Ceramah Tentang Ikhlas Dalam Beramal

Ikhlas, istilah ini memang mudah diucapkan tapi sulit sekali untuk dipraktekan. Barang kali ada yang masih bingung apa itu ikhlas? Bagaimana ukurannya sehingga orang termasuk menjadi orang yang ikhlas? Hanya kebaikan orang-orang yang ikhlaslah yang akan kekal, selengkapnya ceramah tentang ikhlas dalam beramal berikut

 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

 Yang saya hormati teman-teman dan hadirin semua. Marilah kita bersama – sama panjatkan puja, puji, dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam karena atas berkah, rahmat dan hidayahnya kita semua dapat berkumpul di tepat yang Insya Allah mulia ini Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan ke pada junjungan kita – manusia terbaik sepanjang zaman yakni besar Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Semoga kita semua kelak mendapatkan syafaatnya. Aamiin

Hadirin Rahimakumullah

Pada kesempatan kali ini izinkan saya menyampaikan sedikit tentang ikhlas dalam beramal. Ikhlas, kata yang mudah diucapkan tapi sangat sulit untuk dilakukan. Ikhlas artinya tulus,ikhlas dalam beramal berarti tulus dalam melakukan segala aktivitas. Seseorang yang ikhlas tidak akan tidak akan mengharapkan pujian dari sesama makhluk. Dia tidak akan merasa bangga dengan apa yang dilakukan orang lain. Dan dia tidak akan kecewa dengan celaan orang lain. Konsentrasi amalnya hanya akan terfokus untuk mengejar keridhaan Allah.
Bahkan orang yang ikhlas tidak akan pamrih dengan surge sekaligus tidak khawatir dengan neraka. T

entunya kita ingat kisah Rabiah Adawiah yang begitu mencintai Allah? dan begitu tulusnya sehingga tidak lagi berharap pada syurga melainkan hanya berharap dapat bertemu dengan-Nya.
Didalam sebuah buku dikatakan bahwa,’’ kenikmatan surga dan kesengsaraan neraka pada hakikatnya adalah sama yaitu kembali pada kehendak Allah Swt.seseorang bisa masuk surgabukanlah semata-mata karena banyaknya amal ibadah yang ia lakukan melainkan karena Rahmat Allah Swt. sedangkan jika seseorang masuk neraka bukanlah karena Allah mendzalimi hamba-Nya tetapi karena hal itu sudah menjadi pilihannya.


Allah Swt. berfirman,’’ Dan tidaklah mereka disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka demikianlah itulah agama yang lurus. (QS. Al-Bayyinah: 5)

Hadirin Rahimakumullah

Lawan ikhlas adalah isyrak yakni beramal bukan karena Allah semata. Isyrak bisa berupa ujub (merasa amal lebih sempurna daripada orang lain), takabbur (merasa diri lebih hebat dari orang lain), riya (beramal agar dilihat dan dihargai orang lain), dan sum’ah (beramal karena ingin mendapat pujian dari orang lain).

Isyrak merupakan benalu yang dapat merusak amal, karena amal yang disertai dengan isyrak akan menggerogoti pahala amal itu sendiri. Maka tidak diragukan lagi seseorang yang beramal dengan disertai isyrak berarti telah terperangkap dalam godaan setan.
Untuk itu, ikhlas menjadi perisai bagi manusia yang beriman agar terlindung dari rongrongan sifat-sifat isyrak yang sengaja diembuskan setan.

Sebagaimana AL-Quran mengungkapkan perkataan setan di hadapan Allah ketika ia terusir dari surga, Iblis berkata:’’ Wahai Tuhan oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik maksiat di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya kecuali hamba-hamba Engkau yang ikhlas diantara mereka.’’ (QS. Al-Hijr: 39-40)

Rasulullah Saw. bersabda: ‘’ Semua manusia adalah orang-orang yang mati, kecuali mereka yang berilmu. Orang-orang yang berilmu pun binasa, kecuali mereka yang beramal. Dan orang-orang yang beramal pun tertipu, kecuali mereka yang ikhlas di dalam amalnya.’’

Saudaraku, perlu proses panjang untuk menjadi manusia yang ikhlas. Jika pun saat ini kita masih menemukan banyak kekurangan dalam ibadah kita maka teruslah berdoa agar Allah selalu memperbaiki kita selama proses menuju-Nya terus berlangsung.

 Saudaraku jika saat ini kita masih tetap berada pada tempat yang buruk maka janganlah berkecil hati dan tetaplah menuju-Nya, seburuk apapun keadaan kita saat ini dan sekelam apapun masa lalu kita kita berhak untuk menjadi orang yang lebih baik. Bukankah Allah berfirman,” Dan ikutilah keburukan dengan kebaikan, Jika memang kita belum menjadi orang yang ikhlas dalam beribadah kepada-Nya, maka tetaplah menuju-Nya.

Barang kali demikianlah yang dapat saya sampaikan, kurang dan lebihnya mohon dapat dimaklumi dan dimaafkan. Billahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh