Contoh Pidato Pada Peringatan Hari Ibu 22 Desember 2017

Hari ibu merupakan salah satu perayaan yang masuk kedalam daftar Hari Besar Nasional, mengapa dinamakan seperti itu serta tujuan di adakannya peringatan tersebut, selengkapnya akan kita simak bersama dalam contoh pidato bahasa indonesia Pada Peringatan Hari Ibu berikut ini:

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(Silahkan pilih contoh mukodimah pidato yang anda sukai)

Para hadirin sekalian yang berbahagia,
Pada kesempatan ini marilah kita memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. karena atas pertolongan-Nya kita semua pada tanggal 22 Desember ini dapat memperingati Hari Besar Nasional yaitu Hari Ibu. Kalau kita melihat hari-hari nasional tidaklah tercantum hari bagi bapak-bapak, hal sudah menunjukan betapa pentingnya keberadaan kaum wanita atau kaum Ibu di dalam hidup dan kehidupan, di dalam mengatur buminya Allah ini termasuk mengatur suatu negara dan tanah air yang ditempatinya. Hal ini juga menunjukan bahwa kaum wanita/ibu memegang peranan penting dalam mengelola suatu kehidupan rumah tangga (ruang lingkup yang sangat kecil) sampai kepada ruang lingkup yang sangat besar yaitu negara dan bangsa. Hal ini dapat kita lihat dari sabda Nabi Muhammad saw. mengenai keberadaan kaum wanita:

“AN NISAA-U ‘IMAADUL BILAADI, IN SHOLUHAT SHOLUHAL BILAADU, WA-IN FASADAT FASADAL BILAADU”.

Artiya:
“Kaum wanita itu adalah tiangnya suatu negara, jika kaum wanitanya baik (dalam arti baik budi pekertinya) maka negarapun akan menjadi baik. Maka sebaliknya, jika kaum wanitanya jelek (dalam arti bejat moralnya) maka negarapun akan menjadi jelek.”

Hadirin sekalian yang berbahagia,
Mengapa tanggal 22 Desember dinamakan Hari Ibu? Apa latar belakangnya?
Sudah kita maklumi bersama, bahwa bangsa Indonesia tidaklah senang untuk dijajah dan disetir serta ditindas oleh bangsa lain, termasuk di dalamnya kaum Ibu juga tidak merasa senang kalau kehidupan dan harkat martabatnya diinjak-injak oleh kaum penjajah maka di dorong oleh rasa cintanya terhadap tanah air didorong karena ingin lepas dari cengkraman bangsa penjajah, lahirlah oraganisasi-organisasi wanita untuk mewujudkan cita-cita yang bulat dan terarah, untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan, maka tepatnya pada tanggal 22 s/d 25 Desember 1928 di Jogjakarta diadakan kongres kaum wanita Indonesia, yang kemudian disebut dengan Hari Ibu.

Hadirin yang berbahagia,
Sepanjang sejarah baik pada masa pergerakan, maka kemerdekaan dan masa pembangunan ini, peranan dan keberadaan kaum wanita ini sangatlah penting artinya dalam mengatur dan memakmurkan bumi Allah ini dan secara realita dunia ini rasanya tidak ramai, sepi sekali kalau tidak ada kaum wanita. Adam sewaktu berada di syurga yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas, hidupnya tidak enak, kurangnya nyaman dalam menikmati fasilitas-fasilitas itu sebelum didampingi oleh kaum hawa.

Memang sudah menjadi sunnatullah atas kehendak Allah bahwasanya Allah menjadikan kaum wanita adalah untuk menjadi pendamping kaum laki-laki dalam mengarungi hidup di dunia yang beraneka ragam fasilitas yang disediakan oleh-Nya untuk dinikmati mereka berdua. Kaum wanita adalah merupakan bagian hidup dari laki-laki (pria) yang tak terpisahkan. Kaum wanita adalah manusia juga seperti keberadaanya kaum laki-laki, ia juga berhak untuk menikmati udaranya bumi waktu pagi hari dan berhak untuk menikmati segala fasilitas yang disediakan Tuhan di muka bumi ini. Ia juga berhak untuk bergaul dengan dunia luar secara wajar dan sesuai dengan norma-norma Islam. Dengan kata lain wanita dan pria adalah dua lawan jenis yang tak dapat dipisah-pisahkan, dimana ada laki-laki disitu pasti ada kaum wanita. Mereka selalu mendekat, bertemu dan berpadu, karena kenyataanya mereka sama-sama sosial. Ibarat asam digunung dan garam di lautan, pasti akan bertemu dalam satu priuk. Demikian juga keberadaanya kaum wanita dan kaum pria nantinya akan bertemu dalam satu wadah yang bernama perkawinan. Dengan tali ikatan perkwinan akan munculah cucu yang sah, generasi-generasi bangsa yang mempunyai bapak dan ibu yang sah.

Hadirin sekalian yang berbahagia,
Kita di dalam memperingati hari ibu yang setiap tanggal 22 Desember kita peringati, marilah kita ambil hikmat yang paling mendalam, yaitu dengan meningkatkan ketaqwaan dan keimanan serta pengabdian kepada Allah, pengabdian kepada nusa dan bangsa, meningkatkan mutu dan kwalitas budi pekerti, utamanya bagi kaum ibu-ibu, sebagaimana yang telah dinyatakan oleh nabi: Ibu (kaum wanita) itu adalah merupakan tiangnya negara. Maka setiap kita memperingati Hari Ibu, marilah kita tingkatkan Akhlakul karimah kita, baik akhlaknya terhadap Allah atau terhadap sesama manusia, agar Tanah Air Indonesia yang kita cintai ini tetap jaya dan dikenang di mata dunia. Sehingga negara kita ini menjadi negara yang BALDATUN THOYYIBATUN WARROBBUN GHOFUUR. Amin ya robbal’alamin.

Sekian sepatah dua kata dari kami dalam rangka memperingati Hari Ibu, mudah-mudahan ada guna dan manfaatnya. Terima kasih atas segala perhatiannya dan mohon maaf atas segala kekurangannya.
Wabillaahit Taufq walhidayat wassalamu’alaikum Warohmatulloohi wabarakatuh