Naskah Pidato Tentang Hari Raya Idul Fitri

Naskah pidato tentang hari raya idul fitri – Setiap muslim pasti akan berbondong-bondong dan merayakan dengan suka cita tatkala Hari Raya Idul Fitri tiba. Berbagai huforia perayaan Idul Fitri memang membuat banyak muslim berkesan, mulai dari puasa yang telah dijalankan selama 1 bulan penuh, mempersiapkan berbagai hidangan-hidangan, pakaian idul fitri, berbondong-bondong ke lapangan untuk melaksanakan sholat idul fitri, malam takbiran hingga saling bersilaturahmi ke rumah tetangga dan saudara akan menjadi moment yang sangat membahagiakan. Namun yang paling penting tentunya makna dari Idul fitri yang Haqiqi. Oleh sebab itu maka pada kesempatan kali ini kami akan memberikans alah satu naskah pidato tentang hari raya idul fitri.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Syukur Alhamdulillah marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmatNya yang luar biasa, sehingga kita pada detik ini masih diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga masih diberikan waktu untuk kembali bertemu dengan hari Raya Idul Fitri di tahun ini. shalawat serta salam marilah kita senantiasa kita kirimkan kepada nabi mulia Muhammad SAW yang akan senantiasa kita nantikan syafaatnya di Yaumul Kiyamah.
Hadirin sekalian yang dimulaikan oleh Allah SWT.

Perayaan Idul Fitri tentunya bukan hanya sebatas perayaan-perayaan yang dipenuhi dengan tradisi-tradisi makan-makan, menggunakan baju baru, dilaturahmi saja, namun lebih dari itu, sebagai umat Islam yang beriman dan bertakwa harusnya mampu memahami betul tentang makna perayaan hari raya Idul Fitri yang sebenarnya. Dimana makna Idul Fitri yang sesungguhnya merupakan suatu pertanda yang dianalogikan sebagai jalan menuju fitrahnya manusia layarknya seorang bayi yang baru saja dilahirkan. Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT yang terangkum dalam QS Al-A’raf ayat 72 yang berbunyi :

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي ءَادَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ

(Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhan-mu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau adalah Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”).

Hadirin sekalian yang dimulaikan oleh Allah SWT.

Melihat firman Allah diatas, maka tertulis jelas bahwa makna Idul Fitri mengandung maksud bahwa pada hari raya Idul Fitri tersebutumat Silam kembali kepada asal kejadiannya yang suci. Sehingga bagi seluruh umat Silam yang dianggap lulus dalam melaksanakan ibadah puasa pada saat bulan Ramadhan akan diampuni dosa-dosanya sehingga ia akan kembali menjadi suci layaknya bayi yang baru lahir. Sehingga dengan keadaan kembali suci inilah yang kemudian akan membuat umat muslim kembali merenungi tentang keesan dan kebesaran Allah SWT sehingga selanjutnya akan kembali menjadi seseorang yang lebih baik lagi iman dan takwanya. Dan tak hanya itu saja, dalam perayaan Idul Fitri yang demikian mulia, tak hanya orang yang mampu saja yang akan merayakan kemuliaan Idul Fitri namun mereka para fakir miskin juga turut berbahagia dengan adanya zakat fitrah.

Hadirin sekalian yang dimulaikan oleh Allah SWT.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan. Kurang lebihnya mohon maaf.

Minal Aidzin Wal Faizin.
Akhirul Kalam.
Wabillahi Taufiq Wal Hidayah.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.