Pidato Tentang Pendidikan Agama Bagi Anak-anak.

Pendidikan agama menjadi hal yang sangat perlu dilakukan, hal ini mengingat pada fitrahnya manusia merupakan mahluk yang membutuhkan agam sebagai media untuk mengenal sang Pencipta. Pendidikan ini bukan hanya pengajaran yang sifatnya formalistic melainkan harus menyentuh sisi spiritualitas manusia untuk terus memaknai ajaran agama sebagai bagian dari upaya mengenal Allah Swt. Selengkapnya pidato tentang pendidikan agama badi anak-anak.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 
Hadirin yang berbahagia 
Pada kesempatan kali ini izinkanlah saya menyampaikan sedikit pembahasan tentang pendidikan agama. Barang kali kita telah mafhum jawaban dari pertanyaan mengapa manusia membutuhkan agama dalam kehidupannya. Agama merupakan ajaran yang memberikan pedoman manusia untuk memahami mana yang baik dan buruk serta benar dan salah. Aturan hidup yang bersumber dari agama diyakini menjadi petunjuk agar manusia dapat hidup teratur dan sejahtera. 
Agama sangat dibutuhkan oleh manusia karena pada fitrahnya manusia memiliki fitrah untuk menghamba pada kekuatan yang lebih tinggi darinya. Manusia memiliki fitrah untuk bergantung dan meminta pertolongan pada dzat yang dinilai memiliki kekuatan yang lebih tinggi darinya. Kekuatan ini bukan tentang kekuatan matahari, petir, atau langit yang secara fisik terlihat memiliki kekuatan yang besar. Kekuatan yang lebih tinggi dari manusia berkaitan dengan kekuatan sang Pencipta yang tidak membutuhkan makhluknya.
 Naluri untuk menghamba dan bersandar pada Tuhan menjadi kebutuhan esensial yang harus dipenuhi. Ternyata bukan hanya fisik manusia yang lapar untuk diberi makan melainkan jiwa pun lapar untuk segera mendekat pada yang Maha Kuat dalam upaya meminta pertolongan pada-Nya terhadap setiap problematika hidup yang sering kali dirasa begitu menghambat manusia. 
Manusia sangat membutuhkan Allah Swt sebagai Tuhannya, maka kebutuhan untuk mempelajari agama pun menjadi kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi. Hal ini disebabkan bahwa hanya melalui agama lah manusia dapat mengenal Tuhannya. Melalui agama diantaranya dengan mempelajari Al-Quran sebagai kalam Allah dan sunnah adalah jalan yang dapat dilalui manusia untuk mengenal Tuhannya. 
Hadirin yang berbahagia
 Kedekatan pada sang Pencipta menimbulkan efek bagi manusia untuk bertindak dan bersikap sesuai dengan aturan-Nya. Aturan-aturan Allah inilah yang menjadi petunjuk untuk memperoleh kehidupan yang lebih damai dan sejahtera. Agama menjadi wahana manusia untuk mengenal Tuhannya yang dengannya ia memiliki panduan untuk hidup dengan baik dan benar. Untuk itu pendidikan agama penting untuk dilakukan terutamanya sejak kanak-kanak.
 Pendidikan agama bukan hanya berkaitan dengan pemberian pelajaran agama bagi anak-anak, akan tetapi yang paling utama adalah berkaitan dengan penanaman nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan, pembiasaan untuk mematuhi dan memelihara nilai-nilai atau kaidah-kaidah yang ditentukan oleh ajaran agama (menjalankan perintah atau kewajiban dan mmenjauhi larangan atau hal-hal yang diharamkan Allah). 
Jika pendidikan agama ditujukan untuk membangun jiwa manusia agar menjadi pengabdi-Nya maka seyogianya pendidikan agama tidak hanya berorientasi pada kecerdasan intelektual melainkan harus menyentuh kecerdasan emosional dan spiritual anak. Pendidikan agama bukan hanya tentang pengetahuan cara shalat atau wudhu melainkan melibatkan integrasi pengetahuan agar menjadi bagian dari pribadi manusia.
 Sering kali ajaran agama tidak menyentuh sisi spiritualitas manusia dan hanya berkutat pada hal-hal yang bersifat formalistic. Kita sering kali menjadi begitu memperhatikan ritualitas di banding spiritualitas dalam menjalankan agama. Misalnya, kita begitu gandrung untuk mengadakan mauled nabi setiap tahun tanpa benar-benar ada peningkatan untuk memahami utusan Allah tersebut. 
Pendidikan agama seyogianya mengantarkan manusia pada spirit untuk lebih mengenal Tuhannya dan untuk lebih banyak menggali hikmah dari setiap peristiwa yang dialami. Pendidikan agama ini penting untuk dilakukan sejak masa kanak-kanak. Dadang Hawari , salah satu akademisi di Indonesia mengemukakan bahwa Bagaimanapun perubahan-perubahan sosial budaya terjadi maka hendaknya pendidikan agama tetap diutamakan. Sebab padanya terkandung nilai-nilai moral, etik dan pedoman hidup sehat yag universal dan abadi sifatnya.
