Pidato Tentang Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Al-Quran

Setelah sebelumnya membahas tentanan pendidikan akhlak, maka kali ini bahasannya adalah nilai-nilai apakah yang perlu ditanamkan pada anak? tentunya sebagai umat muslim kita memiliki panduan hidup yang sangat lengkap yaitu Al-Quran. Secara lengkap dalam Al-Quran terkandung nilai-nilai apa sajakah yang harus ditanamkan pada anak-anak. AL-Quran sebagai landasannya dan As-sunah sebagai contoh konkretnya. Selengkapnya pidato tentang nilai-nilai pendidikan akhlak dalam Al-Quran.
 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 
Hadirin yang berbahagia 
Pada kesempatan kali ini izinkan saya melanjutkan bahasan tentang pendidikan akhlak tepatnya berkatan dengan nilai-nilai pendidikan akhlak dalam Al-Quran. Setelah sebelumnya kita berbicara tentang pendidikan akhlak maka hari ini kita akan mendiskusikan nilai-nilai apa yang harus ditanamkan anak berkaitan dengan upaya membentuk akhlaknya. 
Sebelumnya kita harus mengetahui ruang lingkup akhlak terlebih dahulu. Jadi ruang lingkup pendidikan akhlak yang dapat diberikan kepada anak meliputi: 
a. Aspek aqidah terdiri atas keimanan kepada sifat Wajib, Mustahil dan Jaiz Allah, keimanan kepada kitab Allah, Rasul Allah, sifat-sifat dan Mu‟jizat-Nya dan Hari Akhir. 
b. Aspek akhlaq terpuji yang terdiri atas khauf, taubat, tawadlu, ikhlas, bertauhid, inovatif, kreatif, percaya diri, tekad yang kuat, ta‟aruf, ta‟awun, tafahum, tasamuh, jujur, adil, amanah, menepati janji dan bermusyawarah.
 c. Aspek akhlaq tercela meliputi kufur, syirik, munafik, namimah dan ghibah (Mizan 2009, 28 dan Qomar 2005, 46)) 
Ruang lingkup pendidikan akhlak mencakup penanaman dan pengembangan aspek aqidah dan akhlak terpuji serta menjauhi akhlak yang tercela. Singkatnya pendidikan akhlak ini mengupayakan kehidupan yang harmoni dalam setiap hubungan manusia baik kepada Tuhan, sesama manusia maupun alam. 
Hadirin yang berbahagia 
Pendidikan akhlak tentunya tidak dapat dilakukan tanpa dilandasi nilai-nilai Al-Quran sebagai pedomannya sekaligus as-sunnah sebagai contoh konkretnya. Nilai-nilai Al-Quran dapat dijadikan landasan pendidikann akhlak itu berlangsung. Nilai-nilai tersebut harus merangkum akhlak yang baik dalam hubungan manusia terhadap Tuhan, sesama manusia dan alam. 
Diantara nilai-nilai pendidikan akhlak dalam Al-Quran dan As-sunnah yang dapat dilakukan oleh orangtua di rumah adalah sebagai berikut:
 1.  Ketakwaan, berkaitan dengan kualitas manusia di hadapan Allah Swt. yang berhubungan dengan ketaatan manusia dalam menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ketakwaan ini menjadi ukuran keberhargaan manusia, Allah Swt. berfirman ,’’ Hai Manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.,’’ (QS. Al-Hujurat: 13) 
2. Berbakti kepada orangtua. Al-Quran mengajarkan supaya anak berbakti kepada ibu dan bapaknya, sebaliknya sebagai orangtua juga mereka mempunyai kewajiban untuk mendidik anak-anaknya dengan pendidikan yang baik (Sayid Usman). Seorang anak harus memelihara hubungan dengan baik terhadap orangtuanya meskipun keduanya berbeda agama dan kepercayaan. Allah Swt. berfirman,’’ Dan Kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepda dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku lah kembalimu, Maka kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.’’ (QS. Luqman: 14-16)  
3. Amanah dan bersikap adil. Dua sifat ini berkaitan dengan tanggung jawab manusia agar dapat sungguh-sungguh dalam menjalankan amanat yang diberikan kepadanya. Al-Quram memerintahkan agar manusia dapat menyampaikan amanat kepada yang berhak menerima dan bersikpa adil kepada siapapun. Allah swt. berfirman dalam QS. Annisa ayat 58 yang artinya,’’sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan menyuruh kamu apabila menetapkan hokum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberikan pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat,’’ (QS. An-Nisa : 58) 
