Contoh Pidato Pada Peringatan Hari Asyura (10 Muharram)

Hari Asyura 10 Muharram adalah hari bersejarah bagi umat Islam dan masuk kedalam daftar Peringatan Hari Besar Islam di Indonesia. Hari tersebut dikenal juga dengan sejarah syahidnya Husain bin Ali yaitu cucu dari Nabi Besar Muhammad saw. Berikut ini telah saya siapkan Contoh Pidato Hari Asyura melanjutkan tulisan sebelumnya yaitu contoh pidato maulid Nabi Muhammad saw.

Assalamu’alaikum Wr.Wb

(Pilih Muqaddimah Pidato yang anda sukai)

Bapak-bapak, Ibu-ibu serta para hadirin sekalian yang berbahagia!
Pada malam yang penuh dengan suasana kebahagiaan ini marilah kita mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT. karena Dialah sumber karunia, sumber keselamatan dan sumber kebahagiaan.

Selanjutnya semoga kesejahteraan dan keselamatan tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad saw. karena dari beliaulah kita semua dapat mengetahui ajaran-ajaran Islam, sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, yang pada akhirnya kita menjadi orang muttaqin.

Hadirin sekalian yang berbahagia!
Kita semua pada saat ini telah berada di bulan Muharram tanggal 10. Pada tanggal 10 muharram ini biasa disebut dengan sebutan “ASYURO” yang kemudian dikenal dalam bahasa jawa dengan sebutan bulan SURO. Pada bulan Muharram dihari yang kesepuluh itu Tuhan telah menjadikan sejarah kebangkitan dan kejatuhan/kebinasaan dari abad ke abad untuk menjadi i’tibar atau pelajaran dari umat-umat yang datang kemudian (Umat Nabi Muhammad), sekaligus di hari kesepuluh dari bulan Muharram itu sebagai seleksi yang memisahkan antara orang-orang yang beriman dengan orang-orang yang ingkar. Hal ini telah ditegaskan secara umum oleh Al-Qur’an dalam surat Al Imran ayat 140:

إِنْ يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِثْلُهُ

وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ

الَّذِينَ آمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ وَاللَّهُ لَا

يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

Artinya:
Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada´. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim, (QS: Ali Imran Ayat: 140).

Dan kita sebagai umat belakangan ini telah diberitahukan oleh Allah melalui Al-Qur’an bahwa para Nabi terdahulu mendapat kemenangan sekaligus pertolongan dari Tuhan sesudah mereka itu berjuang sekuat tenaga dalam menegakan kalimatullah dimuka bumi, hal itu terjadi pada bulan Muharram dihari yang kesepuluh, misalnya kemenangan Nabi Musa dalam menghadapi keangkara murkaan Raja Fir-aun, kemenangan Nabi terhadap kaumnya yang ingkar, kemenangan Nabi Ibrahim terhadap Raja Namrudz, kemenangan Nabi Yunus dan lain sebagainya.

Dengan demikian kita dalam memperingati 10 Muharram ini tujuan pokok adalah memetik nilai-nilai rohaniah dari kejadian-kejadian tersebut yang terjadi pada masa-masa silam, sekaligus menjadikan hari ini (10 Muharram) sebagai hari peningkatan amal ibadah. Misalnya dengan berpuasa sunat pada hari “Asyura”. Sebagaimana dijelaskan oleh Rasulalloh:

“SHOUMU YAUMI AASYUROO-A YUKAFFIRU SANATAN MAADLIYATAN”
Artinya:
“Puasa pada hari Asyura itu menghapus dosa pada setahun yang lampau” (Hadist riwayat muslim)

Selain kita berpuasa pada hari Asyura sebagai peningkatan amal ibadat, kita dianjurkan untuk menyantuni para fakir miskin, orang-orang yang terlantar, kaum kerabat yang membutuhkan uluran tangan dan lain sebagainya. Hal itu telah dijelaskan dalam sebuah hadist Rasulullah yang berbunyi:

“MAN AUSA’A ‘ALAA ‘IYAALIHI WA-AHLIHI YAUMA ‘AASYUROO-A AUSA ‘ALLOOHU ILAIHI SAA-IRO SANATIN”
Artinya:
“Barang siapa yang melapangkan (memberi kelonggaran) kepada keluarganya dan ahlinya pada hari ‘Asyura’, maka Tuhan akan memberikan kelapangan pula kepadanya dalam periode tahun yang bersangkutan”. (Hadist riwayat Baihaqie)

Dengan memperhatikan keterangan-keterangan hadist tersebut di atas jelaslah bahwa di dalam memperingati hari ‘Asyura’ atau 10 Muharram itu kita dituntut untuk memetik nilai-nilai rohaniah, memetik hikmahnya yaitu dengan meningkatkan amal ibadah.

Demikian pidato sambutan dari kami, ada kurang lebihnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Terima kasih atas segala kekurangannya mohon maaf atas segala kekhilafannya. 


USHIIKUM WANAFSII WA-IYYAAYA BITAQWALLOOHI, WASSALAMU’ALAIKUM WAROHMATULLOOHI WABAROKAATUHU.