Contoh Khutbah Jum’at Tentang Hikmah Dibalik Sakit

Contoh Khutbah Jum’at Tentang Hikmah Dibalik Sakit – Sakit tertimpa penyakit telah dialami manusia dari sejak lahir sampai nanti kita meninggalkan dunia ini. Baik itu tertimpa sekali atau beberapa kali, sakit ini bisa dirasakan oleh kakek tua ataupun anak kecil, sakit tidak memilih-milih. Sakit ini bisa membuat kita lemah tak berdaya, terbaring sepanjang hari. Bahkan sakit bisa membuat kita sama sekali tidak bisa menggerakan tubuh kita. Lalu sebenarnya untuk apa Allah membuat umat-Nya sakit? Untuk lebih jelasnya mari kita bahas pada contoh khutbah atau contoh dakwah kali ini.

لْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللهِ شَهِيْداً، وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ إِقْرَاراً بِهِ وَتَوْحِيْداً، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً مَزِيْداً
أَمَّا بَعْدُ
أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى

Hadirin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah.

Sakit dikarenakan penyakit yang Allah turunkan terkadang membuat manusia lemah tak berdaya. Sakit yang terasa menyakitkan akan membuat manusia yang awalnya jauh dari menyebut nama Allah menjadi sering menyebut nama-Nya untuk meminta kesembuhan. Sakit bukanlah cara Allah menyakiti hamba-Nya, tapi cara Allah menyayangi hamba-Nya. Karena dengan diberi sakit kita diingatkan ketika sedang jauh dari jalan kebenaran, kita diingatkan bahwa kita mempunyai Tuhan yang bisa melakukan apapun jika ia berkehendak. Kita pada akhirnya kembali lagi kepada-Nya.

Manusia perlu pengingat yang cukup keras bila dimisalkan dalam takaran obat, karena manusia mudah lupa. Lupa akan kewajibannya, lupa dengan tujuan ia diciptakan dibumi, lupa akan agamanya, lupa akan sholatnya dan banyak hal lainnya. Allah menurunkan sakit dengan jalan penyakit sesungguhnya hanya sekadar pengingat, yang bersifat sementara. Dan Allah akan menyembuhkan penyakit seseorang jika ia berkehendak. Dari riwayat Imam Muslim dari Jabir bin Abdillah  dia berkata bahwa Nabi  bersabda,

لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ، فَإِذَا أَصَابَ الدَّوَاءُ الدَّاءَ، بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim)

Sebagai seorang muslim yang baik ketika diberikan ujian sakit maka kita tidak boleh berburuk sangka. Karena sakit yang diberikan kepada kita bukan sekedar pengingat tetapi juga sebagai penghapus dosa ketika sabar dan tawakal dalam menjalankan ujiannya. Rasulullah SAW  pernah bersabda,

مَا يُصِيْبَ الْمُسْلِمُ مِنْ نَصْبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حَزَنٍ وَلَا أَذَى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةَ يُشَاكِهَا إِلَّا كَفَرَ اللهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

“Tidaklah menimpa seorang muslim satu kelelahan, kesakitan, kesusahan, kesedihan, gangguan dan gundah gulana sampai terkena duri, maka itu semua menjadi penghapus dari dosa dan kesalahannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kesembuhan yang akan diberikan oleh Allah SWT tidak semata-mata kita tunggu datangnya kesembuhan tersebut. Perlu ikhtiar untuk mendapat kesembuhan. Berikhitiar untuk kesembuahan biasa kita lakukan dengan pergi ke dokter yang ahli dalam hal kesehatan. Dokter menyembuhkan penyakit dengan ijin Allah. Jika manusia berikhtiar maka berdoa dan meminta kesembuhan kepada-Nya adalah sebuah keharusan. Riwayat yang shahih pernah menyebutkan suatu kisah seorang wanita hitam yang tertimpa penyakit asra’ (epilepsy).

“Ya… rasulullah, saya menderita penyakit asra’. Tiap kali kambuh, auratku tersingkap. Maka do’akanlah aku supaya Allah menyembuhkan penyakitku”, Nabi  pun bersabda, “Kalau aku do’akan kepada Allah maka akan sembuh penyakitmu. Akan tetapi jika kamu sabar, maka bagimu surga.” Kemudian wanita itu memilih untuk bersabar.

Hadirin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah.

Ketika sebuah sakit telah menimpa manusia sehat menjadi mahal, sehat menjadi nikmat tersendiri sehingga kita senantiasa bersyukur, merasa senang dan tidak pernah melalaikan lagi nikmat kesehatan serta selalu menggunakan nikmat kesehatan dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

“Ada dua kenikmatan yang sering terlupakan oleh banyak orang: nikmat sehat dan waktu luang.”
Semoga kita semua termasuk kedalam golongan yang mampu menerima kehendak yang telah Allah tentukan baik itu sakit, sehat, miskin, kaya, sukses ataupun gagal, dan berbaik sangka kepada ketentuan-ketentuan-Nya. Dengan berbaik sangka seseorang akan senantiasa sabar dan tawakal.  Amin Ya Rabbal Alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ

الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