Ceramah Bertemakan Tamak

Tamak, satu sifat ini sering kali menghinggapi manusia. Tamak atau rakus ini membuat manusia begitu sulit untuk melihat kenikmatan yang orang lain miliki. Bagi orang yang tamak sebanyak apapun harta yang dimilikinya tidak akan membuatnya cukup. Tindakan yang dilakukannya hanya berdasar keinginan bukan atas dasar kebutuhan. Selengkapnya tentang ceramah yang bertemakan tamak berikut inii, Semoga Bermanfaat dan Menginspirasi.

 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuhi

Yang saya hormati teman-teman dan hadirin semua. Marilah kita bersama – sama panjatkan puja, puji, dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam karena atas berkah, rahmat dan hidayahnya kita semua dapat berkumpul di tepat yang Insya Allah mulia ini Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan ke pada junjungan kita – manusia terbaik sepanjang zaman yakni besar Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Semoga kita semua kelak mendapatkan syafaatnya. Aamiin.

 Hadirin Rahimakumullah

 Pada kesempatan kali ini, izinkanlah saya mengulas sedikit tentang tamak. Barang kali, istilah ini tidak asing lagi di telinga kita. Tamak atau rakus berkaitan dengan keadaan hati yang begitu terikat dengan segala yang ada pada kekuasaan orang lain. Artinya bukan tentang seberapa cukup apa yang ada di tangan kita tapi berkaitan dengan kondisi hati yang terlalu terikat dengan apa yang dimiliki orang lain.

Adapun penyebab dari timbulnya sifat tamak ini adalah:

 Pertama adalah cinta dunia, kecintaan terhadap dunia tak akan membuat manusia merasa cukup. Karena kecintaan ini sering kali disandarkan pada keinginan bukan kebutuhan.

 Kedua adalah ketidakmampuan diri untuk memahami makna hidup bermasyarakat, sehingga sering kali merasa iri hati dengan orang lain melainkan seharusnya saling tolong menolong sesama manusia.

Ketiga adalah keimanan yang lemah kepada Qadha dan Qadar Allah atas nasib dirinya, sesuai dengan kadar usahanya.
Sifat tamak atau rakus ini tak dapat dipungkiri melahirkan benih hasud, iri hati dan buruk sangka kepada orang lain.

Rasulullah Saw. bersabda,’’ Hendaklah kamu tidak memikirkan sesuatu yang ada pada tangan orang lain. Dan jauhilah tamak, karena sesungguhnya tamak adalah suatu kefakiran yang nyata.’’ (HR. Al-Bukhari)

Agar pintu setan melalui sifat tamak ini tersumbat, seseorang hendaknya memerhatikan langkah-langkah sebagai berikut:

Pertama, berusaha secara maksimal dengan cara yang baik, benar dan terpuji untuk mendapatkan segala apa yang dicita-citakan, bukan dengan merebut atau mencuri dari tangan orang lain.

Kedua, meyakinkan diri bahwa berapapun hasil yang didapat adalah pilihan Allah atas diri kita dan tidak ada kebatilan atau kekurangan sedikit pun apalagi kerugian.

Ketiga, tidak mempersoalkan sesuatu yang telah ditentukan Allah bagi orang lain.

 Keempat membentengi hati dengan sifat tafwidh, yakni berserah diri sepenuhnya kepada Allah Swt., agar senantiasa mencurahkan kemaslahan dan keberkahan pada apa yang Allah titipkan pada kita.

Barang kali kita perlu untuk mencermati nasihat nabi berikut yang diriwayatkan bahwa ada seorang sahabat yang datang kepada Nabi Saw. dan bertanya,’’ Ya Rasulullah, tunjukan kepadaku suatu amalan yang yang apabila aku amalkan niscaya aku dicintai oleh Allah dan manusia. ‘’ Rasulullah menjawab:
‘’ Hiduplah di dunia ini dengan zuhud (bersahaja) maka kamu akan dicintai Allah, dan jangan tamak terhadap apa yang ada di tangan orang lain, niscaya kamu akan disenangi manusia.’’ (HR. Ibnu Majah)
.

 Barang kali demikianlah yang dapat saya sampaikan, kurang dan lebihnya mohon dapat dimaklumi dan dimaafkan. Billahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh