi orang lain perihal situasi sulit yang membelit kita saat ini.
Sabar berkaitan dengan apa yang tidak disukai manusia misalnya kemiskinan, kesakitan, kesedihan, kelaparan dan hal tidak menyenangkan lainnya. Dengan sabar manusia dapat melalui segala hambatan dan rintangan hidup yang mungkin sedang ia hadapi.
Al-Maraghi mendefinisikan sabar sebagai ketabahan hati dalam menanggung berbagai macam kesulitan dalam hal mencegah perbuatan maksiat. Dengan sabar manusia akan lebih bersikap bijak dan arif dalam menghadapi masalah. Dengan sabar pula manusia dapat berpikir jernih untuk mencari jalan keluar dari setiap kesulitan yang ia alami. Dan pada akhirnya sabar akan mengantarkan manusia pada kebahagiaan setelah manusia terbebas dari permasalahanya.
Dalam pandangan Ibnu Qayyim Al-Jauziah sabar adalah menahan jiwa dari cemas, lisan dari mengeluh, dan organ tubuh dari menampar pipi, merobek baju dan seterusnya. Dalam hal ini kita tahu bahwa belumlah bersabar jika kita terus mengeluh terhadap setiap permasalan hidup yang datang dalam kehidupan. Tentunya bukan hal yang mudah untuk memiliki sifat sabar ini, sekolah mana yang menjamin lulusannya mampu menjadi orang penyabar? Tidak ada. Karena kehidupan inilah sekolah terbaik agar kita menjadi orang yang sabar dalam menjalani kehidupan.
Hadirin Rahimakumullah
Allah Berfirman dalam Surah Al-Ankabut ayat 58-59 yang artinya:
‘’Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang sholeh, sesungguhnya akan kami tempatkan mereka pada tempat yang tinggi di dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, itulah sebaik-baik tempat pembalasan bagi orang-orang yang sabar dan bertawakkal kepada Rabbnya.
Firman allah ini mengajarkan pada kita bahwa barang kali sabar adalah salah satu sikap yang mutlak ada bagi mereka yang dijanjikan oleh Allah menempati tempat yang tinggi di surga. Meskipun kata sabar mudah di ucapkan tapi dalam praktiknya sulit sekali untuk mengamalkannya. Perlu proses dan waktu yang tidak sebentar agar sifat ini menjadi akhlak yang ada dalam diri kita. Sehingga balasan surga adalah balasan yang paling pantas bagi mereka yang bersabar.
Sering kali orang mengatakan bahwa sabar ada batasnya, benarkah kalimat ini? Lalu jika benar, siapakah yang membatasi kesabaran itu sendiri, adakah diri kita sendiri yang membatasinya?
Sabar yang kita miliki seharusnya lebih besar dari setiap besarnya masalah yang kita hadapi. Setiap ujian yang Allah berikan bukankah sesuai dengan kesanggupan hambanya. Maka barang tentu masalah kita pun adalah masalah yang bisa kita hadapi dengan besarnya kesabaran yang Allah berikan. Lalu adakah batas bagi kesabaran itu sendiri? Nampaknya tidak ada batasan yang membuat kesabaran itu menjadi tampak kecil dan berkurang.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya mohon dapat dimaklumi dan dimaafkan. Billahi Taufik Walhidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh