Pidato Acara Agama Islam Tentang Hari Raya Idul Adha

Pidato acara agama – Setiap memasuki bulan Dhulhijah salah satu acara agama yang bagi seluruh umat Islam di seluruh dunia adalah Hari Raya Idul Adha atau yang seringkali disebut sebagai Hari Raya Qurban. Dan salah satu rukun yang harus dilakukan dalam sholat Idul Adha tentunya adalah khutbah atau pidato Bagi anda yang saat ini tengah membutuhkan sebuah contoh naskah pidato acara agama di hari raya Idul Adha, maka berikut ini kami coba berikan pidato singkat.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

الله أكبر الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر الله أكبر ولله الحمد الله أكبر كبيراً والحمد لله كثيراً وسبحان الله بكرة وأصيلاً، لا إله إلا الله وحده صدق وعده ونصر عبده وأعز جنده وهزم الأحزاب وحده

Tak lupa ucapan tahmid dan tasyakur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT hingga kita semuanya masih diberikan kesempatan untuk dapat bertemu kembali salah satu hari besar milik Umat Islam yaitu Idul Adha. Tak lupa juga tentunya, shalawat serta salam senantias kita lantunkan untuk junjungan nabi besar Muhammad SAW beserta pada keluarga dan para sahabat.

Hadirin jamaah sholat Idul Adha yang diselalu dalam naungan Rahmat Allah SWT.

Tak terasa waktu terus saja berlalu tanpa kita sadari. Setelah beberapa bulan lalu kita bersedih dengan berakhirnya bulan Ramadhan yang kemudian digantikan dengan hari kemenangan Idul Fitri, kali ini tepatnya di tanggal 10 Dhulhijah ini, kita telah berjumpa kembali dengan salah satu hari raya umat Islam Idul Adha. Bahkan keutamaan hari raya Idul Adha ini dengan jelas dijelaskan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim:

أُمِّ عَطِيَّةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْها قَالَتْ : أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نُخْرِجَهُنَّ فِي الْفِطْرِ وَالأَضْحَى الْعَوَاتِقَ وَالْحُيَّضَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ ، فَأَمَّا الْحُيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ الصَّلاةَ وَيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِينَ . قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، إِحْدَانَا لا يَكُونُ لَهَا جِلْبَابٌ . قَالَ : لِتُلْبِسْهَا أُخْتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا .

Artinya: Ummu Atiyyah berkata: Rasulullah menyuruh kami perempuan untuk keluar di Idul Fitri dan Idul Adha. Baik wanita yang baru balig, wanita sedang haid dan wanita perawan. Sementara orang yang haid dipisahkan dari (tempat) shalat. Agar mereka dapat menyaksikan kebaikan dan doa umat Islam.” Saya berkata, ‘Wahai Rasulullah, ada di antara kami yang tidak mempunyai jilbab.” Beliau mengatakan, “Sebaiknya saudara perempuannya memberinya jilbab.

Seluruh hadirin jamaah sholat idul adha yang dirahmati oleh Allah.

Di hari raya Idul Adha, umat Islam diberikan kesempatan untuk melakukan salah satu kegiatan sosial dengan cara berqurban. Sehingga kebahagiaan ini tidak hanya dapat dirasakan oleh mereka yang memiliki tingkat ekonomi menengah ke atas, namun juga akan dirasakan oleh seluruh umat dari segala kalangan bahkan fakir miskin sekalipun.

Hal ini sesuai dengan perintah Allah dalam Firmannya di QR Al Kautsar ayat 2

“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah”

Dan tentunya ini bukanlah sebagai bentuk ajang pamer siapa yang memiliki uang yang banyak, namun lebih kepada wujud peribadatan , tingkat keimanan dan juga merupakan suatu wujud kemasyarakatan.

Demikian sedikit pidato yang dapat saya sampaikan, apabila dalam penyampaian saya tadi terdapat banyak sekali kekeliruan, tentunya saya dengan kerendahan hari memohon maaf sedalam-dalamnya.

Wabillahi Taufiq Wal Hidayah. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.