Contoh Pidato Tentang Sikap Peduli Terhadap Sesama

Kehidupan sosial di masyarakat merupakan salah satu elemen penting yang harus kita fahami, terlebih bagaimana kemampuan kita untuk memahami dan saling peduli terhadap sesama yaitu antara satu dan lainnya. Agama dan keyakinan mempengaruhi hal ini. Dalam Islam sikap dan karakter saling perduli adalah sesuatu hal yang disarankan. Bukan hanya untuk sesama muslin tapi untuk semua orang di lingkungan kita. Lewat contoh pidato ini kita akan memahami tentang pentingnya sikap peduli terhadap sesama:

Assalamu’alaikum Wr.Wb

(silahkan gunakan mukodimah Pidato yang anda sukai)

Bapak-bapak, Ibu-ibu dan saudara-saudara sekalian yang saya hormati.
Peduli dengan sesama adalah memperhatikan dan memahami sesama manusia. Peduli terhadap sesama adalah hal manusiawi yang kini menjadi sikap langka yang haruslah di lestarikan. Di era modern seperti ini masyarakat cenderung hidup individual terutama masyarakat di kota-kota besar.

Hal ini di karenakan tuntutan hidup yang semakin tinggi dan Masyarakat berlomba – lomba umtuk mengejar target agar hidupnya dapat lebih baik dari hidup orang lain. Dapat diakui semangat dan daya juang nya tinggi untuk orang yang terdekat dan tersayang seperti keluarga. Di luar itu mereka tidak akan peduli. Niatnya mungkin baik, “membahagiakan keluarga” tetapi kita hidup di dunia ini kan tidak selamanya dengan keluarga, tentu ada interaksi dengan masyarakat luar walaupun dalam pikiran kita mereka tidak berarti untuk kita.

Banyak dari mereka yang kurang peduli terhadap lingkungan dan mementingkan urusannya masing-masing. Hal ini dapat menimbulkan kesenjangan sosial dalam masyarakat. Padahal kepedulian terhadap sesama akan memberikan dampak positif tak hanya untuk orang di sekitarnya namun juga untuk diri kita sendiri. Rasa peduli dapat digunakan sebagai alat pemersatu. Dengan itu kita dapat mempererat keharmonisan dengan lingkungan yang akan memperkecil permusuhan di tengah berbagai macam perbedaan. Sikap peduli terhadap sesama juga akan menimbulkan rasa saling memiliki dalam lingkungan masyarakat, sehingga mereka akan saling melindungi satu sama lain. Kepedulian terhadap sesama ini dapat di tunjukkan dengan membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi orang lain dengan tujuan kebaikan, memberikan kenyamanan kepada orang lain, dan saling berbagi yang sebaiknya dilakukan dengan tulus, tidak memandang martabat, derajat dan memilih-milih siapa yang akan di bantu, karena pada dasarnya semua makhluk derajatnya sama di mata Sang Pencipta. Namun sayangnya tidak jarang dari kita yang dimintai tolong akan menolak untuk membantu dan tidak jarng juga kita menghindar. Hal ini sangat masuk akal, karena setiap orang punya kesibukan dan kepentingan masing –masing yang di rasa kepentingan diri sendiri jauh lebih penting.

Orang yang mau membantu masih jarang sekali, selain itu membantu dengan tulus tidak dilakukan oleh seluruh kalangan. Contohnya saja partai – partai yang hendak mencari nama di mata masyarakat. Mereka membantu rakyat demi memperoleh kemenangan dan berjanji akan membantu lebih maksimal setelah menang. Kenyataanya setelah menang mereka lupa dengan janji – janji manis yang dilontarkan, bahkan rakyat kecil di pinggiran dan daerah terpencil nyaris tak tersentuh. Sungguh ironi yang benar – benar terjadi di negri ini. Contoh lain yang tak jauh dari diri kita yaitu diri kita sendiri yang sebenarnya juga kurang miliki sikap peduli. Hal kecil seperti membuang sampah di jalanan merupakan sikap ketidak pedulian terhadap sesama pengguna jalan dan petugas kebersihan jalan. Banyak yang berpikir “Tidak apa – apa di buang di pinggir jalan. Toh petugas kebersihan juga di bayar.” Padahal tanpa kita sadari pengabdian petugas kebersihan jalan yang menyapu, membersihkan, dan membuang sampah – sampah yang mengganggu dan mungkin saja membahayakan pengguna jalan tidak sebanding dengan perjungan dan gaji yang di terimanya. Beliau rela berpanas – panasan, merasakan panasnya terik matahari dan debu jalanan agar kebersihan jalan tetap terjaga. Di mana kemanusiawian kita ? terkubur dalam ego yang meraksasa ? sudahkah ada karakter kepedulian dalam diri kita yang mewarnai kehidupan sesama dalam kehidupan kita sehari – hari ? sebaikya kita mengerti bahwa mereka juga punya hak untuk berbahagia sama hal nya dengan kita. Mari kita bantu mereka untuk mewujudkan haknya dengan menuangkan sedikit kepedulian kita.

Kondisi nyata dalam kehidupan manusia yaitu adanya orang yang kaya–miskin, kuat –lemah, besar – kecil, dl . Tidak hanya orang kaya, kuat, dan besar saja yang bisa membantu sesama, orang yang tidak punya, lemah, dan kecil pun bisa menolong orang yang sedang kesulitan selama dia bisa dan mampu melakukannya. Rasa kemanusiawian tidak memandang kedudukan dan dapat di miliki oleh siapa saja. Semuanya tergantung kesadaran dari pribadi masing – masing bahwa kita juga membutuhkan manusia yang lain. Banyak dari kita tidak peduli terhadap orang lain karena kita merasa tidak pernah di pedulikan. Tanpa kita sadari kita ingin di pedulikan padahal kita belum pernah memperdulikan orang di sekitar kita. Rasa saling peduli tidak akan muncul sebelum ada kesadaran dalam diri kita sendiri untuk memulainya. Namun sebaiknya kita membantu secara ikhlas tanpa berharap di beri balas budi berupa kepedulian yang sebanding dengan yang kita lakukan, tapi usahakan kita untuk membalas kepedulian orang lain yang di berikan kepada kita. Setidaknya balas dengan sikap dan perbuatan yang baik seperti menyapa dan tersenyum saat bertemu.

Manusia di ciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna harusnya memiliki sikap kepedulian yang paling tinggi kepada sesamanya. Manusia makhluk yang paling sempurna, manusia tetap tidak akan bisa hidup sendiri. Manusia memiliki rasa saling ketergantungan yang sebaiknya diimbangi dengan rasa peduli yang di wujudkan dalam aksi nyata, bukan sekedar berkata “aku peduli” dan manusia haruslah manusiawi.

Terlepas dari sikap kita akan bagaimana, alangkah baiknya mempertimbangkan bahwa “Kehidupan dunia ini hanya sementara, dan kehidupan akhirat adalah selamanya”