Kedisiplinan diri bagaimanakah kiranya? Disiplin diri menjadi suatu hal yang sangat penting untuk diupayakan dan dipelihara. Bagaimana tidak, satu sikap ini mengantarkan kita pada tujuan-tujuan yang kita canangkan. Semakin cerdas kita mengelola diri untuk menjadi lebih disiplin semakin cepat pula kita menuju sukses. Selengkapnya pidato tentang kedisiplinan diri berikut ini, semoga bermanfaat !
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Hadirin yang berbahagia
Pada kesempatan kali ini izinkanlah saya menyampaikan pidato tentang kedisiplinan diri. Barang kali kita tidak asing lagi dengan istilah disiplin, satu kata ini menemani perjalanan hidup kita sejak kecil. Orang dewasa kala itu sering berkata kita harus bisa menjadi orang yang disiplin. Guru di sekolah pun sering memberikan wejangan bahwa mereka yang sukses sebagian besar adalah orang yang disiplin. Lalu apa sebenarnya disiplin itu sendiri?
Kata disiplin berasal dari bahasa latin discipulus yang berarti pembelajaran. Untuk itu kita dapat paham bahwa disiplin itu sendiri difokuskan untuk pengajaran. Menurut seorang tokoh disiplin sesungguhnya adalah proses melatih pikiran karakter anak secara bertahap sehingga menjadi seseorang yang memiliki kontrol diri dan berguna bagi masyarakat.
Adapun yang lainnya mengartikan disiplin sebagai suatu keadaan tertib dimana orang yang tergabung dalam organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada. Singkatnya istilah disiplin berkaitan dengan peraturan dimana kecenderungan untuk menaati suatu peraturan dengan tepat dan konsisten.
Disini barang kali saya tidak akan membahas secara luas tentang disiplin itu yang berkaitan dengan organisasi atau institusi sekolah. Hal-hal yang akan saya sampaikan adalah tentang disiplin diri. Barang kali kita telah mengerti bahwa disiplin diri erat kaitannya dengan kekuatan mengelola diri tentang seberapa konsisten kita dapat menaati peraturan diri yang telah dibuat.
Pada praktiknya kita sering mendapati diri kita yang cenderung mudah untuk mengingkari segala peraturan diri yang telah dibuat. Misalnya jadwal dan target-target yang mudah sekali kita abaikan keberadaannya. Banyak hal yang melengahkan kita dalam melakukan hal-hal yang telah direncanakan dan diatur oleh diri kita sendiri. Hingga pada akhirnya kita mudah sekali mengingkari janji-jani dan kesepakatan yang telah kita buat terhadap diri kita sendiri.
Hadirin yang berbahagia
Mengapa disiplin diri itu penting?
Pertama, adalah bahwa cara kita mengelola diri untuk menjadi lebih disiplin adalah hal yang menentukan cara kita hidup. Cara hidup menentukan apakah kita sampai atau tidak sampai pada tujuan yang telah kita canangkan. Kedisiplinan kita dalam mengagendakan setiap hal setiap harinya membawa kita pada sebuah keteraturan. Misalnya jika kita bekerja sebagai penulis freelance di sebuah website atau yang lainnya kita harus mendisiplinkan diri tentang kapan kita harus menulis dan seberapa banyak kita harus menulis.
Mendisiplinkan diri lebih mudah jika ada tuntutan eksternal yang mendasarinya dibanding hanya karena didasarkan motivasi internal dalam diri. Karena hal-hal yang datangnya dari luar diri kita merupakan amanah yang rugi dan untungnya tidak hanya untuk diri kita sendiri melainkan untuk orang lain pula.
Inilah yang barang kali menyebabkan orang lebih mudah mengingkari janjinya pada diri sendiri dibanding orang lain.
Inilah yang barang kali menyebabkan orang lebih mudah mengingkari janjinya pada diri sendiri dibanding orang lain.
Mereka menganggap bahwa menjadi suatu hal yang biasa dan tak perlu dipermasalahkan jika yang dibohongi dan diingkari kesepakatan dan peraturan-peraturannya adalah diri sendiri. Padahal kita tahu bahwa tidak ada yang harus menjaga dan menyayangi diri kita sendiri lebih dari apapun selain diri kita sendiri.
Kedua adalah bahwa kualitas disiplin diri mempercepat seseorang menuju kesuksesannya. Lihatlah bangsa jepang bagaimana etos kerja dan disiplin yang dimiliki mengantarkannya pada sebuah kegemilangan kemajuan sebagai macan asia. Kala itu, di tahun yang sama indonesia merdeka sedangkan kota hiroshima dan nagasaki di luluntahkan dengan bom nuklir oleh sekutu. Kehancuran dan kemerdekaan terjadi pada tahun yang sama di belahan bumi yang berbeda. Namun respon terhadap kejadian tersebut pun disikapi dengan beragam, tidak selamanya suatu hal yang positif direspon dengan suatu hal yang positif pula, begitupun sebaliknya. Maka akhirnya hari ini kita bisa melihat bagaimana waktu menjawab segalanya, bagi mereka yang disiplin, waktu adalah ukuran kesuksesannya sedangkan bagi yang abai terhadap kedisipinan, waktu bukan lah sebuah jaminan kesuksesan.
Begitulah kiranya bagaimana disiplin diri itu penting, keterampilan untuk mengendalikan diri agar bertahan pada kedisiplinan perlu diupayakan. Hal yang harus digarisbawahi adalah bahwa disiplin erat kaitannya dengan proses mengendalikan diri. Misalnya untuk disiplin shalat lima waktu orang harus mampu mengalahkan segala bentuk kemalasan diri, ia harus mengendalikan diri agar tidak tidur ketika subuh, agar bisa menahan cape ketika adzan dzuhur berkumandang dan sebagainya.
Hadirin yang berbahagia
Barang kali kita sering menemukan pelbagai kasus dan berita atau bahkan yang kita lihat sendiri dimana masyarakat kita cenderung memiliki disiplin diri yang rendah. Contoh kecilnya adalah bagaimana mereka abai terhadap peraturan yang di berikan oleh pemerintah. Misalnya peraturan tata tertib lalu lintas tentang lampu merah dimana masih banyak dari masyarakat kita yang mengabaikan aturan ini. Sering kali dengan begitu polosnya orang tetap saja melajukan kendaraannya meskipun dengan jelas lampu merah belum berganti menjadi warna hijau.
Hal-hal inilah yang barang kali memberikan refleksi bahwa kita masih mengabaikan kedisiplinan meskipun pada hal-hal yang kecil.
Lalu pada akhirnya kita sampai pada pertanyaan ini, bagaimana bangsa ini bisa menjadi bangsa yang disiplin dalam mematuhi pelbagai keputusan dan aturan jika pada hal yang remeh temeh pun abai? Bagaimana mungkin bangsa ini akan tumbuh menjadi bangsa yang maju dan berperadaban jika kita tak mampu menegakan disiplin diri?
Lalu pada akhirnya kita sampai pada pertanyaan ini, bagaimana bangsa ini bisa menjadi bangsa yang disiplin dalam mematuhi pelbagai keputusan dan aturan jika pada hal yang remeh temeh pun abai? Bagaimana mungkin bangsa ini akan tumbuh menjadi bangsa yang maju dan berperadaban jika kita tak mampu menegakan disiplin diri?
Mungkin saatnya kita berinstropeksi diri seberapa banyak kita berkomitmen pada diri kita sendiri untuk menjadi orang yang lebih disiplin? Seberapa tinggikah tingkat kedisiplinan kita hari ini? Seberapa mudahkah kita tergoyah pada hal-hal yang tidak pasti yang menggoda kita untuk mengabaikan kesepakatan kita dengan diri sendiri?
Hadirin yang berbahagia
Disiplin diri itu erat kaitannya dengan mengendalikan diri lalu hal apa yang dapat meningkatkan tingkat pengendalian diri kita?
Dalam islam mungkin kita mengenal ibadah saum atau puasa yang dapat dipahami sebagai proses menahan diri dari makan dan minum dan dari hal-hal yang membatalkan puasa.
Dalam islam mungkin kita mengenal ibadah saum atau puasa yang dapat dipahami sebagai proses menahan diri dari makan dan minum dan dari hal-hal yang membatalkan puasa.
Secara tidak langsung puasa adalah bentuk latihan agar kita dapat lebih mampu mengendalikan diri kita sendiri. Jika pada hal-hal yang pokok seperti makan dan minum pun kita mampu mengendalikannya, apalagi hal yang lainnya? Singkatnya puasa adalah media tebaik untuk kita melatih diri menjadi orang yang lebih disiplin.
Barang kali demikianlah yang dapat saya sampaikan, kurang dan lebihnya mohon dimaklumi dan dimaafkan. Akhir kata semoga kita dapat menjadi seseorang yang lebih disiplin lagi yang dengannya mampu mengantarkan kita pada kesuksesan. Billahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh