Naskah Pidato Berjudul Letakanlah Di Tangan

Apakah kita tidak boleh merasa cinta kepada anak, istri/suami, harta ataupun kedudukan? Tentu saja boleh. Barang kali hal tersebut adalah fitrah manusia dan merupakan hal yang manusiawi bukan?. Lalu bagaimana seharusnya kita menyikapi kecintaan terhadap semua itu secara bijaksana dengan tidak membuat kita melupakan akhirat. Selengkapnya naskah pidato dengan judul letakan di tangan berikut,

 Assalamualaikum Wr. Wb

Yang saya hormati teman-teman dan hadirin semua
Marilah kita bersama – sama panjatkan puja, puji, dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam karena atas berkah, rahmat dan hidayahnya kita semua dapat berkumpul di tepat yang Insya Allah mulia ini
Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan ke pada junjungan kita – manusia terbaik sepanjang zaman yakni besar Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Semoga kita semua kelak mendapatkan syafaatnya. Aamiin.

Hadirin yang dimuliakan Allah

Mungkin tak jarang ada yang bertanya apakah kita tidak boleh merasa cinta kepada anak, istri/suami, harta ataupun kedudukan? Tentu saja boleh. Senang terhadap urusan duniawi adalah hal yang manusiawi. Tetapi yang tidak boleh adalah jika kecintaan terhadap urusan dunia itu membuat hati kita tertawan oleh nya sehingga kita menjadi lalai terhadap sesuatu yang lain di balik itu, yang pada akhirnya secara tidak sadar kita terjerumus dalam anggapan bahwa kehidupan hanya berlangsung saat ini saja.

Dalam Al-Quran, Surat Ali-Imran ayat 14,’’ Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang di ingini , yaitu: wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatng-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik.

Hadirin yang berbahagia

Kecintaan terhadap dunia secara berlebihan adalah hal yang jelek dan mengganggu. Dengannya manusia begitu terikat dengan dunia hingga rasanya dunialah yang menjadi ukuran kesedihan dan kebahagiannya. Menjadi sangat jelek jika kecintaan terhadap dunia membuat manusia tidak dapat bersikap adil terhadap dirinya dan orang lain.

Dan hal yang utama ketika manusia mampu menanggalkan kecintaan terhadap atribut dunia adalah bukan karena ia tidak memiliki kecintaan terhadap dunia tapi karena ia mampu menempatkan dunia di tangannya bukan di hatinya. Misalnya, ketika dulu Nabi Ibrahim as akan menyembelih putranya Nabi Ismail as, tentunya beliau memiliki kecintaan besar terhadap anaknya tersebut sehingga tindakannya di nilai sebagai pengorbanan, beda lagi jika Khalilullah tersebut tidak memiliki kecintaan terhadap anaknya tentunya tidak hal yang istimewa dalam tindakannya menyembelih Nabi Ismail as tersebut. Suatu hal menjadi istimewa ketika di dalamnya ada pengorbanan dan perjuangan.

Pada akhirnya bisa di tarik benang merah bahwa sesuatu menjadi tercela jika kita mengikatkan diri pada kesibukan duniawi semata dan melalaikan kehidupan di akhirat. Al-Quran menegaskan hal ini dalam surat Al-Qashash ayat 77,’’Carilah apa yang telah di augerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi.

Hadirin Rahimakumullah

 Cukup jelas untuk meletakan dunia di tangan kita bukan di hati kita. Barang kali demikianlah yang dapat saya sampaikan. Semoga sedikit ilmu yang disampaikan bermanfaat dan berkah. Akhir kata, saya mohon maaf terhadap setiap kekurangan dan kesalahan selama penceramahan ini berlangsung. Terima Kasih

Billahi Taufiq Wal Hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh