Contoh Pidato Calon Kepala Desa

Contoh Pidato Calon Kepala Desa | Calon kepala desa adalah orang yang mengajukan diri untuk menjadi pejabat pemerintahan, namun ketika seseorang tersebut mencalon bukan berarti mereka secara otomatis akan menjadi kepala desa, karena terlebih mereka harus bersaing dengn calon-calon yang lain. Ketika persaingan itu terjadi disitulah terjadi kampanye dan pastinya ada sebuah sambutan pidato, nah pada artikel ini saya akan memberikan sebuah contoh pidato calon kepala desa

Assalamu’alaikum…

Semoga Allah swt senantiasa selalu meridhoi semua cita – cita kita menuju perbaikan nasib, karena kita sendirila yang mesti merubah nasib diri kita sendiri. Sholawat serta salam kita sanjungkan kepada roh Rasul Allah Muhammad SAW, yang telah memberi kita teladan tentang kegigihan untuk merubah nasib dirinya sendiri serta merubah nasib seluruh umatnya dari dunia yang penuh jahiliyah menjadi umat islam seperti saat ini yang cemerlang.

Melalui media dan kesempatan ini, saya ingin menyampaikan atas inti alasan mengapa saya maju untuk mencalonkan diri sebagai Kepala Desa. Semoga apa-apa yang saya sampaikan bisa dipahami oleh masyarakat semua.

Saya terus melihat kedalam diri saya pribadi sendiri. Setiap setelah selesai shalat, atau menjelang akan tidur, saya selalu mengingat akan siapa saya sebenarnya. Dan setiap jawaban yang saya temukan selalunya sama, yaitu Saya Ternyata Bukan siapa-siapa. Dilirik ke atas, Saya bukanlan anak keturunan siapa-siapa. Saya hanyalah mahluk ciptaaNya yang lahir dari sepasang petani sederhana, Kedua-duanya itu adalah orang tua yang begitu tangguh, pekerja keras. Mereka hanyalah pahlawan bagi diri saya dan saudara – saudara saya.

Darinya kedua orang tua, saya mewarisi sifat kerjakerasnya. saya tidak mewarisi atas ketokohannya, saya juga tidak mewarisi kekayaannya. Saya hanya seorang anak muda basa. Anak muda yang secara kebetulan sudah pernah mewakili nasib para pemuda serta masyarakat ( . . . ) pada umumnya.
Bertahun-tahun sudah saya mengadu untung, mencari rezki di Kota ini. Hampir sama persis dengan apa yang dilakukan oleh ratusan anak muda dan masyarakat lainnya. Saya jadi sangat memahami tentang bagaimana kawan – kawan para perantau menjalani kehidupan di kota.

Saya sudah biasa dengan yang namanya berkubang lumpur, glopot, blusukan. Hal tersebut adalah hal yang sama seperti yang dilakukan petani di daerah ini. Saya bisa merasakan betapa sulitnya untuk hidup menjadi seorang petani kecil. Harga pupuk yang begitu mahal, akan tetapi harga gabah begitu murah. Kini, sebagai seorang pedagang gabah dan juga beras, saya makin memahami akan betapa sulitnya menjadi seorang petani.

Hingga saat sekarang ini, saya masih tetap harus ngarit. Saya tidak memiliki rekening bank. Kebun saya inilah yang menjadi tabungan saya. Saya tahu betapa sulitnya para petani di desa ini pada musim-musim tertentu.

Alhamdulillah puji sykur kepada Allah.., saya dikarunia kemudahan dalam bergaul. Selama ini saya bergaul dengan anak-anak muda, sehingga saya bisa menyelami sifat, kemauan dan semangatnya anak-anak muda di Desa ini. Biarpun saya memiliki postur tubuh yang tidak gagah, namun demikian saya tetap sanggup bermain bola dengan baik. Heheh… Dengan pengalaman tersebut, saya mengetahui kemana anak-anak muda harus dibawa.

Saya juga dapat bersilaturahim dengan para kalangan orang tua, para tetua di masyarakat ini. sehingga saya bisa memahami bagaimana semsetinya Desa ini ditata dan dibangun baik secara fisik saja, ataupun tata aturan sosial dan peraturan-peraturan desa.

Dengan segala identitas, latar belakang dan juga pengalaman yang telah melekat pada saya tersebut, insya Allah saya akan bisa memahami apa kebutuhan masyarakat Desa ini baik itu yang menjadi petani ataupun yang menjadi peternak, yang pergi merantau di kota-kota, ataupun yang bekerja di luar negeri. Latar belakang ibu saya yang sebagai pedagang kecil menjadikan saya memahami apa yang dibutuhkan oleh warga masyarakat ini yang berprofesi sebagai pedagang.

Dari pengalaman kehidupan tersebut semua, muncullah dari diri saya niat tulus dari kesadaran kesamaan hak agar dapat berperan lebih strategis didalam membantu semua masyarakat desa ini agar di masa mendatang akan menjadi lebih baik. Bagi saya, menjadi seorang kepala desa bukanlah untuk mengejar posisi yang terhormat dan mulia. Karena kemuliaan hanya milik Allah SWT semata. Bagi saya, menjadi seorang kepala desa adalah cara dari saya untuk bisa membantu masyarakat agar bisa keluar dari kesulitan. Menjadi kepala desa adalah sebuah cara saya agar bisa lebih mudah dalam membantu masyarakat desa ini, meneruskan apa-apa yang selama ini saya telah lakukan dengan tulus. Saya sama sekali tidak terpesona akan seragam kepala desa yang megah, namun saya terpesona akan panggilan hati nurani saya sendiri, panggilan atas rasa empati saya agar bisa membantu warga desa ini.

Saya, melalui hati yang tulus, Memoohon doa restu, mohon izin agar proses pemilihan kades bisa berjalan dengan lancar, dan bisa melahirkan seorang Pemimpin desa yang bisa merasakan penderitaan rakyat, pemimpin desa yang rela untuk turun langsung membantu warga desa ini.
Akhir kata.., Mohon untuk tidak lupa membaca Bismilahiroh, seraya sambil berserah diri kepada Allah SWT, sebelum akan melakukan pencoblosan di ruang tobong. Hanya Allah dan kita sendirilah yang mengetahui siapa pilihan kita. Semoga Bapak/ibu dan saudara-saudara semua berketetapan hati dan dapat memberikan suaranya kepada saya. Aminn…

Wabilahitaufikwalhidaya. Wassalam wr wb…