Ceramah Tentang Bahaya Sifat Munafik

Lain di muka lain di belakang, inilah istilah yang sering kali digunakan untuk menggambarkan perangai orang-orang munafik. Berkaitan dengan orang munafik, bagaimana ayat Al-Quran menjelaskannya? Pada masa Rasulullah Saw. orang-orang munafik ini ibarat musuh dalam selimut yang berusaha mencari informasi terkait hal-ikhwal rahasia umat muslim. Dibanding kaum kafir yang jelas terang-terangan memusuhi islam, orang-orang munafik ini begitu berbahaya karena tidak terlihat secara jelas ketidaksukaannya terhadap islam. Selengkapnya ceramah tentang bahaya sifat munafik. 

 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yang saya hormati teman-teman dan hadirin semua. Marilah kita bersama – sama panjatkan puja, puji, dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam karena atas berkah, rahmat dan hidayahnya kita semua dapat berkumpul di tepat yang Insya Allah mulia ini Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan ke pada junjungan kita – manusia terbaik sepanjang zaman yakni besar Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Semoga kita semua kelak mendapatkan syafaatnya. Aamiin

 Hadirin Rahimakumullah

Pada kesempatan kali ini izinkanlah saya menguraikan sedikitnya tentang sifat munafik. Tentunya kita sering mendengar kalimat yang mengatakan lain di muka lain dibelakang. Sedikitnya kalimat ini sedikit menjelaskan apa itu sifat munafik.
Munafik yaitu orang-orang yang menampakan keimanannya di hadapan orang banyak baik dengan ucapan, perbuatan, sikap maupun pengakuannya, tetapi pada kenyataannya tidak demikian .

Dalam pandangan syariat , keberadaan orang-orang munafik lebih berbahaya dibandingkan dengan orang-orang kafir yang nyata-nyata memusuhi islam. Sedangkan orang-orang munafik memusuhi islam dari dalam. Ibarat kata, orang munafik adalah musuh dalam selimut. Mereka bergaul bersama-sama dengan umat muslim dengan maksud mencari informasi tentang kelemahan umat muslim dan pada akhirnya disampaikan kepada orang-orang kafir.

Allah Swt. berfirman, Diantara manusia ada yang mengatakan: ‘’ Kami telah beriman kepada Allah dan hari kemudian,’’ padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang mukmin. Mereka bermaksud dengan sunguh-sungguh menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri mereka sendiri , sedangkan mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah (penyebab) penyakitnya dan bagi mereka siksa yang pedih disebabkan mereka berdusta (Al-Baqoroh: 8-10). 

Pada waktu itu, orang-orang munafik bergaul dengan orang-orang mukmin, itu semua ditujukan agar mereka mendengar rahasia umat muslim dan membocorkannya pada pihak lawan. Dalam hati orang-orang munafik ada penyakit yang dengannya mereka membenci Rasulullah Saw, berada dalam jalan kesesatan serta kebodohan. Orang-orang munafik mengira bahwa mereka dapat menipu Allah dan orang-orang yang beriman. Padahal yang mereka tipu tidak lain dan tidak bukan adalah diri mereka sendiri.

Allah Berfirman,’’ Apabila dikatakan kepada mereka : janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi,’’mereka menjawab: ‘’ Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengadakan perbaikan. ‘’ Sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang benar-benar perusak, tetapi mereka tidak menyadari (Al-Baqoroh: 11-12).

Saudaraku, orang-orang munafik tidak dapat mengambil manfaat dari petunjuk-petunjuk Allah yang disampaikan melalui ayat-ayat Al-Quran. Telinga mereka tuli sehingga tidak bisa mendengar suatu kebenaran. Mulut mereka bisu sehingga tidak bisa berbicara kecuali penipuan dan kebohongan. Dan mata mereka buta sehingga tidak mampu melihat tanda-tanda kebesaran Allah. Maka demikianlah, mereka tetap dalam kegelapan dan kesesatannya karena fasilitas yang diberikan Allah kepada mereka tidak berfungsi.

Allah Swt berfirman , atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinga mereka dengan anak jari mereka, karena mendengar suara petir sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang kafir. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan dibawah sinar itu. Dan apabila gelap menimpa mereka, mereka pun berhenti. Jikalau Allah menghendaki , niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. (Al-Baqoroh: 19-24).

Saudaraku, semoga sifat-sifat kemunafikan ini tidak ditemukan dalam diri kita semua. Barang kali demikianlah yang dapat saya sampaikan. Billahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.