Contoh Pidato Formal Tentang Meneguhkan Iman

Ragam jenis contoh pidato akan selalu disajikan secara lengkap hanya di media blog ini, seperti halnya contoh pidato formal tentang meneguhkan iman yang akan kami bagikan berikut dibawah ini, semoga dapat bermanfaat untuk kita semua dan menjadi satu hal yang bernilai positif: Ini dia pidato bahasa indonesia tentang meneguhkan iman

Assalamu’alaikum Wr.Wb

(Silahkan Pilih Mukadimah contoh pidato yang anda sukai)

Bapak-bapak, ibu-ibu dan saudara sekalian yang dirahmati Allah. Alhamdulillah dalam kesempatan ini, kita masih diberi kesehatan sehingga bisa bersilaturahmi dalam acara…..

Para hadirin yang dirahmati Allah,
Kita telah mengaku Islam. Karena itu kita harus beriman kepada Allah. Karena kita telah bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, maka tidak boleh sedikutpun mencoba menyekutukan Allah. Iman harus ada di dalam hati kita. Jika iman terlepas, maka kita akan celaka. Seseorang yang imannya lepas dan ia kebetulan mati, maka matinya menjadi suul khatimah. Naudzubillah. Jadi orang yang meneguhkan iman merupakan syarat mutlak bagi orang yang ingin mencapai khusnul khatimah.

Bapak, Ibu dan saudara sekalian!
Apakah beriman itu hanya berikrar dengan dua kalimat syahadat? Apakah hanya percaya kepada Allah sebagai Tuhan yang maha esa dan tidak menyekutukan-Nya? itu belum cukup. Belum dikatakan beriman jika seseorang enggan menjalankan perintah Allah dan ia masih suka dengan maksiat. Masih suka melanggar larangan-Nya.

Para hadirin rahimakumullah.
Tanda-tanda orang yang beriman adalah taat dan taqwa. Jika disebut nama Allah, maka hatinya menjadi bergetar dan imannya semakin kuat. Nyatanya, bahwa yang sebenar-benarnya dianggap orang beriman adalah mereka yang imannya sempurna. Manakala Asma Allah disebut-sebut maka bergetarlah jiwanya. Jika dibacakan ayat-ayat allah, ditujukan kebesaran-Nya melalui tanda-tanda di alam ini, maka iman di dadanya semakin teguh. Begitu juga mereka rajin mengerjakan shalat dan suka bersedekah dari harta yang dimilikinya. Mereka merasa takut kepada Allah jika mendekati kemaksiatan. Segala urusannya, baik masalah kehidupan dunia maupun kepentingan akhirat, selalu disandarkan kepada Allah.

Para hadirin yang berbahagia!
Kadar keimanan seseorang bisa kuat dan bisa pula lemah. Agar iman kita tetap teguh, maka harus ditopang dengan amal ibadah. sebab amal ibadah itu di samping dapat meneguhkan iman juga dapat mencegah perbuatan maksiat.

Kadar keimanan dapat juga ditingkatkan dengan cara membaca ayat-ayat Allah. Apakah ayat-ayat Allah itu? ayat-ayat Allah itu tidak sebatas Al-Qur’an. Namun selain itu ialah tanda-tanda kebesaran-Nya. Adapun tanda-tanda kebesaran itu adalah bukti yang dapat kita saksikan, berupa cipataan Allah di dunia ini. Membaca ayat-ayat Allah bisa kita lakukan dengan pengamatan dan dengan bertafakur (berpikir). Dengan demikian hilanglah keragu-raguan di hati kita. Lalu timbulah keyakinan yang sungguh-sungguh bahwa Allah itu Maha Kuasa. Rasulullah saw pernah bersabda, “Memikirkan tentang bukti kebesaran Allah sesaat saja, lebih baik daripada ibadah selama tujuh puluh tahun.”

Bapak, Ibu dan saudara sekalian yang saya hormati!
Beriman kepada Allah termasuk pula menerima dan membenarkan adanya firmanNya yang telah sampai ditelinga kita. Setelah menerima dan membenarkan, hendaknya dilanjutkan dengan cara mempelajari atau mengkaji. Jika firman Allah dan hadis-hadis dipelajari, maka tidak ada alasan untuk mengabaikannya. Artinya, kita harus menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, iman kepada Allah juga erat kaitannya dengan berdzikir. Makna dzikir sendiri adalah mengingat Allah, dimana dan kapan saja. Jika kita telah menyatakan beriman kepada Allah tetapi seringkali melupakan Dia, maka belumlah dianggap sempurna iman di dada ini. Orang yang benar-benar beriman ialah mereka yang merasa selalu di awasi oleh Allah dan selalu berdzikir kepadaNya.

Dzikir adalah salah satu dari sekian banyak cara untuk meneguhkan iman. Diterangkan dalam hadis bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Ketahuilah, aku akan mengungkapkan kepadamu tentang amal yang terbaik dan paling bersih di sisi Allah, paling tinggi untuk menaikan kedudukanmu, dan infak emas perak yang terbaik bagimu, serta jihad yang terbaik bagimu.”Sahabat bertanya, “Amalan apakah, ya Rasul?”Rasulullah saw. menjawab, “Yaitu Dzikir kepada Allah.”

Para hadirin yang dirahmati Allah.
Dzikir kepada allah merupakan tingkat derajat tertinggi yang membawahi segala bentuk ibadah. Sebab ibadah hanyalah sebagai sarana untuk mencapai dzikirullah. Sedangkan kedudukan dzikirullah yang sederhana ialah lisannya menyebut Allah dan hatinya mengikuti. sedangkan dzikir yang sudah mencapai tingkat makrifat ialah lisannya tidak mengucapkan tetapi batinnya selalu ingat kepada Allah tanpa putus-putusnya.

Dzikir merupakan bentuk mengingat Allah. Kalau seseorang selalu mengingat Allah berarti ia rindu kepadaNya. Kalau sudah rindu, maka ia akan menjalankan amal ibadah secara ikhlas dan berjuang menghindarkan diri dari dosa. Dengan begitu, maka iman di dadanya menjadi semakin kuat dan teguh. Nabi saw. bersabda, “Akan keluar dari neraka, orang yang di dalam hatinya terdapat iman meskipun hanya sekecil rambut.”

Para Hadirin,
Iman yang sudah kita pegang teguh dan Islam yang kita peluk sebagai agama dan pembimbing ke jalan lurus merupakan suatu hidayah dari Allah. Oleh sebab itu haruslah kedua-duanya itu kita pertahankan agar jangan sampai terlepas. Sebab kalau sampai terlepas, maka akan celaka. Tidak menutup kemungkinan kadar keimanan di dada ini menurun, tetapi jangan terlepas.

Tak sedikit orang yang imannya rontok dan menjadi murtad. Hal ini disebabkan karena dangkalnya Ilmu tentang agama Islam dan malas melakukan amal ibadah. Akibatnya ia terpengaruh dan menjadi keluar dari Islam. Bahkan keimanannya ditinggalkan. Sungguh keadaan seperti ini jangan sampai menimpa diri kita, karena merupakan bencana yang sangat besar. Naudzubillah…
Dalam Al-Qur’an diterangkan:

وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ

فَأُولَٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

وَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Artinya:
Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS: Al-Baqarah Ayat: 217)

Orang murtad ialah yang imannya rontok dan keluar dari agama Islam. Jika ia mati, maka menemui keadaan buruk karena amal kebaikannya tidak diperhitungkan.

Berarti ia tertutup hidayah dari Allah. Orang yang murtad sama dengan melakukan pengkhianatan yang sangat besar. Oleh karenanya ia wajib diberi hukuman yang seberat-beratnya. Murtad dari Islam berarti menginjak-injak prinsip-prinsipnya. Dan hal ini merupakan musuh bagi umat Islam. Karena itu bagi kita seorang muslim, wajiblah memegang teguh akidah dan berjalan pada prinsip-prinsip ajaran Rasulullah saw.

Bapak, Ibu dan saudara sekalian.
Pada kesempatan ini saya akan mencoba menyampaikan kata-kata Al Anbiya Hasan Al Basri. Beliau berkata, bahwa seseorang yang murtad dari Islam pada dasarnya bermaksud menjelek-jelekan Islam dan bergaung dengan golongan yang bersikap memusihi Islam. Cara yang demikian itu ditempuh oleh orang-orang yahudi di awal munculnya dakwah Islam. Dengan cara licik, mereka memasang tipu daya. Pada umumnya mereka berduyun-duyun masuk ke Dien Islam. Setelah itu mereka keluar dari Islam. Mereka mengadakan provokasi agar orang-orang yang belum masuk Islam tidak jadi memasuki Islam. Karena terbukti orang-orang yang masuk islam justru keluar untuk mengikuti ajaran agama lain. Demikianlah siasat orang yahudi dalam memusuhi Islam. Mereka menciptakan kesan negatif terhadap orang-orang yang belum masuk Islam dengan cara yang licik. Mereka sudah sepakat terhadap suatu siasat untuk masuk Islam, kemudian keluar, agar orang lain terpengaruh oleh sikap mereka. Terutama sekali bagi orang-orang yang belum masuk islam.

Para Hadirin Rahimakumullah,
Pada kesempatan ini kiranya perlu untuk saya tambahkan tentang kalimat tahuid. Sebab kalimat tauhid merupakan ikrar iman. Kalimat tauhid itu harus sering-sering kita ucapkan. Setiap mukmin hendaknya sering mengucapkan kalimat tauhid yaitu dua kalimat syahadat. Bacaan itu hendaknya dilakukan di setiap ada kesempatan. Hendaknya pula kita memohon kepada Allah agar iman jangan sampai terlepas. Di samping itu hendaknya pula kita beristiqomah dalam menghindari kemaksiatan. jangan sampai hati kita dirasuki bisikan-bisikan setan yang akan menyesatkan diri kita.

Kalimat tauhid merupakan kunci pembuka surga. Artinya bahwa dengan kalimat tauhid yang diwujudkan dengan prilaku dan amalan taat, maka seseorang akan dapat meraih kehidupan surga. Kalimat Laa Ilaaha Illaalaah tidak cukup hanya diucapkan saja. Tetapi harus diwujudkan dalam kehidupan beramal taat. Karena itu Rasulullah saw. bersabda, “Kunci pembuka surga adalah kalimat Laa Ilaaha Illaallaah.”

Demikian yang bisa saya sampaikan dalam kesempatan ini. Jika ada kesalahan, maka hal itu karena khilaf dan kebodohan ilmu saya. Namun jika dalam materi itu dapat dipetik kebenarannya, maka hal itu semata-mata karena ilmu Allah. Mohon maaf atas segala kekurangannya.

Billahit taufiq wal hidayat, wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuhu.