Contoh Pidato Tentang Tanda-Tanda Orang Munafik

Memiliki sifat munafik dalam diri kita tentu tidak diharapkan oleh seorang muslim. Tentu saja karena sifat ini sangat dibenci oleh Allah SWT. Apalagi, jika bergaul di masyarakat umum seseorang memiliki sifat ini! maka niscaya orang tersebut akan mudah untuk di benci atau di musuhi oleh siapapun di lingkungannya. Agar kita semua menjadi lebih mengenal dan jelas tentang tanda-tanda orang munafik ada baiknya anda simak contoh pidato tentang tanda-tanda orang munafik:

Assalamu’alaikum Wr.Wb

(Silahkan pilih contoh mukodimah pidato yang anda sukai)

Para bapak, Ibu dan saudara-saudara sekalian,
Pada kesempatan ini saya akan mengetengahkan tentang ciri-ciri orang munafik. Adapun yang disebut orang munafik yaitu orang yang berpura-pura menampakan ke Islamannya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, mengerjakan shalat dan lain sebagainya hanya sebagai kedok belaka. Hal itu didasarkan atas firman Allah di dalam Al-Qur’an sebagai berikut:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ

وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ

يَتَوَكَّلُونَ

Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (QS: Al-Anfaal Ayat: 2)

Adapun sebab-sebab seseorang menjadi munafik ialah banyak sekali, baik yang diberitahukan dalam Al-Qur’an maupun hadis, hal tersebut antara lain dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Satu, sebab didorong adanya keinginan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Kedua, Adanya rasa dendam terhadap kaum muslimin, lalu ia menyamar menjadi muslim untuk mencari kesempatan guna merongrong Islam dan pengikutnya.

Tipe orang munafik yang kedua inilah yang paling berbahaya bagi orang Islam. Seperti yang pernah menimpa terhadap Sayidina Umar Bin Khathab semenjak ia menjabat sebagai Khalifah dalam sejarah Islam. Ketika itu ada seorang bernama Abu Lu’Lu, berasal dari persia. Ia masuk Islam dengan tujuan untuk melampiaskan dendamnya. Pada suatu ketika Abu Lu’Lu menikam Khalifah Umar. Waktu itu Khalifah sedang melakukan Shalat subuh bersama kaum muslimin. Tidak hanya itu Abu Lu’Lu juga melukai tiga belas lainnya yang kemudian ia menyembelih dirinya sendiri.

Begitu juga nasib yang dialami oleh Khalifah Utsman bin Affan ra. yaitu Khalifah yang ketiga. Ketika itu Utsman sedang khusyuk membaca Al-Qur’an di rumahnya. Tiba-tiba ia ditikam dari belakang sampai tewas. Perbuatan itu dilakukan oleh Abdulah bin Sabda, seorang asal yahudi yang berpura-pura masuk Islam. Ia lalu menjadi tukang masak dan memfitnah orang-orang muslim.

Sesungguhnya masih banyak contoh lain yang juga sangat membahayakan jiwa orang-orang muslim. Karena itu orang munafik sangat berbahaya daripada orang kafir. Orang kafir akan dapat dibedakan dan diketahui karena Ia masuk Islam dan menyelinap di barisan agama yang dibawa Rasulullah ini.

Para hadirin rahimakumuloh,
Pertama, jika mereka sedang berkumpul dengan sesama Islam, maka secara spontan mereka menyatakan sebagai muslim. Namun jika mereka berada di tengah-tengah kawannya sesama kafir, maka ia akan mengatakan sebagai orang yang bukan Islam. Ia katakan kepada merka bahwa memeluk Islam hanyalah berpura-pura dan untuk memudahkan dalam mencapai tujuan jahatnya. Dalam surat Al Baqarah ayat 14 diterangkan, “Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang beriman, mereka mengatakan, “Kamu telah beriman.’ Dan bila mereka kembali kepada setan-setan mereka, mereka mengatakan,’Sesungguhnya kami sependirian dengan kalian, kami hanyalah mengolok-olok.”

Kedua, iman yang mereka miliki hanyalah berpura-pura (sebagai kedok) saja, maka orang-orang yang munafik itu mudah sekali berubah pendiriannya, karena terombang-ambing situasi, akibatnya mereka menjadi plin-plan, bahkan kadang-kadang mereka sering dihantui oleh perasaan ragu-ragu dan was-was sehingga ada perubahan sedikit saja nampak sekali kegelisahannya.

Dalam surat Al Hadid ayat 14, Allah menggambarkan tentang orang-orang munafik: Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin). Seraya berkata, “Bukankah dahulu kami bersama-sama kamu? “Mereka menjawab, “Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (Kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah, dan kamu tetap ditipu terhadap Allah oleh (setan) yang amat penipu.”

Orang munafik tidak rela jika melihat kejayaan Islam. Sehingga kalau mereka melihat kebangkitan Islam dan kegairahan umat muslim dalam beragama, maka bertambah sakitlah hatinya. Sehingga ia terus merongrong dan perbuatan buruknya semakin menjadi-jadi. Sebagaimana difirmankan Allah dalam surat Al Baqarah ayat 10 yang artinya, “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambahkan oleh Allah penyakitnya, dan bagi mereka siksa yang pedih sebab mereka dusta.”

Ketiga, menurut Al-Qur’an bahwa orang-orang munafik itu sesungguhnya tidaklah bermutu. Penampilan mereka memang menterang, dan omongannya selalu mengagumkan. Namun ibarat kayu berlubang di tengahnya sehingga tidak mempunyai kekuatan yang teguh sebab tidak memiliki akar. Ciri orang munafik seperti ini digambarkan dalam Al-Qur’an surat Al Munafiqun 4, “Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata, kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka seakan-akan kayu yang disandarkan. Mereka mengirim setiap teriakan yang keras yang ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenar-benarnya), maka waspadalah; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?’

Keempat, orang munafik itu suka pamer dan memperlihatkan kebaikan serat jasa-sajanya. Sehingga sikap itu menjadikan dirinya suka sekali jika dipuji dan disanjung. Allah berfirman, “sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah dan Allah akan membalas tipuan mereka dan apabila mereka berdiri untuk bershalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit,”QS An Nisa 142.

Demikianlah gambaran sifat-sifat munafik. Sekarang, marilah kita mengoreksi diri sendiri. Adakah sifat-sifat itu pada diri kita. Jika kita menemukannya maka secepatnya kita buang jauh-jauh. Sebab sifat itu hanyalah dimiliki oleh orang-orang munafik. Semoga Allah menghindarkan diri kita dari sifat kemunafikan. Amin

Bilahit taufik wal hidayat wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuhu.