Ceramah Berjudul Kisah Yang Dapat Membuatmu Bijak Dalam Memandang Nikmat Dan Musibah

Dalam kehidupan kita, tak jarang kita mengalami dua hal yang saling bersebrangan yakni kesenangan dan kesulitan-nikmst dan musibah. Lalu apakah nikmat menjadi suatu hal yang baik dan musibah menjadi suatu hal yang buruk? Entahlah, manusia hanya menilai apa yang membuatnya nyaman tapi di balik itu Allah lebih tahu yang terbaik bagi manusia Selengkapnya, ceramah tentang kisah yang membuat kita bijak dalam memandang nikmat dan musibah 

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yang saya hormati teman-teman dan hadirin semua

Marilah kita bersama – sama panjatkan puja, puji, dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam karena atas berkah, rahmat dan hidayahnya kita semua dapat berkumpul di tepat yang Insya Allah mulia ini Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan ke pada junjungan kita – manusia terbaik sepanjang zaman yakni besar Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Semoga kita semua kelak mendapatkan syafaatnya. Aamiin.

Hadirin Rahimakumullah

Rasulullah Saw. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi bersabda:
‘’Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi hambanya, maka didahulukan baginya hukuman di dunia (berupa musibah dan kesusahan agar terhapus dosa-dosanya) dan apabila ia menghendaki keburukan pada hamba-Nya, maka Dia akan menahan darinya (membiarkan) dengan dosa-dosanya, sehingga dosa-dosa tersebut dibalas pada hari kiamat. 

Pada suatu waktu nabi kita yang mulia pernah berkisah. Pada zaman sebelum kalian, pernah ada seorang raja yang amat zalim. Pada suatu ketika raja zalim ini tertimpa penyakit yang sangat berat. Seluruh tabib yang ada di istana lalu diumpulkannya. Dibawah ancaman pedang, mereka di suruh untuk menyembuhkannya. Namun, sayangnya tidak ada satu tabib pu yang mampu menyembuhkan penyakit yang dideritanya. Hingga akhirnya ada seorang rahib yang mengatakan bahwa penyakitnya itu, hanya dapat disembuhkan dengan memakan sejenis ikan tertentu, tapi sayangnya saat ini belum musimnya ikan itu muncul ke permukaan. Walaupun, raja menyadari hal ini, namun diperintahannya juga semua orang untuk mencari ikan yang dimaksud. Aneh bin ajaib, ternyata ikan itu sangat mudah ditemukan. Sehingga akhirnya sembuhlah raja itu dari penyakitnya.

Di lain waktu dan tempat, ada seorang raja yang amat terkenal kebijakannya. Pada suatu ketika raja yang bijaksana itu jatuh sakit. Dan ternyata diagnosa para tabib mengarah pada kesimpulan yang sama, yaitu penyakit baginda raja ini adalah obatnya ikan sejenis tertentu yang ebetulan sedang musimnya muncul ke permukaan laut. Tetapi apa yang terjadi? Ternyata ikan yang seharusnya banyak dijumpai dipermukaan laut itu, tidak ada satu pun yang tampak! Walaupun pihak kerajaan sudah mengarahkan ahli selamnya, tetap saja ikan itu tida dapat ditemukan. Hingga akhirnya raja yang bijaksana itu mangkat.

Dikisahkan para malaikat pun kebingungan dengan kejadian ini. Akhirnya mereka menghadap Tuhan dan memberanikan diri bertanya,’’ Ya Tuhan kami, apa sebabnya Engkau menggiring ikan-ikan itu ke permukaan sehingga raja yang zalim itu selamat, sementara pada waktu raja yang bijaksana itu sakit, engkau menyembunyian iikan-ikan ke dasar laut sehingga raja yang baik itu meninggal?
Tuhanpun lalu berfirman,’’Wahai para malaikat-Ku, sesungguhnya raja yang zalim itu pernah berbuat kebaikan. Karena itu Aku balas kebaikannya itu sehingga nanti waktu dia datang menghadap-Ku, tidak ada lagi kebaikan sedikitpun yang akan di bawanya. Dan akan Aku campakan ia di neraka yang paling bawah! Sementara raja yang bijak itu, ia pernah berbuat salah kepada-Ku; karenanya aku hukum dia dengan menyembunyikan ikan-ikan itu, sehingga nanti dia akan datang menghadap-Ku dengan seluruh kebaikannya, tanpa ada sedikitpun dosa padanya. Hukuman atas dosa yang pernah ia lakukan telah kutunaikan seluruhnya di dunia.

Hadirin Rahimakumullah

Sedikitnya ada dua pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini, pertama adalah bahwa ada kesalahan yang hukumannya langsung diberikan Allah secara kontan di dunia ini; sehingga kelak di ahirat nanti dosa itu tidak akan diperhitungkan-Nya (keyakinan seperti ini akan menguatkan kita ketika mengalami musibah).

Pelajaran kedua, bila kita tidak pernah tertimpa musibah atau kesulitan jangan pernah terlena, karena jangan-jangan Allah menghabiskan ‘tabungan’ pahala kita. Keyakinan seperti ini akan membuat ita tidak terbuai dengan kenikmatan duniawi.

 Sebagai kesimpulan marilah kitarenungkan Firman Allah dalam surat AL-Baqoroh ayat 216:
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang amu tidak mengetahui.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan dalam kesempatan ini, kurang lebihnya mohon dapat dimaklumi dan dimaafkan.

Billahi Taufik Walhidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh