Ceramah Berjudul Akhlak Kepada Rasul

Nabi Muhammad Saw. merupakan Rasul Allah yang terakhir dan merupakan penutup para nabi. Tidak diragukan lagi bahwa beliau memiliki jasa yang amat besar dalam memperjuangkan agama Allah. Beliaupun sangat menyayangi umatnya dan berhasil membawa manusia dari kegelapan menuju cahaya. Rintangan yang beliau hadapi tidaklah ringan dalam memperjuangkan Islam agar sampai pada setiap penghujung wilayah. Lalu bagaimana seharusnya akhlak kita terhadap manusia terbaik di bumi ini , Selengkapnya ceramah tentang Akhlak kepada Rasul

 Assalamulaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yang saya hormati teman-teman dan hadirin semua. Marilah kita bersama – sama panjatkan puja, puji, dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam karena atas berkah, rahmat dan hidayahnya kita semua dapat berkumpul di tepat yang Insya Allah mulia ini Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan ke pada junjungan kita – manusia terbaik sepanjang zaman yakni besar Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Semoga kita semua kelak mendapatkan syafaatnya. Aamiin

Hadirin Rahimakumullah

Pada kesempatan kali ini izinkanlah saya menyampaikan sedikit ilmu tentang akhlak kepada Rasul. Dr. H. Yunahar IIyas dalam bukunya Kuliah Akhlak menjelaskan tiga akhlak kepada Rasulullah, yaitu mencintai dan memuliakan, mengikuti dan mentaati, serta mengucapkan sholawat dan salam.
Cinta kepada Rasul merupakan penghargaan dari seorang sosok muslim atas jasa-jasa yang telah beliau berikan kepada islam dan umat muslim.

Nabi Muhammad Saw. telah berjuang kurang lebih dari 23 tahun membawa umat manusia dari jurang kegelapan menuju jalan cahaya yang terang benderang. Beliaulah yang telah berjasa besar dalam membangun peradaban, dari jaman kejahilan (anarkis, chaos dan hokum rimba) menuju tata kehidupan keadilan, hokum, ilmu dan moralitas. Mengajak manusia dari pemberhalan-pemberhalaan menuju tatanan ketauhidan.

Berbagai penderitaan beliau alami dalam perjuangan itu: dihina, disakiti, dicaci maki, , dikatakan gila, tukang sihir, bahkan hendak dibunuh: tepi itu semua tidak menyurutkan sedikit pun perjuangan beliau membebaskan manusia.
Pengorbanan yang sedemikian besar itu menunjukan bahwa beliau cinta kepada umatnya. Beliau sangat menyayangi, detak denyut nadi umat diraskan olehnya, penderitaan umat adalah penderitaannya, beliau sangat menginginkan keselamatan dan kebaikan umatnya. (QS. At-Taubah: 128)

Sebagai konsekuensi moral terhadap perjuangan Rasulullah, maka seorang muslim haruslah mencintai beliau melebihi cinta kepada yang lain, mentaatinya, mengikutinya, dan menyampaikan shalawat dan salam. Membaca shalawat dan salam dilakukan baik ketika mendirikan ibadah shalat maupun di luar waktu shalat.

Begitu pentingnya untuk membaca shalawat sebagai penghormatan kepada Rasulullah hingga beliau bersabda,’’ Sesungguhnya orang yang paling utama di sisiku di hari kiamat ialah orang yang paling banyak bershalawat kepadaku.’’ (HR. Tirmidzi).
Barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali , maka dengan shalawatnya itu Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.’’ (HR. Ahmad), bahkan Nabi mengatakan kepada orang yang tidak membaca shalawat tatkala nama beliau disebut sebagai orang yang bakhil.’’ Orang yang bakhil adalah orang yang disebut namaku dihadapannya ia tidak mengucapkan shalawat kepadaku’’. (HR. Tirmidzi dan Ahmad).

Bacaan shalawat dan salam adalah sebagaimana yang diajarkan Nabi dalam ibadah shalat. Di luar shalat, menurut jumhur (mayoritas) ulama tidak ada teks yang baku yang harus dibaca. Dengan demikian umat islam bebas menggunakan teks yang yang disukai asal menggunakan kalimat shlawat dan salam baik dalam bentuk kata kerja maupun masdar (jadian) dalam pengertian doa yang ditunjukan kepada Allah swt.

Barang kali demikianlah yang dapat saya sampaikan kurang dan lebihnya mohon dapat dimaklumi dan dimaafkan. Billahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.