Kemuliaan Al-Quran barang kali telah diketahui secara umum, keberadaanya yang otentik, selaras dengan sains, dan dapat menaksir masa lalu & masa depan menjadi beberapa halh tentang betapa mengagumkannya Al-Quran. Tapi seberapa dekatkah kita dengan AL-Quran? Seberapa banyak kita menggali hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya? Selengkapnya Pidato tentang Kemuliaan Al-Quran berikut ini, Semoga Bermanfaat !
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan anugerah, nikmat dan karunianya secara terus menerus dan berlapis-lapis di setiap waktunya. Dia yang Maha Hidup, selalu terjaga dan selalu menatap kehidupan hamba-hambanya. Pemeliharaannya mencakupbumi dan seisinya, pemberian-Nya tidak terhitung dan tak terkira, tidak ada ungkapan yang pernah cukup untuk menggambarkan keagungan dan kemuliaannya.
Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada manusia terbaik sepanjang zaman yang mendedikasikan hidupnya untuk menghidupkan agama islam di muka bumi, tidak lain dan tidak bukan adalah Habibana Wanabiyana Muhammad Saw, beserta seluruh keluarganya, sahabatnya-tabi’in nya dan semoga kita semua selaku umatnya.
Hadirin yang dirahmati Allah
Pada kesempatan kali ini izinkanlah saya menyampaikan pidato tentang kemuliaan ajaran Al-Quran. Barang kali kita telah ketahui bersama bahwa Al-Quran merupakan Firman Allah yang keberadaanya diturunkan kepada umat manusia melalui utusan–Nya yaitu Nabi Muhammad saw. Kitab suci Al-Quran menjadi penutup kitab-kitab suci sebelumnya yang diturunkan kepada para nabi dan rasul di masa sebelumnya seperti Nabi Daud as, Nabi Musa as, dan Nabi Isa as.
Kitab suci Al-Quran menjadi penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya seperti Zabur, Taurat dan Injil.
Kitab Suci Al-Quran tidak kurang terdiri dari 6000 ayat dan memiliki 114 surat serta terangkum dalam 30 juz. Kitab suci umat muslim ini di turunkan secara turun temurun selama 22 tahun 2 bulan dan 22 hari. Kita ketahui bersama bahwa ayat-ayat suci Al-quran diturunkan secara berangsur-angsur. Mekkah dan Madinah merupakan dua daerah tempat diturunkannya Al-Quran.
Al-Quran merupakan kitab suci yang didalamnya terdapat berbagai panduan untuk hidup dan baik dan benar. Di dalamnya pula terdapat begitu banyak ilmu diantaranya adalah hukum (fiqh), sejarah, psikologi, biologi, etika, astronomi, dan lain-lain. Keberadaan Al-Quran ini dijaga dan dipelihara sepanjang umat manusia hidup. Penjagaan Allah ini yang menjadikan mengapa Al-Quran menjadi kitab suci yang otentik atau asli. Keaslian Al-Quran bisa dijamin sampai akhir zaman, artinya tidak ada satupun orang yang mampu mengotak-atik ayat Al-Quran satu patah kata atau bahkan satu huruf sekalipun.
Kitab suci Al-Quran adalah petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia hidup, keberadaannya mengarahkan manusia untuk menggapai kebahagiaan duniawi dan ukhrawi. Pelbagai rahasia keilmuan dan kehidupan terkandung dalam Al-Quran. Ilmu yang saat ini baru terungkap berkaitan dengan Al-Quran adalah setets ilmu dari luasnya samudra ilmu dari yang Maha Mengetahui. Banyak dari mereka yang begitu menjadi bernilai dan berharga kehidupannya karena menjadi dekat dengan Al-Quran. Sebutlah para sahabat Nabi dan ilmuan muslim yang hidupnya menjadi lebih berkah karena selalu dekat dengan Al-Quran.
Hadirin yang berbahagia
Sudah menjadi pengetahuan atau bahkan kesadaran umum bahwa Al-Quran adalah jawaban dari setiap tanya entah itu tentang hal-ikhwal dunia ataupun akhirat. Al-Quran adalah bahasa komunikasi antara hamba dengan Sang Pencipta. Sehingga sejatinya cara kita mempelajari Al-Quran adalah cara untuk mengerti bagaimana Allah Swt. menentukan standarnya tentang apa yang Ia sukai dan di Ridho-Nya.
Al-Quran adalah sebaik-baikya jalan untuk mengenal Ia yang Maha Membersami Kita dalam setiap detik kehidupan yang kita tempuh.
Al-Quran adalah Maha Karya Tuhan yang dengannya kita bisa menjalani kehidupan dengan damai dan bahagia. Lalu adakah kita telah menjadikan Al-Quran sebagai dasar panduan hidup? Ataukah kita hanya menyimpannya di sudut lemari yang tak pernah tersentuh?
Ada hal-hal yang hanya sekedar menjadi pengetahuan, salah satunya adalah cara kita yang begitu tau betapa menakjubakannya Al-Quran tapi tetap saja terasing dengan setiap ayat-ayat-Nya. Hari ini bukankah kita masih meninggalkan Al-Quran di lemari? Hari ini bukankah kita menjadi begitu terasing dengan ayat-ayat-Nya? Lalu adakah kita menjadi bagian dari mereka yang kehidupannya begitu damai karena Al-Quran?
