Sabar, istilah ini begitu mudah untuk mengucapkan tapi terasa sulit untuk dijadikan bagian dari kepribadian kita. Sering kali kita menganggap bahwa kesabaranlah yang membutuhkan kita tapi padahal kita sendirilah yang membutuhkan kesabaran itu sendiri. Sabar adalah salah satu jalan untuk menggapai pertolongan Allah dan kebahagiaan yang hakiki. Selengkapnya pidato singkat tentang sabar, semoga bermanfaat !
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Hadirin Rahimakumullah
Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan sedikit ilmu tentang sabar. Barang kali istilah ini tidak asing lagi di telinga kita hari ini. Mudah diucapkan tapi sulit untuk dipraktekan, inilah gambaran dari sabar itu sendiri. Sabar bukan hanya dipraktikan ketika kita jatuh melainkan ketika kita berada di posisi di atas pun sabar dapat menjadi perisai dalam pelbagai kecenderungan manusia untuk mengikuti godaan setan.
Saudaraku, sifat sabar ini memiliki arti penting bagi kehidupan muslim. Secara tersurat Allah Swt. berfirman dalam Al-Quran yang artinya,’’ sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas’’. Dari ayat ini kita tahu bahwa bukanlah sabar yang membutuhkan manusia melainkan manusia itu sendiri yang membutuhkan sifat sabar ini. Sabar adalah pintu yang dapat membuka jalan pahala dan pertolongan Allah terhadap manusia itu sendiri.
Lalu apa sebenarnya sabar itu sendiri?
Yang mafhum kita pahami sabar merupakan bentuk sikap menahan diri untuk tidak bersikap diluar batas dalam menghadapi pelbagai persoalan kehidupan. Ada sebuah ungkapan yang dapat dijadikan bahan renungan tentang sabar ini.
Isa Anshari mengungkapkan,’’ Lihatlah kesabaran air dalam perjuangan menuju laut kemenangan. Dari puncak gunung tinggi dia turun ke bawah melalui semak belukar menempuh lebat dan kayu besar. Dengan sabar dia turun memenuhi lembah dan serasah setelah itu dia berjalan terus ke depan dengan penuh harapan.
Dari ungkapan Isa Anshari ini sabar memiliki andil yang cukup besar dalam mengantarkan sang air menuju lautan. Dengan kesabaran bermacam rintangan ia hadapi, semak belukar dan kayu besar pun tak menjadi halangan menuju tempat yang dituju. Kiranya kesabaran merupakan komponen mutlak yang harus digunakan manusia menuju keberhasilan hidupnya. Komponen sabar ini biasanya satu paket bersama keuletan, keberanian, ketekunan, kekuatan, ketabahan sikap optimis dan pantang menyerah.
Hadirin yang berbahagia
Secara bahasa, sabar diartikan sebagai al-imsak (menahan), sedangkan secara istilah, Al-Raghib menyatakan bahwa ,’’ sabar ialah menahan jiwa dari apa-apa yang ditentukan oleh akal dan syariat. Dalam pengertian ini dapat dipahami bahwa kesabaran seorang muslim mesti bersandar kepada keputusan akal dan syariat. Dalam arti, akal dan syariatlah yang akan menentukan tentang kesabaran dalam hal apakah yang mesti ia pertahankan. Singkatnya kesabaran tidak hanya tentang sikap menerima dan menahan diri melainkan tentang bagaimana syariat dan akal menunjukan hal-hal yang perlu disikapi secara sabar atau lainnya.
Kesabaran memiliki makna yang begitu luas yaitu termuat di dalamnya tentang menahan segala kemaksiatan apapun. Kesabaran dalam menghadapi musibah dinamakan al-shabru, sebaliknya al- jazau adalah berkeluh kesah. Kesabaran ketika kaya disebut juga pengendalian diri (Dhobtu al nafsi) kebalikannya adal AL-Batru (kesombongan). Kesabaran dalam peperangan disebut al-syuja’ah (berani) sebaliknya adalah al-jubn (pengecut). Kesabaran dlam marah disebut al-hilm ( lemah lembut) sebaliknya adalah al-tadzammur (pemarah). Kesabaran dalam perkataan disebut kitmanu al –sirri (penyimpan rahasia) dan sebaliknya adalah al-madzlu atau penyebar rahasia.
Syekh Usaimin memberikan pengertian sabara terhadap tiga perkara yaitu,’’ pertama sabar terhadap ketaatan kepada Allah Swt, kedua sabar terhadap larangan-larangan Allah Swt, ketiga sabar terhadap ketentuan-ketentuan Allah Swt.
Dalam hal ketaatan kepada Allah swt, kesabaran merupakan hal yang teramat penting untuk mewujudkannya. Misalnya kita harus melaksanakan shalat meskipun letih, menahan diri dari kehausan dan kelaparan ketika shaum, dan ketaatan lainnya. Dalam hal ini kesabaran lah yang menjadi tenaga untuk memikul semua beban dan pelbagai rintangan, kesabaran mampu mengubah keletihan menjadi kegigihan, kelaparan menjadi ketegaran, keterbatasan menjadi kelapangan.
