Dalam beberapa suku adat yang di Indonesia, terdapat ritual atau tahapan-tahapan acara yang ada di setiap pesta pernikahan. Termasuk acara serah terima pengantin, pihak keluarga pria yang diwakilkan akan menyerahkan pengantin pria kepada pihak keluarga perempuan dengan pidato atau sambutan yang isi dari pidato tersebut seperti yang akan di contohkan oleh penulis berikut :
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Yth. Bapak dan Ibu Orang Tua.(Calon mempelai pria) beserta calon pengantin pria anada (sebutkan nama). Tentunya tidak lupa kepada keluarga besar kedua mempelai yang hadir pada kesempatan yang berbahagia ini. Sebelum saya berbicara panjang lebar terlebih dahulu kita semua panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah swt, karena dengan limpahan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sampai saat ini kita masih ditakdirkan oleh Allah swt, untuk menghadiri acara yang berbahagia ini dengan keadaan sehat walafiat.
Sholawat serta salam semoga selamanya terlimpuhcurahkan kepada Nabi terakhir yang terpilih, Rosul penutup yang termasyhur yakni Habibana Wanabiyyana Wamaulana Muhammad SAW. beserta para shohabatnya, kerabatnya, serta kepada seluruh umat yang selamanya taat kepada ajarannya sampai akhir zaman…
Bapak, Ibu, serta hadirin yang berbahagia…
Alhamdulillah sekali akhirnya kedatangan Bapak Ibu (calon mempelai pria) yang kami tunggu dari pagi sekali ini dipersiapkan untuk menyambut hangat kedatangan keluarga calon mempelai pria. Adapun bila dalam penyambutannya, ada hal-hal yang membuat tidak nyaman, mohon dimaafkan.
Saya disini selaku juru bicara yang mewakili keluarga dari pihak Calon Mempelai Wanita diminta untuk menyampaikan rasa bahagia kami atas niat baik dari ananda (calon mempelai pria) untuk menjalankan sunnah Rasulullah saw. Tiada perasaan lain selain bahagia dan syukur yang kami panjatkan kehadirat Illahi Rabbi. Ini adalah sebuah amanah terakhir yang harus dijalankan semua orang tua, menikahkan anaknya dengan pria pilihan yang tentunya dicintai putri kami merupakan nikmat yang tak terkira. Rasa bahagia memenuhi keluarga kami.
Tetapi bukan saja Bapak Ibu (calon mempelai pria) yang merasa berat dan rendah hati, kami pun merasakan demikian. Kami takut jikalau putri kami belum bisa kami didik baik untuk menjadi istri sholehah dan menjadi ibu yang baik untuk cucu-cucu Bapak Ibu (calon mempelai pria). Putri kami masih perlu banyak dibimbing, sekiranya ananda (calon mempelai pria) bersedia sabar dan penuh kasih sayang untuk membawa dan mendidik putri kami tercinta ini. Apalah dikata lagi, kami terlalu bahagia untuk terlalu banyak berbicara lagi. Dengan itu kami menerima pinangan anada (calon mempelai pria) dengan perasaan bahagia. Alhamdulillah…
Bapak, Ibu serta hadirin yang berbahagia…..
Demikianlah kiranya ungkapan penyerahan dari saya atas nama Bapak (calon mempelai pria) dan akhirnya saya selaku pribadi dan rombongan menyampaikan ucapan terimakasih atas segala kebaikan dalam penerimaan kami beserta rombongan, dan mohon maaf apabila ada kekurangan dan kesalahan dari kami.
Terima kasih, Billahittaufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.