Tak dapat dipungkiri bahwa waktu seolah-olah menuju pada batas-batas kemunduran hingga suatu saat mungkin akan ada suatu masa tertentu dimana kita tak dapat melangkah selain ke atas. Barang kali kemunduran umat muslim saat ini adalah karena mereka meninggalkan Al-Quran, kitab suci yang di berikan oleh yang Maha Sempurna. Kita meninggalkan apa yang telah disempurnakan oleh yang Maha Menciptakan Semesta yang segalanya begitu menjadi indah dan sempurna.
Saat ini kita hidup di era dimana kita lupa tentang siapa diri kita sebenarnya.
Barang kali kemusliman kita hanya menjadi kekosongan identitas agama. Lalu seberapa baik kualitas kemusliman kita hari ini? Seberapa baik kita mengenal-Nya melalui ayat-ayat Al-Quran? Seberapa kita dekat dengan ayat-ayat suci-Nya?
Hadirin yang dirahmati Allah
Ada begitu banyak kemuliaan dari kitab suci Al-Quran, diantaranya adalah bahwa:
Pertama, terjaganya kealian Al-Quran. Dalam firmannya Allah mengatakan,’’ Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.“ (Q.S. al-Hijr, 15: 9).
Keaslian ini dapat ditelusuri dari perjalanan sejarah dimana ada begitu banyak upaya yang telah dilakukan untuk memalsukan alQur’an oleh orang-orang kafir sejak dahulu sampai sekarang tetapi usaha-usaha itu selalu gagal total. Di era modern, pemalsuan al-Qur’an dilakukan oleh kelompok Ahmadiyah dengan menyusun kitab Tadzkirah yang menurut mereka merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Mirza Ghulam Ahmad. Pada tahun 2009, penerbit asal Amerika, Omega 2001 dan One Press membuat al-Qur’an palsu dengan judul hard cover “FURQANUL HAQ” atau “TRUE FURQAN”, dan usaha inipun gagal total.
Kedua adalah bahwa keberadaan Al-Quran tidak bertentangan dengan sains modern sebagai buah akal manusia. Al-Qur’an terbukti sesuai dengan sains modern. Contoh bukti kesesuaian al-Qur’an dengan sains modern antara lain digantinya kulit manusia di neraka. Kulit adalah pusat kepekaan panas. Maka jika kulit telah terbakar api seluruhnya, akan lenyap kepekaannya. Oleh karena itu, Allah menghukum orang kafir dengan mengembalikan kulitnya waktu demi waktu.
Allah berfirman:“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. al-Nisaa’: 56) Ayat inilah yang mendorong Dr. Tagata Tejasen, Ketua Departemen Anatomi di Universitas Chiang Mai, Thailand masuk Islam.
Al-quran banyak mengupas hal-hal yang kaitannya dengan ilmu pengetahuan (science), kesesuaian inilah yang sering kali mengundang minat non muslim untuk masuk islam.
Banyak dari ayat Al-Quran yang dapat dijadikan panduan untuk menggali ilmu pengetahuan, diantaranya adalah tentang pertumbuhan dan perkembangan janin manusia, lapisan-lapisan langit, pembentukan curah hujan dan sebagainya.
Ketiga adalah bahwa banyak sekali yang telah berhasil menghafal Al-Quran. Bisa dikatakan jarang sekali umat agama lain yang mampu menghafal keseluruhan dari kitab suci yang mereka miliki. Berbeda dengan islam, ada banyak sekali penganut agama ini yang telah berhasil menghafal Al-Quran sejak masa penurunannya bahkan sampai sekarang.
Allah berfirman:“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (Q.S. al-Qamar: 17) Ayat ini diulang empat kali dalam surat tersebut dan terbukti al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang banyak dihapal oleh banyak manusia bahkan mampu dihapal oleh anak-anak yang masih sangat belia. Ibnu Sina hapal al-Qur’an di usia 5 tahun, Imam Thabary, Imam Syafi’i, dan Ibnu Khaldun hapal al-Qur’an usia 7 tahun. Imam al-Suyuthi hapal al-Qur’an
sebelum usia 8 tahun. Ibnu Hajar al-Asqalani hapal al-Qur’an usia 9 tahun, Ibnu Qudamah hapal alQur’an usia 10 tahun.
Keempat adalah bahwa Al-Quran menceritakan hal ikhwal tentang masa lalu dan masa depan dengan tepat. Misalnya adalah kisah tentang kemenangan bangsa Romawi setelah mereka mengalami kekalahan dari bangsa Persia. Allah berfirman:“(2) Telah dikalahkan bangsa Rumawi, (3) di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, (4) dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman,” (Q.S. al-Ruum: 2 – 4)
Sekitar tujuh tahun setelah diturunkannya ayat-ayat di atas pada Desember 627 Masehi, perang penentu antara Romawi dan Persia terjadi di Nineveh. Kali ini pasukan Romawi secara mengejutkan mengalahkan pasukan Persia dan memaksa Persia harus membuat perjanjian dengan Romawi untuk mengembalikan wilayah yang mereka rampas dari Romawi.
Hadirin yang berbahagia
Al-quran begitu mulia keberadaannya, hingga terlalu bodoh jika hanya menyimpannya di almari kita. Untuk itu semoga kita dapat terus mempelajari, menggali dan mendalami ayat-ayat Al-Quran sehingga kita menjadi bagian dari orang yang mendekat pada-Nya melalui Al-Quran. Barang kali demikianlah yang dapat saya sampaikan, kurang dan lebihnya mohon di maklumi dan di maafkan. Billahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.