Contoh Pidato atau Sambutan Oleh Keluarga Yang Kena Musibah

Menyesuaikan tema dengan berbagai kondisi tentu bukan hal yang mudah, terkadang ada beberapa materi untuk berpidato yang tidak bisa kita temui. Atas dasar itu, saya membuat contoh pidato tentang musibah. Semoga dapat dimanfaatkan dengan baik. Jangan lupa kunjungi juga artikel contoh pidato bahasa sunda yang pada kesempatan lalu telah saya buat.

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

(Pilih muqaddimah pidato yang anda sukai)

Syukur Alhamdulillah marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena kita semua yang hadir disini masih diberi kesempatan oleh Allah untuk hidup dimuka bumi-Nya.

Segala fasilitas, saudara muslim kita bapak Masyhud telah pulang ke rohmatulloh, berarti ia sudah tidak bisa menikmati segala kenikmatan yang ada di dunia ini. Untuk itu kita yang masih diberi umur panjang ini, gunakan sisa hidupnya untuk hal-hal yang baik, memperbanyak amal ibadat itulah yang kelak dikemudian hari yang kita haturkan kehadirat Allah SWT.

Para bapak sekalian yang kami Hormati!
Perkenankanlah kami berdiri di muka para bapak sekalian adalah mewakili atau utusan keluarga yang kena musibah, pertama kami sampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-setingginya kepada para bapak, para tetangga, handai taulan yang telah memberikan bantuan kepada kami sekeluarga dari perawatan, memandikan sampai menguburnya. Mudah-mudahan amal ibadah bapak sekalian itu diterima oleh Allah SWT.

Kedua kami atas nama keluarga yang kena musibah, mohon do’a restu dari bapak sekalian mudah-mudahan segala dosa-dosanya almarhum/almarhumah…………………………………diampuninya, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Juga semua amal ibadat almarhum/almarhumah selama hidupnya diterima disisi-Nya.

Ketiga, kami atas nama keluarga yang kena musibah, mohon do’a restu dari bapak-bapak sekalian mudah-mudahan keluarga yang ditinggalkan mendapat kesabaran , ketabahan musibah yang menimpanya ini, sekaligus dapat mengembangkan nilai-nilai baik yang pernah dilakukan oleh almarhum/almarhumah. Amin ya robbal ‘alamin.

Para hadirin yang kami hormati!
Peristiwa meninggalnya saudara muslim kita Almarhum/Almarhumah ini hendaknya kita jadikan tauladan, bahwa masalah kematian itu adalah ditangan Allah semata, seseorang tidak berhak untuk mengetahuinya, kapan dan dimana kita akan mati. Hanya tuhanlah yang mengetahuinya. Dengan dimikian bahwa kehidupan kita didunia ini ada batas akhirnya, sedangkan kehidupan yang tiada batasnya adalah kehidupan di akherat kelak.dan selanjutnya kehidupan kita di akherat itu bahagia atau celaka itu tergantung dari amalan-amalan kita sewaktu di dunia ini, kalau amalan-amalan kita di dunia ini banyak yang baik, yang diridhoi oleh Allah niscahya kehidupan kita di akherat akan bahagia, sebaliknya kalau banyak amalan-amalan kita di dunia ini yang jelek mak’siat yang melanggar syari’at Allah, niscahya kecelakaanlah yang akan kita rasakan kelak di akherat.

Untuk menyongsong hidup di akherat yang penuh kebahagian dalam arti yang hakiki(dimasukan syurganya Allah), maka sewaktu di dunia perbanyaklah dengan mengingat mati kemudian diiringi dengan mempersiapkan bekal-bekal untuk mati itu sendiri yakni bekal dikala menghadap Allah SWT. Dalam suatu riwayat dari Ibnu Majah Rosulullah saw. Bersabda:

“AKYASUN NAASI AKTSARUHUM DZIKRON LIL MAUTI WA-ASYADDUHUM ISTI’DAADAN LAHU, ULAA-IKA HU-MUL AKYAASU, DZAHABUU BISYAROFID DUNYAA WAKAROOMA TIL AAKHIROTI”.

Artinya:
“secerdik-cerdiknya manusia itu ialah yang terbanyak ialah yang terbanyak ingatannya kepada kematian serta yang terbanyak memperbanyak mempersiapkan untuk menghadapi kematian itu. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar cerdik dan mereka akan pergi ke alam baka dengan membawa kemuliaan dunia serta kemuliaan akherat.

Dan dalam satu riwayat yang lain Rosulullah saw. Bersabda:
“AKTSIRUU MIN DZIKRIL MAUTI, FA-INNAHU YUMAH-HISHUDZ DZUNUUBA WAYUZHIDU FID DUNYAA”.

Artinya:
“perbanyaklah untuk mengingat kematian, sebab mengingat kematian itu akan menghapus dosa dan menyebabkan timbulnya kezuhudan di dunia”.

Sekali lagi marilah kita jadikan pelajaran dengan peristiwa meninggalnya almarhum/almarhumah, bahwa suatu saat kita yang hadir disini besuk atau satu bulan lagi, satu tahu lagi akan didatangi oleh kematian melalui malaikat Izro’il, dimana saja kita berada sekalipun kita berada di dalam benteng yang kuat. Untuk itu sebelum kita menemui undian yang berupa kematian ini, persiapkanlah bekal untuk itu, kita kumpulkan sebanyak-banyaknya amal kebajikan, amalan yang diridhoi oleh Allah SWT.

Dan sekali lagi kami atas nama keluarga yang kena musibah ini mengucapkan terima kasih atas partisipasinya sehingga pemakaman jenazah almarhum/almarhumah………………………………………..terlaksana mudah-mudahan amal ibadah para bapak diterima oleh Allah SWT.

Dan selain itu kami atas nama keluarga yang kena musibah mohon do’a dari bapak-bapak sekalian semoga amal ibadat almarhum/almarhumah……………………………diterima oleh Allah SWT. Dan semoga dosa-dosa dan kesalahannya diampuninya. Begitu juga keluarga yang ditinggalkannya diberi kekuatan iman, Islam sehingga tabah dalam menghadapi cobaan yang berat ini.

Sekian terima kasih, Akhirul kalam Wassalamu’alaikum warohmatulloohi wabarokaatuh.