Contoh Khutbah Jum’at Tentang Bahaya Dosa Kecil

Contoh khutbah Jum’at – Dosa terbagi menjadi dua golongan yaitu dosa besar maupun dosa kecil. Dosa besar akan sangat kita hindari karena sangat terlihat sekali perbuatannya. Berbeda dengan dosa kecil, terkadang kita tidak menyadari bahwa itu adalah dosa, dan itu sama berbahayanya dengan dosa besar. Dosa kecil yang tidak disadari sedikit demi sedikit akan menjadi bukit, yang sama sekali tidak kita harapkan.  Maka dari itu dalam contoh khutbah atau contoh dakwah kali ini kita akan membahas mengenai dosa kecil dengan judul “Contoh Khutbah Jum’at Tentang Bahaya Dosa Kecil

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللهِ شَهِيْداً، وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ إِقْرَاراً بِهِ وَتَوْحِيْداً، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً مَزِيْداً
أَمَّا بَعْدُ
أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى

Hadirin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah.

Dosa adalah suatu perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum agama, atau yang bertentangan dengan prinsip-prinsip moral. Seperti kita ketahui bersama bahwa dosa itu terbagi menjadi dua yaitu dosa besar dan dosa kecil. Namun perlu diketahui bahwa dosa kecil sebenarnya bisa menjadi besar, jika dilakukan karena sebab-sebab tertentu. Kita perlu mengetahui hal ini agar kita tidak menganggap remeh suatu dosa. Dosa kecil memang sebuah kesalah kecil yang pengampunannya pun akan mudah, seperti yang diriwayatkan oleh Shahih Muslim no. 342 :

“Shalat lima waktu dan shalat Jum’at ke Jum’at berikutnya adalah penghapus untuk dosa antara keduanya, selama tidak melakukan dosa besar”

Dikatakan, orang yang tidak melakukan dosa besar akan dihapus dosa-dosa kecilnya.

“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)” (Qs 4: 31).

Hadirin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah.

Lalu mengapa dosa kecil bisa menjadi berbahaya? Itu dikarenakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dosa itu menjadi semakin banyak. Hindari beberapa hal ini :

1.    Dosa kecil yang sudah menjadi kebiasaan dan dilakukan terus menerus. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

إِيَّاكُمْ وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ فَإِنَّهُنَّ يَجْتَمِعْنَ عَلَى الرَّجُلِ حَتَّى يُهْلِكْنَهُ

“Jauhilah dosa-dosa yang dianggap kecil, karena dosa-dosa itu akan berhimpun pada seseorang, sehingga akan membinasakannya.” (HR. Ahmad dan lainnya. Lihat Silsilah ash-Shahihah, no. 389).

2.    Membongkar atau menceritakan dosa yang telah ditutupi oleh Allah. Diriwayatkan oleh HR. Bukhari no. 6069 dan Muslim no. 2990, dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

كُلُّ أُمَّتِى مُعَافَاةٌ إِلاَّ الْمُجَاهِرِينَ وَإِنَّ مِنَ الإِجْهَارِ أَنْ يَعْمَلَ الْعَبْدُ بِاللَّيْلِ عَمَلاً ثُمَّ يُصْبِحُ قَدْ سَتَرَهُ رَبُّهُ فَيَقُولُ يَا فُلاَنُ قَدْ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ فَيَبِيتُ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ

“Setiap umatku akan diampuni kecuali orang yang melakukan jahr. Di antara bentuk melakukan jahr adalah seseorang di malam hari melakukan maksiat, namun di pagi harinya –padahal telah Allah tutupi-, ia sendiri yang bercerita, “Wahai fulan, aku semalam telah melakukan maksiat ini dan itu.” Padahal semalam Allah telah tutupi maksiat yang ia lakukan, namun di pagi harinya ia sendiri yang membuka ‘aib-‘aibnya yang telah Allah tutup.”

Menceritakan atau membongkar dosa yang telah dilakukan yang sebenarnya telah ditutup atau dirahasiakan oleh Allah kepada orang lain tanpa rasa malu sedikitpun menjadi tambahan dosa lain yang seharusnya tidak perlu dilakukan.

3.    Merasa senang atau beruntung dengan dosa itu. Sikap seperti ini sudah sangat umum kita saksikan di keseharian kita. Contohnya mencela dengan gurauan yang menyakitkan hati si tercela, menonton acara gossip, atau bahkan menggosipkan teman, berhati-hatilah sesuata yang belum tentu benar adanya bisa menjadi fitnah yang menyakitkan.

“Barangsiapa berbuat dosa sambil tertawa, niscaya ia akan masuk neraka seraya menangis.” (HR Abu Naim).

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ
وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ

الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