Pendidikan agama berperan penting dalam membangun moralitas anak, diantaranya dapat diketahui dari sebuah penelitia bahwa pendidikan agama mempengaruhi akhlak anak-anak. Mengetahui hal ini tentunya menjadi penting bagi kita untuk memberikan pendidikan agama kepada anak-anak terutama sejak kecil. 
Beberapa bentuk pendidikan agama yang dapat dilakukan orangtua diantaranya adalah dengan 1) menjelaskan kepada anak tentang perintah Allah kepada manusia seperti shalat, zakat, shaum, haji, berdoa, berbuat baik kepada sesama manusia (terutama kepada kedua orang tua), menuntut ilmu (belajar), bersikap sopan dan santun kepada orang yang lebih dewasa, dan berperilaku jujur; 2) menjelaskan hal-hal yang dilarang atau diharamkan oleh Allah seperti memakan makanan dan meminum minuman yang diharamkan Allah, berdusta, mencuri, free seks atau seks bebas, membunuh, bermusuhan, dan sikap hasud. 
Ajaran tersebut akan mudah ditanamkan pada anak-anak jika orangtua, guru, dan orang-orangg dewasa di sekelilingnya mampu menjadi teladan atau uswah hasanah dalam mengamalkan kebiasaan baik dan menjauhi hal-hal yang diharamkan. Tentunya kita belum lupa bahwa anak-anak memiliki energy yang besar untuk mencontoh hal apapun yang dilihat dan didengarnya baik yang berkonotasi baik atau buruk. Untuk itu cara terpenting untuk menjadikan anak-anak kita menjadi orang yang baik adalah dengan menjadikan kita sebagai tokoh kebaikan itu sendiri. 
Hadirin yang berbahagia 
Bukan hal yang mudah membangun jiwa manusia, pendidikan agama bukan hal yang dapat dilakukan dengan setengah-setengah dan dalam waktu yang sebentar. Pendidikan agama ini dilakukan sepanjang kehidupan manusia itu sendiri. Butuh waktu yang tidak sebentar untuk membangun kepribadian manusia sesuai dengan ajaran agama yang ia anut. 
Proses pendidikan tidak seperti hal nya cabai yang jika dimakan langsung terasa pedas melainkan sebuah rangkaian titik yang harus dilalui manusia untuk mencapai garis kebaikan dan ketakwaan diri.
Pendidikan agama yang dilakukan sedari kecil kisaran pada masa usia dini atau masa pra sekolah akan menjadi benteng moral yang kokoh dan mampu mengontrol tingkah laku dan jalan kehidupannya serta menjadi obat gangguan jiwa. 
Zakiah Darajat mengemukakan bahwa agama yang ditanamkan sejak kecil kepada anak-anak akan menjadi bagian dan unsure-unsur kepribadiannya, yang dapat menjadi pengendali dalam menghadapi segala keinginan dan dorongan yang timbul. Keyakinan terhadap agama akan mengatur sikap dan tingkah laku seseorang secara otomatis. 
Dalam praktiknya, proses pendidikan agama yang ditujukan memerlukan proses bimbingan, pengajaran, pembiasaan, dan teladan dari orang-orang dewasa sekelilingnya sebagai pendidik terutama orangtua. Semua upaya tersebut harus didasari niatan mengatarkan anak-anak manusia ini menuju hakikat keberadaannya sebagai mahluk Tuhan. Bukankah orangtua memiliki kewajiban untuk menjaga keluarganya dari siksa api neraka? 
Hadirin yang berbahagia 
Barang kali semodernitas apapun atau semaju apapun ilmu pengetahuan dan teknologi, keberadaan pendidikan agama harus terus digalakan. Pada masa apapun dan untuk jenis manuasi manapun, pendidikan agama akan selalu menjadi kebutuhan yang mendesak untuk dipenuhi. Fitrah manusia untuk bergantung pada Tuhan merupakan fitrah yang tidak dapat ia ingkari keberadaannya. Oleh karena itu di masa kapanpun dan ditempat manapun, pendidikan agama menjadi salah satu cara bagaimana manusia dapat mengenal Tuhannya. 
Pendidikan agama menjadi benteng yang akan menghalau dekadensi moral yang terjadi pada abad ini. Pada praktiknya, pelaksanaan pendidikan agama baik yang dilakukan oleh orangtua maupun sekolah harus terus menerus mengevaluasi diri agar pendidikan agama yang diberikan tidak hanya menyentuh kecerdasan intelektual dengan abai pada kecerdasan emosional dan spiritual.
 Barang kali saatnya menghindari ritualitas dan beralih untuk menggali spiritualitas terhadap agama yang kita anut. Sudah saatnya menggali makna dan hikmah terhadap setiap ajaran agama yang diperintahkan-Nya. Bagaimana caranya shalat, puasa dan zakat yang kita lakukan bukan hanya sebatas rutinitas tapi mampu mengantarkan manusia pada pemaknaan terkait aktivitas ibadah tersebut. 
Hadirin yang berbahagia 
Barang kali demikianah yang dapat saya sampaikan, kurang dan lebihnya mohon dimaklumi dan dimaafkan. Billahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Leave a Comment