Ceramah Berjudul Meneladani Kecintaan Rasulullah Kepada Allah SWT

Rasulullah adalah manusia terbaik yang keberadaannya menjadi tuntunan manusia dalam bertindak. Bukan hanya di hadapan manusia, tapi juga di hadapan Allah SWT. Namun keistimewaan tersebut tidak membuatnya lelah untuk memohon ampunan kepada Allah, dan tak juga, tak membuatnya surut dalam melakukan sujud dan ruku kendati tumitnya harus bengkak sekalipun. Itu semua adalah bentuk kecintaannya kepada sang Khalik, selengkapnya ceramah berjudul meneladani kecintaan Rasulullah kepada Allah SWT

Assalamualaikum Warahamatullahi Wabarakatuh

Yang saya hormati teman-teman dan hadirin semua. Marilah kita bersama – sama panjatkan puja, puji, dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam karena atas berkah, rahmat dan hidayahnya kita semua dapat berkumpul di tepat yang Insya Allah mulia ini Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan ke pada junjungan kita – manusia terbaik sepanjang zaman yakni besar Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Semoga kita semua kelak mendapatkan syafaatnya. Aamiin.

Hadirin Rahimakumullah

Dikisahkan oleh Mughirah bin Syu’bah, dimana beliau menceritakan tentang keadaan Nabi Saw. Dalam menjalankan amalan shalatnya. Diceritakan bahwa tumit nabi mengalami bengkak karena begitu seringnya beliau ruku dan sujud. Hal ini tentu saja membuat sahabat heran kala itu, mengapa manusia paling mulia di muka bumi ini begitu ‘ngototnya’ dalam beribadah? Sedangkan Allah telah mewasiatkan pengampunan-Nya bagi ayah Fatimah Az-Zahra itu baik dosa terdahulu maupun dosa yang akan datang?

Dan apa jawaban yang diberikan Nabi Saw. Untuk menjawab rasa heran para sahabatnya? Jawaban yang diberikan beliau adalah,’’Bukankah aku harus menjadi hamba yang bersyukur?
Demikianlah, kemulian dan keridhaan yang diberikan Allah padanya membuat ia menjadi manusia yang sangat bersyukur dengan terus beribadah kepada-Nya. Ibadah yang Rasulullah tujukan kepada Allah dengan intensitas dan kualitas yang tinggi itu, merupakan wujud syukur dan rasa terima kasih yang begitu tulus kepada sang Khalik.

 Dalam hal ini Anas Bin Malik menguatkan,’’ Apabila engkau ingin mendapati Nabi tidak beribadah di malam hari, sungguh engkau tidak akan mendapatinya karena beliau selalu beribadah di malam hari.

Kisah lain berasal dari Abdullah bin Syankhir yang suatu hari pernah bertamu ke rumah nabi dan mendapati Nabi sedang shalat. Terdengar oleh Abdullah, Nabi sedang terisak.’’ Isakan itu keluar dari dadanya menyerupai gemuruh air mendidih dalam katel.’’ Ujar Abdullah melukiskan tangis Nabi itu,. 

Dalam hal ini diketahui bahwa nabi tidak sedang bersedih atau tengah menghadapi masalah besar yang tak kuasa ia pecahkan. Ternyata tangis Nabi mengisyaratkan sebuah ikatan yang teramat kuat dengan Allah, kekasih yang begitu dirindukannya.

Tidak sampai disini, dikatakan bahwa meskipun Rasulullah terpelihara dari dosa dan kesalahan (Maksum) tapi beliau tak pernah meluputkan sedikit pun waktu untuk memohon ampun kepada Allah Swt. Bahkan dikatakan bahwa beliau memohon ampun sampai 70 kali dalam sehari. Riwayat lain mengatakan bahwa Nabi memohon ampun kepada Allah sampai 100 kali dalam sehari.
Masya Allah, betapa tinggi kecintaan beliau terhadap Allah, betapa beliau menjadi manusia yang begitu tinggi dalam ikatan yang terjalin dengan Tuhannya, dan betapa Rasulullah adalah teladan terbaik yang dapat dijadikan panutan bagaimana seharusnya mencintai Allah.

Rasulullah tidak hanya masyhur dengan gelar Al-Amin tapi beliau juga masyhur dengan sebutan Habibullah atau kekasih Allah. Hal ini ditegaskan oleh Nabi melalui Hadits yang diriiwayatkan oleh At-Tirmidzi saat beliau menanggapi diskusi di majlis para sahabat mengenai kemuliaan para Rasul terdahulu.

 ‘’Keadaan Ibrahim sebagai karib Allah (sebagaimana yang kalian utarakan) adalah benar adanya. Begitu pula Musa sebagai karib yang juga dekat dengan-Nya, benar pula adanya. Demikian pula dengan keberadaan Isa sebagai Kalimatullah dan Ruhullah memang begitulah keadaannya. Sedang aku sendiri adalah Habibullah, kekasih Allah. Ini bukanlah kesombongan. Akulah yang membawa bendera kemuliaan pada hari kiamat. Akulah manusia pertama yang menjadi pembela dan manusia pertama yang dikabulkan syafaatnya. Dan ini sungguh bukanlah kesombongan. Akulah manusia pertama yang mengetuk pintu syurga dan Allah lah yang membukanya pertama kali untukku dan mempersilakan aku memasukinya bersama orang-orang fakir diantara kamu. Akulah orang yang paling dimuliakan di zaman awal dan zaman akhir. Dan sungguh ini bukanlah kesombongan.

Saudaraku, Rasulullah adalah manusia terbaik dan merupakan kekasih terbaik Allah yang kualitas ahlaknya serupa dengan Al-Quran berjalan. Tingginya kualitas kecintaan beliau bahkan tidak terbayangkan. Namun kita percaya bahwa beliau adalah manusia terbaik yang paling dicintai oleh Allah dan manusia.

Barang kali demikianlah yang dapat saya sampaikan – semoga bermanfaat. Kurang dan lebihnya mohon dimaklumi dan dimaafkan. Billahi Taufik Walhidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.