4. Berbuat baik. Pada prosesnya orangtua harus menumbuhkan dan menanamkan pentingnya mencintai kebaikan dan melakukan kebaikan itu sendiri sehingga anak-anak melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan atas dasar kehendaknya sendiri. Allah swt. berfirman dalam QS. AL-Luqman ayat 17 yang artinya: “Hai anakku! Dirikanlah sembahyang, suruhlah orang berbuat baik dan larang berbuat salah dan sabarlah menghadapi peristiwa yang terjadi terhadap engkau. Sesungguhnya hal yang demikian memerlukan kesungguhan hati.” (Lukman 17)
5.  Jujur. Sifat ini menjadi pondasi kehidupan yang harus dimiliki setiap orang, dapat dipahami bahwa kejujuran adalah sikap dalam mengucapkan dan melakukan suatu perbuatan dengan benar sebagaimana adanya sehingga keberadaannya menumbuhkan kepercayaan antar sesama. Berkaitan dengan Rasulullah bersabda: Wajib kepadamu berlaku benar, karena sesungguhnyakebenaran itu membawa kepada kebaikan membawa kesurga. Seseorang tidak henti-hentinya berkata dan berlaku benar dan mengusahakan sungguh-sungnguh akan kebenaran, sehingga dicatat ia disisi Allah sebagai seorang siddiq (orang yang selalu benar) (Riwayat Bukhori)
6. Ikhlas. Sifat ini berkaitan dengan cara manusia melakukan suatu pebuatan dengan tulus dan tanpa pamrih. Keikhlasan ini tidak menjadikan imbalan manusia sebagai dalam mengupayakan suatu perbuatan melainkan tulus karena mengharap Ridha Allah Swt. Rasulullah bersabda Artinya:” Allah tidak menerima amal. Kecuali amal yang dikerjakan dengan ikhlas karena dia semata-mata dan dimaksudkan untuk mencari keridhaa-Nya. (H.R Ibnu Majah). (Humaidi, 1991: 151-152). 
7.  Qana’ah, sifat ini diartikan sebagai sikap menerima dengan rela apa yang ada atau merasa cukup dengan apa yang di miliki. Pada prosesnya sifat qonaah tidak hanya berkaitan sikap menerima suatu hal tanpa ada usaha untuk mengupayakan yang terbaik melainkan ada sebuah kerelaan hati untuk menerima dan berusaha. Sifat qonaah ini meniscayakan sikap ikhlas dan sabar menerima ketentuan-Nya, dan bersikap tawakal yang disertai ikhtiar yang tak pernah putus.
Demikianlah beberapa ayat Al-Quran yang dapat dijadikan panduan untuk mengupayakan pendidikan Akhlak pada anak-anak. Banyak sekali ayat-ayat Al-Quran yang memberikan gambaran bagaimana seharusnya akhlak manusia dibentuk. Namun beberapa nilai-nilai pendidikan akhlak yang telah dipaparkan menunjukan beberapa akhlak yang secara mendasar harus dimiliki manusia 
Dalam mengupayakan pendidikan akhlak tidak cukup hanya dengan mengetahui kebaikan tanpa mengetahui hal-hal yang dipandang sebagai keburukan. Beberapa akhlak tercela yang dinilai buruk dalam pandangan Allah Swt dan Rasul-Nya diantaranya adalah: 1) ujub yakni melihat kebagusan dan kebajikan diri sendiri dengan ajaib hingga memuji akan dirinya sendiri; 2) Takabur yakni membesakan diri atas orang lain dengan pangkat, harta, ilmu dan amal; 3) Riya yakni beramal dengan tujuan ingin mendapatkan pangkat, harta, nama, pujian, sebaagai lawan dari ikhlas,; 4) hasad yaitu dengki, suka harta duni baik halal maupu haram. 
Akhlak tercela lainnya adalah mengumpat, namimah, main judi, mencuri, mendengarkan bunyi-bunyian yang haram, melihat sesuatu yang haram dan bidah. (Mansur, 2005)
Ada begitu banyak nilai-nilai pendidikan akhlak yang ada dalam Al-Quran, nilai-nilai itu mengatur hubungan manusia dengan Allah Swt, sesama manusia dan alam. Pada praktiknya, nilai-nilai pendidikan harus berlandaskan Al-Quran sebagai wahyu Allah yang tidak diragukan keasliannya dan mengikuti sunnah nabi Muhammad sebagai the living quran. 
Hadirin yang berbahagia 
Kita sebagai umat muslim memiliki anugerah luar biasa dengan memiliki kitab suci Al-Quranul Karim. Kitab suci ini memuat dengan lengkap petunjuk bagaimana seharusnya manusia hidup dengan sebaik dan sebenar-benarnya. Kita pun seharusnya dapat menjadi orang yang bersyukur dengan berterima kasih kepada Nabi Muhammad Saw, yang telah menyampaikan dan menyebarkan islam dengan sangat baik. Nabi Muhammad Saw. adalah referensi dalam menanamkan akhlak terpuji. 
Barang kali demikianlah yang dapat saya sampaikan, kurang dan lebihnya mohon dimaklumi dan dimaafkan. Akhir kata semoga kita dapat menjadi insane yang terus dapat menggali mutiara kehidupan yang terkandung dalam Al-Quran. Semoga kita dapat menjadi insane yang berakhlak mulia sebagaimana Al-Quran menunjukannya. Billahi Taufiq Wal Hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh