Contoh Pidato Pada Acara Tasyakuran Naik Jabatan

Naik jabatan di tempat kerja merupakan berkah dan nikmat yang Allah berikan kepada kita, hal tersebut sekaligus menjadi amanah dan titipan kepada kita. Bagi sebagian orang momen tersebut patut untuk di syukuri dengan menggelar acara tasyakuran, contoh pidato naik jabatan berikut ini saya rasa akan cocok untuk anda pergunakan dalam acara tasyakuran tersebut. Adapun untuk contoh pidato hari raya qurban juga telah saya buat sebelumnya, jadi bagi anda yang membutuhkannya! silahkan anda kungjungi halaman artikelnya di media blog ini.

Assalamu’alaikum Wr.Wb

(Pilihlah Muqaddimah Contoh pidato yang anda sukai)

Bapak-bapak serta para hadirin undangan sekalian yang berbahagia!
Tiada sepatah katapun yang pantas untuk kita ucapkan pada resepsi tasyakuran pada malam ini kecuali ucapan tahmid dan tasyakur kehadirat Allah SWT, karena Dialah sumber karunia, sumber keselamatan, dan sumber kebahagian. Dengan demikian Dialah yang berhak untuk mendapat pujian dan sanjungan.

Selanjutnya marilah kita membaca sholawat kepada Nabi besar Muhammad saw, karena beliaulah yang telah membawa ajaran-ajaran islam di tengah-tengah kita, sehingga kita tahu bagaimana caranya mengabdi kepada Allah, tahu mana barang yang haq dan mana barang yang bathil.

Hadirin sekilan yang berbahagia!
Pada malam ini bapak Marzuki telah menghadirkan bapak-bapak serta para hadirin sekalian adalah dalam rangka acara tasyakuran karena bapak Marzuki merasa telah diberi nikmat oleh Allah SWT. berupa kenaikan pangkat, yang asalanya menjadi ……………………………………………………. sekarang menjadi ……………….. Maka berkenaan dengan nikmat kenaikan pangkat itu Bapak Marzuki sekeluarga menghadirkan para bapak sekalian adalah untuk memohon do’a restu agar ni’mat yang diterimanya itu ni’mat yang membawa barokah, membawa manfaat bagi dirinya dan keluarganya, sekaligus ni’mat yang dapat mendekatkan diri kehadirat Allah.

Untuk itu kami atas nama keluarga dari Bapak Marzuki yang mempunyai hajat pada malam ini mengucapkan ribuan terima kasih atas kehadiran para bapak sekalian yang menyempatkan hadir untuk memenuhi undangannya. Semoga amal usaha bapak sekalian diterima oleh Allah SWT.
Dan juga kami atas nama mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila disana-sini banyak kekurangan dan kekhilafannya, baik dari cara penerimaan para tamu, penyediaan tempat, hidangan dan lain sebagainya. Karena memang demikianlah kekuatan dan keterbatasan pihak keluarga.

Hadirin sekalian yang berbahagia!
Pada dasarnya ni’mat itu tidak hanya berupa berlimpahnya kekayaan materi, bertumpuk-tumpuk emas dan segala perhiasan. Tapi kenaikan pangkat itu juga merupakan ni’mat sekaligus amanat bagi yang menerimanya. Dengan diberikannya ni’mat itu seorang hamba dapat menjadi hamba yang bersukur atau hamba yang kufur. Tergantung dari cara kita menanggapinya. Sebagai contoh, Nabi Sulaiman ketika mendapat ni’mat dari Allah beliau berkata:

“HAADZAA MIN FADL-LII ROBBII LIYABLUWANIIA-ASYKURU AM AKFURU”


Artinya:
“Ini adalah keutamaanya dari Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku (dengan datangnya ni’mat itu) bisa bersyukur atau kufur”


Itulah sikap Nabi Sulaiman ketika mendapat ni’mat apa saja dari Allah, dan hendaknya demikianlah sikap kita dalam menerima ni’mat dari Allah SWT. Sekalipun ni’mat itu berupa sobekan kain.

Hadirin sekalian yang berbahagia!
Usman bin Sulaiman menceritakan bahwa ada seorang laki-laki yang dilapangkan usahanya sehingga mempunyai kekayaan yang banyak. Namun tidak berapa lama kemudian harta yang dimilikinya itu habis. Meskipun demikian ia tetap bersyukur kepada Allah dan senantiasa mengucapkan Alhamdulliah. Pada akhirnya, ia hanya memiliki sebuah tikar saja. Ia pun tetap bersyukur kepada Allah seraya mengucapkan Alhamdullilah. Ketika ditanya mengapa ia senantiasa mengucapkan Alhamdulillah, dan bersyukur kepada-Nya, ia pun menjawab: Saya bersyukur atas pemberian-Nya yang tidak mungkin saya berikan kepada orang lain. Pemberian apakah itu? kembali pertanyaan yang diajukan kepadanya. Lihatlah penglihatanmu, lidahmu, tangan dan kakimu, jawabnya.

Dengan memperhatikan kisah di atas bahwa ni’mat yang Allah berikan kepada kita itu banyak sekali, dan tidak hanya berupa kekayaan materi saja, akan tetapi darah yang mengalir, keringat yang keluar dari badanmu, buang air besar atau air kecil itu juga merupakan ni’mat dari Allah SWT. Oleh karena itu memang benar pernyataan Allah, bahwa ni’mat Allah itu seandainya kamu hitung dengan jari tangan, tentu kamu tidak bisa menghitungnya, lantaran saking banyaknya.

Demikianlah sepatah dua kata yang dapat kami sampaikan pada kesempatan ini, mudah-mudahan ada guna dan manfaatnya bagi kita semua khususnya bagi diri pribadi saya sendiri.
Dan marilah kita berdo’a kepada Allah dengan harapan agar ni’mat yang diberikan kita khususnya bapak shohibul hajat tetap langgeng dan berbarokah.

“ROBBI AUZI’NII AN ASYKURO NI’MATAKAL LATII AN’AMTA ‘ALAYYA WA-‘ALAA WAALIDAYYA WA-AN A’MALASHOOLIHAN TARDLOOHU WA-ADKHILNII BIROHMATIKA FII’IBADIKASH SHOOLIHIINA”.
Artinya:
Ya Allah ya Tuhanku, berilah aku ilham agar aku dapat bersyukur terhadap ni’mat-Mu yang engkau anugrahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku. Dan aku akan berbuat baik sesuai dengan keridhoan-Mu. Masukanlah aku kedalam hamba-Mu yang mendapat rahmat dan kedalam golongan hamba-Mu yang sholeh”.

“ALLOOHUMMA A-‘INNII ‘ALAA DZIKRIKA WASYUKAI-KA WAHUSNI ‘IBAADATIKA”
Artinya:
“Ya Allah ya Tuhan kami, berilah kekuatan supaya aku dapat mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan di dalam beribadah yang baik”.

“ROBBANAA AATINAA FID DUNYAA HASANATAN WAFIL AAKHIROTI HASANATAN WAQINAA ‘ADZAABAN NAARI”
Artinya:
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka”.

“WAL HAMDULILLAAHI ROBBIL ‘AALAMIIN”
Artinya:
“Dan segala puji hanya milik Tuhan seru sekalian alam”.

Terima kasih atas segala perhatiannya dan mohon maaf atas segala kekurangan dan kekhilafannya.
Akhirul kalam, IHDINASH SHIROOTHOL MUSTAQIIM, WABILLAAHIT TAUFIQ WALHIDAYAT WASSALAMU’ALAIKUM WAROHMATULLLOOHI WABAROKAATUHU.