Pidato Singkat Tentang Belajar Menilai Orang Lain Dari Ketakwaannya

Hari ini sering kali kita cenderung untuk menilai seseorang dari apa yang ia kenakan, semisal baju yang ia kenakan, kendaran yang ia naiki, pangkat yang duduki dan lain halnya. Entah mengap sulit sekaali menjadi seseorang yang mampu melihat orang lain dengan ketakwaan yang ia milki. Selengkapnya, pidato singkat tentang belajar menilai orang lain dari ketakwaannya berikut ini. Semoga berkah dan bermanfaat.

Assalamualaikum Wr Wb.

Para hadirin, ibu-ibu dan bapak-bapak yang berbahagia,

Pertama-tama marilah kita panjatkan dengan penuh kerendahan hati dan keikhlasan yang mendalam, puji syukur kehadirat ilahi dengan penuh kesadaran bahwa Dia telah membalas dosa-dosa yang telah banyak kita lakukan dengan karunia nikmat yang jauh lebih banyak lagi,,

 Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan pada junjungan kita, kekasih kita, manusia paling mulia yang pernah ada di dunia, Nabi Muhammad saw. Tentu saja beserta keluarganya yang mulia, para sahabatnya yang agung, serta kita dan para pengikutnya sampai akhir zaman nanti.

Hadirin Rahimakumullah

 Allah Berfirman dalam Al-Quran, surat Al-Bayyinah ayat 7 : ‘’sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik mahluk. Dan hal ini ditegaskan-Nya kembali dalam surat Al-Hijr ayat 88 : Berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman. Jadi jelaslah, bahwa manusia itu dinilai dari ketakawaannya, hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Rasulullah bahwa,’’sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan hartamu, tetapi Ia melihat kepada hati dan amalmu.

Di era yang begitu materialis saat ini, sulit sekali kita melihat hal-hal yang seolah-olah tidak tampak seperti ketakwaan dan hati nurani. Sebagian orang lain mungkin lebih condong untuk menilai keberhargaan diri seseorang dari apa yang dipakainya atau dari hal-hal yang ia jadikan topeng untuk menutupi dirinya seperti baju mewah, jabatan yang tinggi, kendaraan mahal dsb. Memang bukanlah hal mudah untuk melihat kedalaman hati seseorang dan juga ketakwaannya, tapi agaknya kesulitan ini tidak dapat dijadikan dalih oleh kita untuk menilai keberhargaan diri seseorang dari apa yang dikenakannya.

 Ada baiknya untuk kita menengok nasihat yang diberikan oleh Lukmanul Hakim kepada anaknya: Wahai anakku janganlah engkau meremehkan sseseorang yang berbaju usang karena Tuhanmu dan Tuhannya adalah satu. Janganlah engkau agungkan seseorang karena baju atau pangkatnya, sebab baju atau pangkat itu bukanlah merupakan zat dan sifat seseorang. Allah pun berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 212: Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia dari pada di hari kiamat.

Hadirin Rahimakumullah

 Dari sedikit ilmu yang telah disampaikan ada catatan penting bahwa memang baik menjadi orang penting, tetapi jauh lebih penting menjadi orang baik. Demikianlah yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kali ini, mudah-mudahan kita tidak menjadi orang yang mudah terpesona dengan baju tetapi menjadi orang yang hanya terpesona dengan keindahan hati yang berada dibalik topeng. Akhir kata, saya mohon maaf atas kekurangan dan kesalahannya dari ceramah yang saya bawakan.

Wassalamualaikum Wr Wb