Naskah Pidato Tentang Cara Menangkal Amarah

Siapa yang dalam hidupnya tidak pernah merasa marah? Bias dipastikan bahwa setiap orang di dunia pasti pernah merasakan marah, ada yang mungkin menyikapinya dengan diam ada pula yang mengungkapkan kekesalannya secara tidak wajar. Marah sering kali membuat seseorang tak terkendali sehingga dapat melakukan apa saja yang diinginkan. Lalu bagaimana cara menangkal amarah,? Selengkapnya naskah pidato tentang cara menangkal amarah.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yang saya hormati teman-teman dan hadirin semua. Marilah kita bersama – sama panjatkan puja, puji, dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam karena atas berkah, rahmat dan hidayahnya kita semua dapat berkumpul di tepat yang Insya Allah mulia ini Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan ke pada junjungan kita – manusia terbaik sepanjang zaman yakni besar Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Semoga kita semua kelak mendapatkan syafaatnya. Aamiin.

Hadirin Rahimakumullah

Sebelumnya kita pernah membahas apa itu marah dan bahaya-bahaya yang ditimbulkannya. Tentunya bukan hal yang mudah untuk mengendalikan marah tapi agama ini memberikan tuntunan apa saja hal-hal yang harus dilakukan ketika manusia diliputi amarah. Diantaranya:

Yang pertama adalah melakukan perubahan sikap badaniah. Jika kamu sedang berdiri duduklah, dan jika dengan duduk pun amarah tidak berkurang maka cobalah untuk maka berbaringlah. Hal ini sesuai dengan hadits rasul dimana Rasulullah Saw. Bersabda,’’ Apabila salah seorang diantara kamu terentak amarah, dan saat itu dia sedang berdiri, maka duduklah. Jika amarahnya hilang dengan cara duduk, maka cukuplah. Namun jika tidak, berbaringlah.’’’ (HR. Abu Daud)

Yang selanjutnya, hal yang dapat dilakukan untuk menangkal amarah adalah dengan mengambil air wudhu. Rasulullah Saw. Bersabda,’’ Sesungguhnya marah itu dari setan sedangkan setan terbuat dari api, dan api akan padam jika di siram dengan air. Maka apabila salah seorang diantara kamu marah, berwudhulah.’’ (HR. Abu Daud) 

 Apabila berwudhu telah dilakukan, maka ada baiknya untuk menundukan kepala dan mengusahakan kekhusyuan hati, bertawakal kepada Allah dan meminta perlindungan-Nya dari semua kejahatan setan yang menyulut api kemarahan di dalam dada.

Imam Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Dzar Al-Ghifari, dia berkata,’’ Suatu ketika ada dua orang yang saling memaki di hadapan Rasulullah Saw. Dan kami pun berada di dekatnya. Tatkala salah seorang sedang memarahi yang lain dengan wajahnya yang memerah, Rasulullah Saw. Bersabda,’’ Sesungguhnya aku mengetahui suatu kalimat yang jika dia mengucapkannya akan hilang rasa amarahnya, yakni mengucapkan,’’ Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.’’ (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Hadirin Rahimakumullah

Untuk menangkal amarah, kita dapat berdoa dengan mencontoh doa yang diajarkan Rasulullah kepada Aisyah sewaktu dilanda amarah.
Ya Allah ampunilah dosaku, hilangkanlah amarah di hatiku dan selamatkanlah diriku dari kejahatan setan. ‘’ (HR. Ibnu Sina)

Agar lebih lengkap, kita dapat melakukan beberapa hal lagi dalam menangkal amarah seperti; 1) menghindari semua perbuatan yang bias menimbulkan amarah baik bagi diri sendiri maupun kepada orang lain; 2) menyadari dengan benar akibat dan keburukan yang ditimbulkan apabila mengumbar hawa nafsu amarah; dan 3) berlatih dengan sungguh-sungguh untuk bias bertutur kata sopan, bersikap bijak, berperilaku santun, menghormati sesama, tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, belajar berprasangka baik dan berpikiran positif, berlapang dada dalam menerima kritik dan saran, menjauhi sifat ujub dan riya, dsb.

 Saudaraku, Barang kali demikianlah yang dapat saya sampaikan, sungguh yang menyampaikan tidak lebih baik dari yang mendengarkan. Akhir kata semoga bermanfaat dan mohon maaf terhadap setiap kesalahan dan kekurangan ketika penceramahan ini berlangsung.

 Billahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh