Ceramah Tentang Anak Tak Berdosa

Hari ini tak jarang kita menemukan bayi-bayi yang di buang atau bahkan dibunuh, tak jarang hal ini dikarenakan oleh tindakan bejat orang tua yang bertindak hanya berdasar nafsu. Yah tepatnya anak dari hasil hubungan terlarang. Anak-anak tak berdosa ini seumur hidupnya harus menanggung dosa dari perbuatan orang tuanya, sala satunya adalah hukuman sosial yang kerap kali diterimanya. Selengkapnya ceramah tentang anak tak berdosa berikut ini. Semoga Menginspirasi !

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yang saya hormati teman-teman dan hadirin semua. Marilah kita bersama – sama panjatkan puja, puji, dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam karena atas berkah, rahmat dan hidayahnya kita semua dapat berkumpul di tepat yang Insya Allah mulia ini Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan ke pada junjungan kita – manusia terbaik sepanjang zaman yakni besar Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Semoga kita semua kelak mendapatkan syafaatnya. Aamiin

Hadirin Rahimakumullah

Pada kesempatan kali ini saya akan sedikit bercerita tentang kisah hidup yang mungkin sering kita temui dalam keseharian kita. Hari ini kita begitu banyak menemukan bayi yang dibuang atau bahkan dibunuh. Entah apa yang membuat manusia melakukan ini, seolah-olah hati nuraninya telah lenyap. Barang kali ia terhimpit beratnya kehidupan yang menempatkan ia sebagai seseorang yang tidak mampu bertanggungjawab pada kesalahan yang mereka perbuat.

Diantara bayi-bayi yang dibuang dan dibunuh mungkin ada sebagian besar dari mereka yang merupakan hasil perzinahan. Orang menyebutnya anak haram? Sebutan ini begitu membuat kita pilu bukan? Bayi yang begitu bersihnya harus menanggung hukuman dari perilaku orang tuanya yang berbuat atas dasar nafsu. Bayi yang begitu polosnya harus menerima hukuman sosial bahakan sejak ia masih begitu teramat kecil untuk mengerti apa yang dikatakan orang banyak.

Tidak sedikit bayi-bayi yang dihukumi label anak haram di lingkungan sosialnya, Orang-orang dewasa begitu naïf untuk hanya sekedar memandang bahwa bayi pun tidak pernah bisa memilih dari mana ia dilahirkan, dari rahim siapa dan dari orang tua yang bagaimana. Bahkan bagi bayi-bayi yang dibuang secara sengaja oleh orang tua mereka, bayi-bayi itu bukan hanya tidak diterima oleh lingkungan sosialnya bahkan oleh ibu yang melahirkannya pun ia diabaikan.

Saudaraku, betapa banyak hari ini bayi-bayi yang sengaja dibuang oleh ibunya? Alamak, apa mungkin manusia masih pantas menyandang kemanusiaannya? Bahkan setelah dibuang dan kemudian ada orang yang berhati mulia untuk menolongnya, ia tetap dilabeli anak yang tak tentu asalnya bibit dan bobotnya.
Bayi-bayi itu tidak pernah bisa memilih dari keluarga mana ia dilahirkan tapi pahitnya ia akan menerima hukuman sosial seumur hidupnya pada tindakan bejat orang tuanya. Lihatlah, betapa akibat yang tidak ringan dari kecenderungan manusia untuk menuruti hawa nafsunya ?

Manusia bahkan tidak cukup memiliki akal sehat untuk memikirkan akibat dari setiap tindakannya yang tidak hanya merugikan dirinya sendiri tapi juga orang lain.
Untuk itu maka bisa dimaklumi jika islam begitu keras hukumannya terhadap orang yang berzina, karena mereka bertindak atas dasar nafsu yang dihembuskan oleh setan. Perilaku merela bukan didasari oleh tanggung jawab melainkan kebodohan untuk selalu menuruti hawa nafsu yang tidak pernah bisa terpuaskan. Akibatnya, keluarga mereka masing-masing rusak dan paling parahnya adalah bahwa mereka mengancurkan kehidupan dari darah daging mereka sendiri yaitu bayi-bayi yang dilahirkan dari hubungan yang tidak sah.

Selain itu kejamnya masyarakat kita hari ini adalah bahwa mereka sering kali membunuh kehidupan seseorang dengan kata-kata yang keluar dari lisannya sendiri. Umpatan, hinaan, cacian dan semua yng buruk kita tujukan pada bayi-bayi yang dilabeli anak haram itu. Kecondongan kita untuk merasa menjadi baik dengan mengumbar kejelekan orang lain membuat kita tak mampu berpikir arif dan bijaksana. Sehingga, kata-kata yang keluar dari mulut kita adalah pedang yang mampu melukai jiwa anak-anak yang tak pernah bisa memilih dari siapa ia dilahirkan.

Saudaraku, inilah akibat dari manusia yang tidak mampu mengendalikan hawa nafsunya. Rangkaian kehancuran terus terjadi akibat kebejatan manusia yang selalu bertindak tanpa rasio dengan menuruti hawa nafsu yang tidak pernah menemukan kata cukup.

Demikianlah barang kali yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya mohon dapat dimaklumi dan dimaafkan. Billahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.