Naskah Pidato Tentang Keutamaan Ilmu

 Keutamaan ilmu barang kali menjadikan manusia lebih takut dan dekat kepada sang Pencipta-Nya, yakni Allah Swt. Al-Quran sebagai firman-firman-Nya bahkan jelas telah berkata bahwa Allah akan meninggikan derajat bagi orang-orang yang berilmu. Ilmu adalah alat bagi manusia agar dapat mengemban titah Tuhan sebagai khalifah di muka bumi. Ilmu menjadikan manusia mulia dan sebaliknya kebodohan menjatuhkan manusia ke tempat yang rendah. Selengkapnya naskah pidato tentang keutamaan ilmu berikut ini, Semoga Bermanfaat !

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hadirin Rahimakumullah

Pada kesempatan kali ini izinkanlah saya menyampaikan sedikit bahasan tentang keutamaan ilmu. Ada beberapa ayat yang berkaitan dengan bahasan ini. Salah satunya ada dalam surat Thaha yang artinya,’ Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan (QS. Thaha: 114)

Umar ibn Khattab pernah berujar,’’ Wahai manusia peganglah ilmu karena Allah Swt. memiliki pakaian yang Ia sukai. Barang siapa yang mempelajari satu bab ilmu, maka Allah akan memakaikan pakaian-Nya itu kepadanya. Jika ia berbuat dosa maka Allah akan menghilangkan celaannya dengan taubat dan istighfar, agar Allah tidak merampas pakaian-Nya itu hingga ia meninggal dunia dengan pakaian-Nya.

Ungkapan ini merupakan salah satu bentuk betapa penting dan utamanya ilmu.
Saudaraku, ilmu mampu mengantarkan seorang manusia kepada kedudukan yang mulia di dunia dan akhirat. Ilmu adalah amal shalih yang paling utama dan ibadah yang paling mulia serta paling utama diantara ibadah-ibadah sunnah karena ilmu termasuk jihad di jalan Allah Swt. Ilmu menempatkan sang pemiliknya kepada kedudukan yang mulia di sisi Allah Swt. Sebagaimana dalam firman-Nya:
Allah akan meninggikan orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadilah: 11)

Ayat ini memiliki pengertian bahwa Allah Swt akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu daripada orang yang beriman namun tidak berilmu. Pengangkatan derajat disini berarti sebuah fadhilah (keutamaan) berupa banyak ganjaran. Pengangkan derajat itu pun mencakup ma’nawiyah di dunia dengan tingginya kedudukan dan baiknya reputasi, serta mencakup juga hissiyah di akhirat dengan tingginya kedudukan di surga.

Rasulullah Saw. dalam hadisnya menerangkan keutamaan mencari ilmu:
Beliau bersabda,’’ Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan menuntunnya menuju surga dan para malaikat akan meletakan sayap-sayapnya karena senang kepada para pencari ilmu. Sesungguhnya orang yang berilmu itu akan dimintakan ampunan oleh makhluk yang berada di langit dan bumi hingga ikan di air. Keutamaan orang yang berilmu atas ahli ibadah laksana keutamaan rembulan atas seluruh bintang. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi dan sesungguhnya para nabi tidak mewarikan dinar dan dirham, mereka hanya mewariskan ilmu, maka siapa yang mengambilnya berarti ia telah mengambil yang banyak. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Al-Darimi).

Berdasarkan hadits ini kita mengetahui bahwa keutamaan menuntut ilmu sangat lah besar. Para malaikat pun mencintai orang-orang yang menuntut ilmu dengan memberikan penghormatan, kemuliaan dan cinta kepada para pencari ilmu. Seluruh makhluk akan memohonkan ampunan padanya karena keselamatan tangan dan lisannya dengan ilmu. Ia memeperoleh keuntungan dan kebahagiaan dengan ilmu. Keutamaan ahli ilmu diatas ahli ibadah, diibaratkan dengan keutamaan bulan daripada seluruh bintang-bintang. Seorang ahli ibadah hanya menerangi dirinya saja dengan aktivitas ibadah. Namun cahaya ahli ilmu tidak hanya untuk dirinya sendiri melainkan menerangi pula orang-orang di sekeliingnya.

Para nabi tidak mewariskan harta benda karena keduanya sangat terbatas dan sesuatu saat akan hancur atau lapuk. Sebaliknya ilmu dapat membuat seseorang lebih ‘kekal’ diantaranya dengan kebermanfaatan ilmu yang diwariskannya. Kebermanfaatan ilmu kiranya dapat diperoleh melalui berbagai kitab-kitab yang dibuat para ulama bahkan ratusan tahun yang lalu. Ilmu ditulis dan disebar luaskan akan membuat ahli illmu hidup lebih kekal dengan nafas ilmu yang terus mengudara meskipun secara lahiriah mereka telah tiada.

Saudaraku, ilmu membuat manusia menjadi lebih bernilai diantaranya dengan kedekatan kepada sang Pencipta sebagai muara dari keberadaan ilmu itu sendiri. Ilmu yang didasari dengan niat yang benar dalam proses pencariannya, akan membawa sang empunya kepada kebaikan, kebijaksanaan, dan kebenaran dalam bersikap dan bertindak. Maka kiranya itulah kekayaan sejati ketika manusia menjadi bernilai dengan apa yang ada dalam dirinya sendiri diantaranya dengan terus meluasnya kekayaan hati dan tingginya kekuatan akal. Keridhaan Allah Swt kiranya adalah pangkal dari perjuangan dalam menuntut ilmu.

Hadirin yang berbahagia

Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah sebagai salah seorang ulama islam pernah berkata segala sesuatu yang terdapat dalam Al-Quran berupa pujian bagi seorang hamba, dia itu merupakan buah dari ilmu. Dan segala sesuatu yang terdapat dalam Al-Quran berupa celaan bagi seorang hamba dia itu merupakan sebab dari kebodohan.

Nampaknya keberadaan ilmu menjadi pembeda antara seorang yang dicintai dan di ridhai Allah Swt. Sehingga pujian dan celaan yang dialamatkan kepada manusia berkaitan dengan bagaimana manusia memperlakukan ilmu itu sendiri. Ilmu yang baik kiranya bukan ditunjukan untuk mencari materi melainkan sebenar-benarnya ditujukan untuk mencari keridhaan Allah Swt. Muara apakah suatu hal disebut sebagai ilmu atau tidak adalah seberapa jauh ilmu tersebut menjadikan manusia lebih takut sekaligus lebih berharap kepada Allah Swt. Sehingga perubahan menuju perilaku yang lebih baik dapat dijadikan indikator apakah ilmu tersebut bermanfaat atau tidak.

Saudaraku, ditengah kemewahan dan kemegahan dunia saat ini kita harus memperhatikan bagaimana sebenarnya niat yang melatarbelakangi keseriusan kita dalam mencari ilmu. Meskipun dunia ini sering kali begitu memukau dan menakjubkan tapi berpikirlah bahwa terlalu dangkal menjadikan dunia ini sebagai tujuan terutama perihal perjuangan menuntut ilmu. Penting bagi umat muslim untuk memerhatikan niatnya dalam mencari ilmu karena niat ini merupakan pondasi dalam perjuangan dalam menuntut ilmu itu sendiri. Jangan sampai keilmuan atau kecerdasan kita hanya ditujukan sebagai alat untuk meraih dunia sekaligus wadah membodohi orang lain.

Saudaraku, berkaitan dengan ini Rasulullah Saw. pernah mewanti-wanti melalui haditsnya yang berbunyi:
‘’ Barang siapa menuntut ilmu untuk meremehkan orang-orang bodoh atau untuk mendebat para ulamaatau untuk menarik perhatian manusia, akan ia akan masuk ke dalam neraka. ‘’ (HR. Ibnu Majah).

Sudah sepatutnya kita bertanya kepada diri kita sendiri,’’ Untuk apakah kita mencari ilmu? Untuk mencari keridhaan Allah Swt kah? Atau untuk mengejar popularitaskah? Ataukah karena ingin mendapatkan pengakuan masyarakat sebagai orang yang cerdas? Naudzubillah, semoga kita terjaga dari niatan yang malah membuat kita terjerumus ke neraka bukan malah mengarahkan menuju syurga.

Allah Swt. berfirman ,’’ padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus.’’ (Qs Al-Bayyinah: 5).
‘’ Janganlah kamu sembah disamping menyembah Allah, Tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia. Segala sesuatu pasti akan binasa kecuali Allah. Bagi-Nya lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.’’ (QS. AL-Qashas: 88).

Kiranya kita dapat menyelami makna ayat ini, segala sesuatu pasti akan binasa. Kebanggan, kekayaan, popularitas, kekuasaan, dan hal duniawi lainnya pasti memiliki batas waktu. Kebanggan suatu saat akan luruh, popularitas suatu waktu akan sirna, kekayaan dan kekuasaan suatu saat akan menghilang. Lalu apakah makna kehidupan ini jika semuanya akan binasa? Adakah sesuatu yang kekal?

 Seseorang pernah berkata jika suatu amal benar-benar dilakukan hanya karena Allah Swt. maka kelak Allah Swt. akan membalas amal-amal kebaikan itu dengan berlipat ganda di sisi Allah Swt. dengan berbagai kenikmatan kelak di surga. Secara tidak langsung suatu hal yang tidak akan binasa adalah amal kebaikan yang ditujukan karena dan untuk Allah Swt. Maka pencarian ilmu tidak bisa didasarkan pada keduniawian seperti untuk mencari popularitas, kekayaan dan kekuasaan karena semuanya akan binasa. Namun tidak demikian jika pencarian ilmu didasarkan untuk mencari keridhaan Allah Swt, ganjaran perjuangan ilmu yang dilakukan Insya Allah akan mengudara dan bersemanyam setiap waktu.

 Hadirin yang berbahagia,

Di tengah dinamika hidup yang komplek saat ini, dimana kesulitan sering dijadikan dasar berjuang untuk meraih kemudahan atau kemiskinan yang sering membuat seseorang berjuang untuk mencari kekayaan maka niatan ilmu sangat rentan dengan hal-hal yang sifatnya materi. Namun apapun itu, perjuangan untuk meniatkan segalanya karena Allah Swt. butuh proses dan waktu. Andaipun kita belum sempurna meniatkan segalanya karena Allah, maka jangan lah menyerah dan lantas berbalik ke belakang. Di tempat manapun kita berada tetap dan tetaplah menuju kepada-Nya.

Barang kali demikian lah yang dapat saya sampaikan. Kurang dan lebihnya mohon dimaklumi dan dimaafkan. Akhir kata semoga kita terus bisa memurnikan niatan dalam mencari ilmu agar selalu bermuara kepada sang Khalik, Allah Swt. Billahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.