Contoh Pidato Hari Kartini 21 April

Raden Ajeng Kartini atau biasa dikenal dengan RA. Kartini telah berhasil menggelorakan gagasan kemanusiaan wanita, dan menggugat hak azazi kemanusiaan, hak-hak persamaan dan kemerdekaan untuk hidup bermasyarakat dan menikmati kebahagiaan hidup dan kehidupan selaku Anugreah Allah kepada segenap manusia. Nah, untuk selengkapnya! Marilah kita simak Contoh Pidato Hari Kartini berikut ini:

MENYIKAP MAKNA MENJADI PEREMPUAN TERDIDIK DI HARI KARTINI

Assalamulaikum wr. wb

Yang saya hormati teman-teman dan hadirin semua

Marilah kita bersama – sama panjatkan puja, puji, dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam karena atas berkah, rahmat dan hidayahnya kita semua dapat berkumpul dalam rangka memperingati Hari Kartini dalam keadaan sehat walafiat.

Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan ke pada junjungan kita – manusia terbaik sepanjang zaman yakni besar Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Semoga kita semua kelak mendapatkan syafaatnya. Aamiin.

Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah saya menyampaikan sebuah pidato tentang menyingkap makna menjadi perempuan terdidik di hari Kartini. Semoga pidato yang disampaikan dapat menginspirasi dan memberikan pencerahan kepada kita semua tentang pentingnya mengambil semangat kartini untuk menjadi perempuan terdidik sebagai penerang peradaban.

Hadirin yang berbahagia,

Hari ini merupakan hari bersejarah bagi perempuan Indonesia, 21 April merupakan simbol perjuangan Kartini dalam melawan dan melepaskan diri dari feodalisme yang dinilai mengekang hak-hak perempuan.

Hadirin yang berbahagia,

Setiap tahun kita memperingati hari kartini yang diikuti dengan perayaan dan kegiatan-kegiatan seremonial seperti lomba-lomba menarik yang diselenggarakan oleh perangkat desa atau beberapa pihak lainnya,

Pertanyaan yang muncul adalah, bagaimana kita sebagai perempuan Indonesia memaknai hari kartini? Atau jangan-jangan kita terlalu berfokus pada hal-hal seremonial sehingga melupakan hal-hal yang lebih esensial dengan mengabaikan jawaban tentang makna menjadi ‘perempuan’ di hari Kartini?

Hadirin yang saya hormati,

Kartini adalah sosok perempuan yang dengan pendidikannya di keraton dan sekolah eropanya mampu berpikir progressif bahwa tak seharusnya sosok perempuan hanya berkutat pada kasur, dapur dan sumur. Kartini merasa risau dengan adat budayanya yang memaksa perempuan yang menginjak usia remaja harus menjalani pingitan dan dengannya ia dikurung di dalam rumah dan diputuskan dengan aksesnya terhadap masyarakat luar.

Selain itu, mungkin tidak asing bahwa Kartini sering dielu-elukan sebagai emansipator yang mengusung konsep kesetaraan. Lalu bagaimana konsep kesetaraan yang dimaksud, apakah jika laki-laki menjadi sopir taksi perempuan pun harus menjalani profesi yang sama?

Hadirin yang berbahagia,

Kiranya, hari Kartini bukan hanya tentang menjadi apa yang laki-laki bisa capai melainkan tentang kesetaraan untuk dapat menjadi manusia beradab dengan mendapatkan kesempatan yang setara untuk memperoleh pendidikan. Kiranya, menjadi perempuan terdidik adalah pesan utama dari perjuangan Kartini.

Dalam suratnya Kartini menulis,’’ Dari perempuan lah pertama-tama manusia itu menerima didikannya, diharibanyalah anak itu belajar merasa, berpikir, dan berkata-kata.

Kemudian beliau pun melanjutkan,’’ Dari perempuan lah manusia pertama-tama menerima pendidikan. Di pangkuan perempuanlah seseorang mulai belajar merasa, berpikir dan berkata-kata. Dan makin lama makin jelaslah bagi saya, bahwa pendidikan yang mula-mula itu bukan tanpa arti bagi seluruh kehidupan. Dan bagaimanakah ibu bumi putera dapat mendidik anak-anaknya, kalu mereka sendiri tidak menerima pendidikan?
Hadirin yang berbahagia,

Mungkin menjadi jelas bagaimana Kartini peduli akan pentingnya menjadi perempuan terdidik sehingga dalam prosesnya beliau sempat mendirikan sekolah yang diperuntukan untuk mendidik perempuan di sekitar wilayah keraton. Begitu pentingnya pendidikan bagi perempuan, hingga kartini berucap melalui suratnya,

Berilah pendidikan pada kaum perempuan jawa, gadis-gadis kami. Didiklah budinya dan cerdaskan pikirannya. Jadikanlah mereka perempuan yang cakap dan berakal, jadikanlah mereka pendidik yang baik untuk keturunan yang akan datang. Dan bila Pulau Jawa mempunyai ibu-ibu yang cakap dan pandai, maka peradaban suatu bangsa hanyalah soal waktu saja.

Hadirin yang berbahagia

Demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan, semoga kita bersama dapat meneruskan estafet perjuangan Kartini dengan berusaha menjadi perempuan terdidik yang mampu mendidik generasi bangsa menuju peradaban yang lebih beradab.
Mungkin cukup sekian yang dapat saya sampaikan, segala kekurangan dan kelebihannya saya mohon maaf dan terima kasih.
Wassalam, Wr. Wb

Leave a Comment