Dalam hal kesabaran terhadap larangan-larangan Allah Swt, kesabaran berberan sebagai rem yang ampuh agar manusia tidak terjatuh pada jurang kebinasaan. Rasa sabar memunculkan keyakinan diri bahwa Allah Swt, sama sekali tidak berniat mendzalimi dan memberatkan hamba-hamba pada setiap larangan yang diberikan-Nya pada manusia. Dengan keyakinan yang teguh ini, kesabaran manusia menjadikannya tidak tergiur terhadap berbagai godaan kemaksiatan yang ada di sekelilingnya. Ibaratnya adalah kokohnya karang yang tidak terpengaruh sedikit pun oleh besarnya hempasan ombak.
Berkaitan dengan kesabaran terhadap ketentuan-ketentuan Allah Swt, kesabaran menjadikan manusia rela atas apa yang Allah berikan kepadanya sehingga seakan-akan ia adalah orang yang paling kaya atas pemberiannya itu. Kesabaran ini barang kali tentang bagaimana cara kita menyikapi setiap peristiwa dalam kehidupan baik yang berkonotasi menyedihkan atau bahkan membahagiakan. Misalnya adalah bagaimana cara kita menyikapi kehilangan baik itu barang-barang yang dinilai penting atau bahkan tenang kehilangan orang-orang yang dikasihi.
Dikatakan bahwa sifat sabar menjadikan seluruh aktifitas muslim bernilai kebaikan, hal ini didasarkan pada hadits dimana Rasulullah Saw, bersabda:
Dari Shuhaib berkata: Rasulullah Saw, bersabda,’’ perkara yang mu’min itu mengagumkan, sesungguhnya semua perihalnya baik dan itu tidak dimiliki selain orang mu’min. Bila tertimpa kesenangan, ia bersyukur dan syukur itu baik baginya. Dan bila ia tertimpa musibah Ia bersabar dan sabar itu baik baginya.’’ (HR. Muslim)
Dari Shuhaib berkata: Rasulullah Saw, bersabda,’’ perkara yang mu’min itu mengagumkan, sesungguhnya semua perihalnya baik dan itu tidak dimiliki selain orang mu’min. Bila tertimpa kesenangan, ia bersyukur dan syukur itu baik baginya. Dan bila ia tertimpa musibah Ia bersabar dan sabar itu baik baginya.’’ (HR. Muslim)
Nilai-nilai kebaikan muslim karena kesabarannya menjadi untaian tangga kemuliaan yang menguntai tinggi ke langit, hingga balasan bagi orang yang bersabar tidak lain dan tidak bukan adalah surga dengan pahala yang tanpa batas.Dalam firmannya Allah mengatakan,’’ Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.’’ (Al-Zumar: 10).
Mengenai ayat ini Syekh Al-Utsaimin mengatakan,’’ Firman-Nya dengan tanpa hisab karena sesungguhnya amal-amal shalih itu kebaikan yang dilipatgandakan dengan sepuluh kali hingga tujuh ratus kali lipat hingga kelipatan yang sangat banyak.
Ali bin Abi Thalib pun mengatakan,’’ setiap orang yang taat itu kelak balasannya akan ditukar dengan sebenar-benarnya takaran serta ditimbang dengan sebenar-benarnya timbangan kecuali orang yang sabar karena dia itu didahulukan (balasannya) bagi mereka.
Ali bin Abi Thalib pun mengatakan,’’ setiap orang yang taat itu kelak balasannya akan ditukar dengan sebenar-benarnya takaran serta ditimbang dengan sebenar-benarnya timbangan kecuali orang yang sabar karena dia itu didahulukan (balasannya) bagi mereka.
Tingginya balasan yang diperuntukan bagi orang yang sabar seharusnya dapat dijadikan motivasi agar kita lebih bersabar dalam menghadapi hidup. Pergantian kesuksesan dan kegagalan harus disikapi dengan sabar, perputaran roda kehidupan beserta kesedihan dan kesenangannya harus disikapi dengan sabar dan bijaksana, setiap perintah, larangan dan ketentuan-Nya adalah media atau wadah yang akan menggembleng seberapa jauh dan kuat nya kesabaran yang kita pupuk dan upayakan. Sehingga hingga saatnya Allah Swt, dapat memberikan balasan yang berlipat-lipat terhadap kesabaran yang kita upayakan.
Saudaraku, sabar seperti halnya konsekuensi hidup bagi manusia untuk meraih kebaikan dan kebahagiaan. Bahkan tampaknya sabar adalah jalan kebahagiaan itu sendiri, jika orang ketika dalam keadaan sulitnya justru mengalihkan diri pada hal-hal yang tidak disukai-Nya itu maka ia seolah-olah mencari kebahagiaan pada jalan yang salah.
Jika suatu waktu kita mengalami kehilangan terhadap orang-orang yang dikasihi dan kita malah menyikapinya dengan suatu hal yang menghancukan diri seperti halnya mabuk-mabukan, berhenti belajar, mogok makan dan hal negative lainnya bukankah tampaknya seperti mencari solusi pada suatu cara yang tidak tepat?
Maka barang kali kesabaran meskipun sulit adalah satu-satunya jalan untuk menghadi setiap dinamika hidup dari perputaran roda kehidupan yang seolah-olah menempatkan manusia dalam keadaan bahagia ataupun luka. Sabar adalah jalan untuk meminta pertolongan kepada Allah swt atas setiap persoalan hidup yang dialami manusia. Sabar adalah kehidupan itu sendiri dan tanpanya kehidupan takan pernah berlansung sempurna.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan, kurang dan lebihnya mohon dimaklumi dan dimaafkan. Akhir kata semoga kita dapat terus bertransformasi menjadi orang-orang yang sabar dan senantiasa bergantung kepada-Nya. Billahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.