Ceramah Dengan Tema Mengambil Pelajaran Dari Burung dan Cacing

Siapa yang tak kenal burung dan cacing? dua hewan yang sering kali di abaikan oleh manusia ini ternyata memberi pelajaran berharga bagi manusia. Tak dipungkiri di zaman yang serba sulit ini, manusia perlu bertaqarrub dan bertafakur kepada Allah tentang setiap ayat-ayat-Nya yang terkandung di muka bumi ini. Selengkapnya ceramah dengan tema mengambil pelajaran dari burung dan cacing berikut ini:

Assalamualaikum Wr Wb.

Para hadirin, ibu-ibu dan bapak-bapak yang berbahagia,

Pertama-tama marilah kita panjatkan dengan penuh kerendahan hati dan keikhlasan yang mendalam, puji syukur kehadirat ilahi dengan penuh kesadaran bahwa Dia telah membalas dosa-dosa yang telah banyak kita lakukan dengan karunia nikmat yang jauh lebih banyak lagi.

Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan pada junjungan kita, kekasih kita, manusia paling mulia yang pernah ada di dunia, Nabi Muhammad saw. Tentu saja beserta keluarganya yang mulia, para sahabatnya yang agung, serta kita dan para pengikutnya sampai akhir zaman nanti.

 Hadirin Rahimakumullah

Allah berfirman dalam Al-Quran pada surat An-Nahl yang artinya:
Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu.’

Pada zaman yang serba sulit saat ini, marilah kita sejenak bertafakur dengan sabda Rasulullah saw,’’Bertafakur sejenak lebih baik daripada ibadah satu tahun.

Marilah kita sejenak belajar dari burung dan cacing, seorang ulama besar pernah mengatakan bahwa,’’bila kita sedang mengalami kesulitan hidup karena himpitan kebutuhan materi, maka cobalah kita ingat padaa burung dan cacing.

Burung setiap pagi keluar dari sarangnya untuk mencari makan tanpa mengetahui dimana ia harus mendapatkannya. Karena itu kadangkala sore hari ia pulang dalam keadaan perut kenyang , kadang kala ia pulang dalam keadaan membwa oleh-oleh makanan untuk keluarganya; tetapi sering juga ia pulang ke sarang dalam keadaan perut penuh keroncongan.meskipun burung tampaknya lebih sering mengalami kekurangan makanan karena tidak punya ‘kantor’ yang tetap (apalagi setelah lahannya berubah menjadi real estate), namun yang jelas kita tak pernah melihat ada burung yang berusaha bunuh diri. kita tidak pernah melihat burung yang tiba-tiba menukik membenturkan kepalanya ke batu cadas ; atau kitapun tidak pernah melihat ada burung yang sekonyong-konyong meluncurkan dirinya ke dalam sungai. Nampaknya, burung menyadari benar bahwa demikianlah hidup, suatu waktu berada di atas, lain waktu terhempas ke bawah. Suatu waktu kekenyangan, lain waktu kelaparan.

 Hadirin Rahimakumullah

Sekarang marilah kita lihat binatang yang lebih lemah dari burung yaitu cacing. Cacing seolah-olah tidak mempunyai sarana yang layak untuk mencari
makanannya. Cacing tidak mempunyai tangan, kaki, tanduk, atau bahkan mungkin ia tidak mempunyai mata dan telinga. Tetapi cacing serupa dengan mahluk Tuhan lainnya., yaitu mempunyai perut yang bila tidak di isi akan mati.

Kalau kita bandingkan dengan manusia maka sarana yang dimiliki manusia untuk mencari nafkah jauh lebih canggih daripada yang dimiliki cacing. Tetapi mengapa manusia yang diciptakan Tuhan sebagai mahluk yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk-mahluk-Nya yang lain, sering kali kalah dengan seekor cacing. Manusia banyak yang bunuh diri akibat terhimpit kesulitan ekonomi, sementara ada begitu banyak mahluk Allah yang tidak lebih sempurna manusia sangat yakin akan kuasa-Nya.

Allah telah berfirman dalam Al-Quran:

Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu dan carilah karunia Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung (Al-Jumuah: 10)
Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.. (Ath-Thalaq: 3)

Hadirin Rahimakumullah

Demikianlah yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kali ini, mudah-mudahan di waktu kita terhimpit dalam kesusahan untuk mencari kebutuhan materi, kita tidak rela kalah dengan burung dan cacing.

Billahi taufiq walhidayah, wassalamua’laikum warahmatullahi wabarakatuh.